Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha AKbar episode 147 by Meysha Lestari

Sinopsis Jodha AKbar episode 147 by Meysha Lestari. Jodha berkata, "kau memanggil benazir agar bisa mengacuhkan aku.." Jalal menatap Jodha sambil membatin, "ya tuhan, bagaimana ratu Jodha bisa membaca pikiranku?" Lalu Jalal tersenyum dan menyangkal, "itu tidak benar, ratu Jodha. Aku benar-benar ingin bicara dengan benazir, ada yang harus ku lakukan dengannya.." Jodha menyidnir, "semalam kau juga melakukan sesutu dengannya.." Jalal menyangkah Jodha melihat dirinya mendorong benazir. jalal beprikir, "bagaimana ratu Jodha tahu kalau aku tidak menyentuh Benazir?"

Jalal menenaykan keperluan Jodha. Jodha membeirtahu jalal tentang keinginan Mirza untuk menikahi Shivani. Bahwa dirinya tidak keberatan dan telah memgirim surat pada ayahnya. Jalal merasa heran karena Jodha sangat membenci dirinya tapi kini malah menerima hubungan antara Benazir dan Mirza hakim. Jodah menjelaskan kalau Mirza berbeda, dia penyayang, baik hati, dan perasa. Jalal terlihat bangga dan menyela, "aku juga punya kalitas itu.." Jodha menambahkan, "..dan menghargai wanita. Tidak seperi orang lain yang selalu pergi ke kamar wanita dan menghabiskan waktu bersama. Mirza sangat peduli dan penuh kasih.." Jalal bertanya, "apa kau tidak melihat kualitas itu pada yang lain?" Jodha tersenyum tapi cepat-cepat menyahut, "tidak.." lalu dia beranjak pergi. Tapi Jalal memegangi tanganya.

Jalal memperingatkan Jodha kalau dia tidak boleh pergi sebelum dirinya mengizinkan. Jalal memberitahu Jodha kalau semua Mughal punya sifat yang sama, hanya cara mengungkapkannya yang berbeda. Jodha mencibir, "ya, kau ini Raja, kau hanay perlu memanggil mereka dan mereka akan berlutut di kakimu.." lalu Benazir datang. Benazir memberi salam. Jdiha mendapat kesmeptan untuk membuktikan ucapannya, "seperti orang dekatmu yang istimewa ini, sekali panggil dai langsung datang padamu, sekarang izinkan aku pergi.." tanpa menunggu sahutan Jalal, Jodha bergegas pergi.

Benazir memijat pundak jalal. Jalal bicara tentang insiden malam itu dan menjelaskan padanya kalau dia tak sadar dengan apa yang di lakukan karena dirinya sangat mabuk. Benazir tidak merasa kecil hati dengan perlakuan Jalal dan Jalal berhak memperlakukannya dirinya sesukanya, karena diamiliknya. Jalal setuju, "baiklah kalau begitu, kau boleh pergi." Sambil melangkah pergi, Benazir membatin, "..dia memanggilku untuk membuat ratu Jodha cemburu.."  Jalal merasa senang dengan berita yang di bawa Jodha, tentang pertunangan Mirza dan Shivani karena bisa mempererat hubungan Mughal dan rajvanshi.

Sharif mendapat informasi dari prajurit setianya kalau Abul mali ada di Agra. Sharif senang karena pekerjaanya menjadi mudah. Abul mali akam mernaklukan AGra dan membunuh jalal dan rati Jodha akan menjadi milik Sharif. 

Benazir bertemu Abul mali di keramaian. Abul mali bertanay mengapa benazir belum menyelesaikan tugasnya, padahal biasanya dia menyelesaikan tugas denan cepat. Benazir membeirtahu Abul mali kalau dirinya kseulitan mendekati jalal, "mungkin itu berkat doa Ratu Ruqayahdan Ratu Jodha.." Abuyl Mali mengingatkan Benazir kalau dia harus segera menbunuh Jalal agar Abul mali bisa merebut tahta dan Benazir menjadi ratu India. Benazir setuju dan bergegas pergi sebelum ada yang mencurigainya.

Setelah menerima surat Jodha, Keluarga Amer bergegas berangkat ke Agra untuk mengatakan keputusannya. Bharmal dan mainawati disambut jalal di dewan Khas. Mereka memberitahu Jalal kalau mereka setuju dengan hubungan Shivani dan Mirza dan tidak keberatan sama sekali. Jalal dan Hamida gembira. Maham Anga mengerutkan kening dengan cemas. Dalam hati dia membatin, " 1 saja sulit di tanggulangi, kini datang 1 lagi.."

Shivani memikirkan rencanya untuk bertemu Tejwan di Agra. Shivani berharap rencananya berhasil dan Tej mau membawa dirinya pergi. Jodha datang membeirtahu Shivani kalau Bharmal dan keluarga ada di AGra. Shiv merasa heran.  Jodha memberitahu kalau Bharmal datang untuk menjalin hubungan dengan Mirza. Shivani memuji Mirza di depan Jodha, bahwa Mirza baik dan sopan dan yakin kalau siapapun yang menjadi istrinya pasti akan bahagia. Jodha senang mendengarnya. lalu Jodha memberitau Shivani kalau Bharmal menyetujui hubungan antara SHivani dan Mirza hakim. Shivani kaget, tapi mencoba untuk tersenyum.

Di pintu gerbang benteng Agra, setiap orang yang hendak masuk istana di data. Tejwan adalah salah satu dari orang-orang itu. Penjaga menanyakan nama tejwan dan Asalnya. Penjaga tidak memberi izin masuk untuk Tejwan, karena dai orang baru. Sementara untuk masuk ke istana, harus ada rekomendasi dari orang dalam. paman Tejwan memberikan rekomendasi dengan mengatakan kalau tejwan adalah pemahat ulung. lalu tejwan di izinkan masuk benteng Agra.

Shivani sedang mengemas pakaiannya ketika Tejwan muncul di kamarnya. Shivani kaget dan mengingatkan Tejwan kalau menemuinya di istana sangat beresiko. Tejwan tidak perduli, demi Shivani dia rela melakukan apapun, apalagi dirinya telah berjanji. Tiba-tiba terdengar suara Jodha memanggil SHivani. Shivani menyuruh tej tetap sembunyi, sementara dirinya menemui Jodha.

Jodha memberikan kalung pemberian Menawati saat menikah dulu pada Shivani. SHivani meras heran, "kenapa kau memberikannya padaku? ini milikmu.." Jodha berkata kalau itu karena Dirinya bukan hanya menjadi kakak Shivani tapi juga kakak iparnya karena Shivani akan menikah dengan Mirza hakim. Tejwan kaget mednengarnya. Tiba-tiba sudut mata Jodha menangkap gerakan di balik kelambu dan merasa kalau ada seseorang disana. Shivani cemas. Jodha pergi untuk memeriksa, tapi Tejwan sudah tidak ada. Shivani lega. lalu Jodha menyerahkan kalung itu ke tangan SHivani. Pelayan datang memberitahu Jodha kalau jalal memanggil. Jodha bergegas pergi.

Shivani kebingungan. Tejwan muncul dan bertanya tentang pertunangan Shiv dan Mirza. Shivani menjelaskan kalau dia di paksa bertunangan dengan Mirza. Tejwan bertany aapakah Shiv belum memberitahu keluargany? Shiv belum menemukan kesempatan yang bagus. Tejwan bertanya pendapat Shiv. Shiv berkata kalau dirinya hanya mencintai tejwan saja. Shiv menyuruh Tejwan cepat pergi, takut kalau tertangkap.

Jalal ingin bicara tentang Shivani dan Mirza. Jalal ingin tahu pendapat Shivani tentang hubungan itu. Jodah memeritahu Jalal kalau SHivani siap dan ayahnya juga setuju, "Shivani tidak akan menolak.." jalal memberitahu Jodha kalau dalam tradisi Mughal, mereka harus bertanya pendapat pengantin perempuan sebelum nikah, "aku ingin tahu apakah dai siap untuk menikah? Apakah dai menyukai Mirza hakim?" Jodha meyakinkan Jalal kalau Shiv pasti menyukai Mirza karena Mirza sangat mencintai Shiv. Jalal tidak membantah lagi, dia menyuruh Jodha menyiapkan ritual sesuai tradisi Jodha. Johda menolak, "karena pernikahannya terjadi di sini, maka ritualnya sesuai dengan tradisi kalian.." Jalal merasa heran, "lalu kenapa pernikahan kita di lakukan berdasarkan ritual hindu?" Jodha menjawab, "karena aku tidak ingin menikahimu. Aku dulu membencimu.." Jalal menjawa dengan ketus, "aku juga tidak tertarik untuk menikahimu, ayahmu yang mengusulkan itu. Akju tidak ingin Shivani mengalami hal yang sama seperti kita.." Jodha berkata kalau situasinya sangat sulit dan pengantinnya prianya berbeda dengan Jalal, "dia lebih baik darimu.." Setelah berkata begitu, Jodha bergegas pergi.

Shivani mengirim Surat pada Tejwan. Dia berkata kalau dirnya mencintai Tejwan dan mereka tak punya  pilihan lain selain kawin lari. Shivani berencana bertemu tej di mandir.  Maham melihat SHivani menulis surat dan merasa heran karena semua keluarga Amer ada di sini, tapi Shivani menulis surat. Maham memata-matai Shivani. Moti datang untuk memberitahu Shivani kalau Jodah memanggilnya. Sebelum pergi, Shivani menyimpan surat yang barus di tulisnya di dalam peti dan menyimpannya. Maham melihat itu. begitu SHivani pergi, Maham mengambil surat itu dan membacanya. Dia sangat gembira mengetahui isi surat itu.. SInopsis Jodha episode 148 
Bagikan :
Back To Top