Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 206 Karena Jalal Pindah Tidur by Meysha Lestari

Sinopsis Jodha Akbar episode 206 'JALAL PINDAH TIDUR' by May Zulaikha. Ruqayah sedang mandi dengan di kelilingi pelayan yang memandikannya. Ada juga beberapa ratu yang hadir untuk sekedar berbincang-bincang dengan Ruqayah.

Wajah Ruqayah terlihat Sumringah dan bahagia. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Para pelayan  dan Ratu memuji penampilan Ruqayah hari itu. Mereka berkata kalau mereka tahu semalam menghabiskan waktu bersama Ruqayah. Mereka ingin tahu ceritanya.


Dengan bangga Ruqayah memberitahu mereka kalau semalam adalah malam yang bahagia untuk dirinya karena dia dan Jalal bersenang-senang bersama. Bermain chausar dan gobrol bersama. Lalu pagi-pagi sekali Jalal sudah kembali ke kamarnya. Ruqayah ingin berencana memamerkan kejadian semalam pada Jodha.

"Aku yakin, Ratu Jodha pasti kesal kalau tahu apa yang terjadi semalam. Aku tak sabar ingin memberitahu dia." Pelayan dan ratu yang lain saling pandang.

***

Di kamar jodha...

Jodha sedang melakukan arti. Dia menyebarkan asap diya keseluruh ruangan. Termasuk ke tempat tidur di mana Jalal terlihat sedang tidur nyenyak. 

Moti datang menyapa Jodha. "Selamat pagi, Jodha.."

Jodha memberi isyarat agar Moti tidak berisik sambil melirik kearah tempat tidur.  

Moti kaget dan gembira. "Yang Mulia? ada di sini? Tuhan memberkatimu, Jodha," ucap Moti sambil melakukan arti.

"Dia sedang tertidur. karena kelelahan? Heemmm. aku tahu, dia pasti bersama dirimu, semalam."

Jodha tersipu. Moti tertawa. "Baiklah, aku pergi. AKu tak mau mengganggu dirimu."

"Tunggu moti, Mau kemana kau? Jangan kau sebarkan gosip bahwa yang mulia di sini."

Moti mengangguk. Lalu Jodha mengizinkan moti pergi. Jodha mengembalikan diya ke altar sembahyang.

Terdengar suara Ruqayah yang renyah menyapa Jodha, "Ratu Jodha apa kabarmu? Bukankah ini pagi yang indah?"

Jodha mengiyakan. "Iya, Ratu Ruqayah. Salam."

Tanpa basa basi Ruqayah menebak kalau semalam Jodha pasti tak bisa tidur nyenyak. Karena menyesal telah menyerahkan tugas sebagai pemimpin harem agar bisa menghabiskan waktu dengan Jalal. Jodha terlihat binggung.

Ruqayah tertawa. "Tapi kau tidak beruntung. Kau sudah kehilangan kekuasaan, juga kehilangan yang Mulia. Semalam yang mulia bersamaku. Ku pikir kau harus tahu itu. Semalam sungguh indah. Sekarang kau mengerti kan? kalau yang mulia itu mencintai aku dan akan selalu mencintai aku. Dan semua waktunya menjadi milik.."

Di detik terakhir saat akan mengakhiri kalimatnya, mata Ruqayah tertumbuk ke arah tempat tidur. Di mana Jalal sedang terbaring nyenyak. Ruqayah terperanjat kaget dan tak percaya. Dia menatap Jalal dan Jodha bergantian. Jodha tak tahu harus berkata apa. lalu dengan kesal dan malu dan tanpa berkata apa-apa dia bergegas pergi meninggalkan kamar Jodha. Diikuti tatapan cemas Jodha.

Baru saja Ruqayah pergi, Jalal terbangun. Dia memanggil Ratu Ruqayah dan mengeluh kalau kepalanya sakit dan minta tirainya di tutup. 

Jodha mendekat sambil memgulurkan segelas air. Jalal mengucapkan terima kasih. Tapi begitu melihat yang mengulurkan gelas Jodha, Jalal tersentak kaget.

"Ratu Jodha? Apakah aku bermimpi?" tanya Jalal. Jodha terlihat jenggah. "Ratu Jodha, apa yang kau lakukan di kamar ratu Ruqayah?"

Jodha menjawab, "Anda tidak bermimpi dan ini bukan kamar ratu Ruqayah. Kau berada di kamarku semalaman."

Jala menatap sekeliling dan bergegas bangkit sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Dia melihat patung Krishna dan bertanya pada Jodha, "kenapa kau membawa aku ke kamarmu?"

"Aku tidak membawamu, yang mulia. Kau sendiri yang datang kemari. Kau minum terlalu banyak semalam. Jadi..."

Jalal bergegas turun dari tempat tidur dengan badan sedikit terhuun-huyun. Jodha meletakkan gelas di tanganya dan mendekati Jalal.

"Yang Mulia, semalam kau kemari untuk menanyakan sesuatu. Apakah itu?"

Jalal menatap Jodha dengan was-was. "Apa yang aku katakan padamu semalam, ratu Jodha?"

"Kau bilang padaku, kalau kau tidak suka dengan apa yang aku lakukan padamu."

"Lalu...." 

"Lalu kau tertidur sebelum berkata apapun," jelas Jodha.

Jalal menarik nafas lega. Lalu Jalal berpamitan. "Ratu Jodha, aku akan pergi ke kamarku..."

Jpodha menahannya, "Tunggu yang mulia!"

Jalal menghentikan langkahnya. Jodha berkata, "kau tanya sesuatu padaku semalam. AKu mau tahu apa itu."

Jalal terlihat ragu. Dia bingung antara bertanya pada Jodha tentang pertemuannya dengan orang asing atau tidak. Jalal takut kalau Jodha tak mau jujur padanya.

"Katakan padaku, yang mulia..." pinta Jodha.

Jalal mengelak, "aku sedang tak sadarkan diri semalam. Aku tak tahu apa yang aku ucapkan.

Lalu Jalal mendekati Jodha. Berdiri tepat di depannya. Jodha tak menghindar ataupun bergeser. Dia tetap berdiri di tempatnya semula. Keduanya saling bertatapan. Jalal mencondongkan tubuhnya kearah Jodha. Jodha tetap tak bergeming. Tubuh keduanya begitu dekat. 

Tangan Jalal terulur kearah meja, mengambil gelas berisi air yang di letakan Jodha di situ. Lalu meminumnya dengan sekali teguk. Jodha tertegun menatap Jalal.

Setelah meletakkan gelas yang sudah kosong ke meja, Jalal melangkah pergi di ikuti tatapan Jodha.

***

Jalal sedang berendam di tempat mandinya yang mewah dengan di temani pelayan ketika Ruqayah datang.

"Yang Mulia..." panggil Ruq.

Tanpa di perintah para pelayan segera pergi untuk memberi keduanya privacy.

Tanpa menoleh Jalal berkata, "aku senang kau datang menemui aku, ratu Ruqayah. Kau memandikan aku lebih baik daripada pelayan. Setelah itu, pilih pakaian yang aku akan pakai hari ini."

Ruqayah mendekati Jalal dan duduk di tepi bak mandi sambil bertanya, "kenapa aku harus lakukan itu, yang mulia? Tak bisakah ratu Jodha melakukan itu untuk mu?"

Jalal balik bertanya, "kenapa kau ingin ratu Jodha yang melakukan itu?"

Ruqayah langsung meluahkan isi hatinya, "jangan membodohi aku, Jalal. Kau bilang semalam kau tak mau bicara tentang ratu Jodha. Tapi kemudian kau pergi ke kamarnya."

"Hanya karena aku pergi ke kamarnya saat aku tidak sadar, bukan bberarti dia penting bagiku. Pelayan sudah pergi. Kalau kau tak mau memandikan aku, kau juga boleh pergi!"

Langsung luluh kekerasan hati Ruq mendengar ucapan Jalal. 

"Baiklah, Jalal," ucap Ruq sambil memandikan Jalal.

Jalal heran kenapa Ruq selalu marah dengan ratu Jodha. Ruq menjawab karena dia merasa kalau Jalal menganggap ratu Jodha penting. Jalal memberitahu Ruq kalau dia pergi menemui Jodha untuk menanyakan sesuatu.  Lalu Ruq meminta pada Jalal agar tidak lagi membicarakan tentang Jodha. Karena itu hanya akan menyakiti hati keduanya.

***

Moti memberitahu Jodha kalau Hoshiyar sedang menangis tapi tak mau memberitahu alasannya. Jodha segera menemui Hoshiyar dan bertanya mengapa dia menangis, apa yang membuatnya sedih?

Hoshiyar memberitahu Jodha kalau hari ini hari ulang tahunnya dan dia sangat merindukan ibunya. Mendengar Hoshiyar ulang tahu, Jodha mengusulkan agar mereka merayakannya. Tapi Hoshiyar menolak. "kenapa aku harus merayakan hari sial itu, ratu Jodha?"

Menurut Hoshiyar, bagi seorang kasim seperti dia hari kelahiran adalah hari sial, karena mereka terlahir bukan sebaagai laki-laki ataupun perempuan. Dia hidup dari belas kasihan tapi tidak bisa memprotes tuhan.

Jodha melarang Hoshiyar mengutuk hari lahirnya. Karena terlahir sebagai manusia adalah sebuah keberuntungan. Jodha tidak mau Hoshiyar merasa sedih dan menganggap dirinya tidak berharga. Lalu Jodha melepas gelang di tanganya dan memberikannya pada Hoshiyar sebagai hadiah ulang tahun. Jodha meminta Hozhiyar berhenti menangis dan tidak bersedih di hari ulang tahunnya.

***

Ruqayah sedang marah-marah karena pembukuan harem yang menurutnya besar pasak daripada tiang. Maham menyalahkan ratu Jodha atas hal itu. Ketika mereka sedang membicarakan Jodha, pelayan memberitahu kalau Jodha datang. 

Ruqayah berguman, "kita sedang membicarakan iblis, iblispun datang.."

Jodha memberi salam pada Ruq dan Maham. Ruq bertanya keperluan Jodha. Jodha ingin meminta izin kepada Ruq sebagai kepala untuk merayakan ulang tahu Hoshiyar. Maham dan Ruq saling pandang lalu tertawa geli. 

"Hoshiyar? Hoshiyar yang dulu bekerja padaku dan sekarang bekerja untuk mu?" 

Jodha mengiyakan. Ruq menyusuh Jodha berpikir dulu sebelum bicara. Karena di harem ada banyak urusan, tapi Jodha malah tertarik untuk merayakan ulang tahu seorang kasim. Ruq bilang kalau mereka tidak punya dana lagi karena Jodha sudah membelanjakan semua anggaran harem.

Jodha berkata kalau dia yang akan mengeluarkan dananya dan mengatur acaranya. Tapi Ruq dengan tegas menolak. Dia tak mengizinkan Jodha merayakan ulang tahun Hoshiyar. Maham setuju dengan Ruqayah. Jika ada yang mendengar rencana Jodha mereka pasti akan menertawakannya. Ruq yakin jika Jodha pergi ke Jalal, Jalal pun tidak akan mengizinkannya. Jodha menyerah. Dia bilang akan pergi menemui Jalal sendiri dan meminta izin. Begitu Jodha pergi, Ruq tergelak.

Maham bertanya, "kenapa Anda tertawa ratu Ruqayah?"

Ruqayah memberitahu Maham kalau Jalal sedang marah pada Jodha. Karena Jodha diam-diam Jodha menemui orang asing dan tidak memberitahu Jalal. Maha pura-pura kaget. Ruqayah memberitahu Maham semuanya.

Ruq memberitahu maham kalau kepercayaan Jalal pada Jodha sudah pudar. Dan Ruq akan semakin berupaya agar jalal membenci Jodha sehingga keduanya berpisah. Maham terlihat tertarik dengan rencana Ruq. Dan mendukung rencana Ruq.

***

Dilawar Khan alisa Sujamal keluar dari kediaman bakshi dengan membawa lukisan Jodha. Di jalan dia berpapasan dengan Sharifuddin. Sharifuddin bertanya mengapa Dilawar di luar dan tidak menjaga Bakshi?

Dilawar memberitahu Sharif kalau Bakshi Bano menyuruhnya mengantarkan lukisan pada Jodha. Sharifuddin membuka kain yang menutupi lukisan itu. Tersingkaplah lukisan ratu Jodha yang sangat indah. Sahrif kaget dan marah. DIlawar mengamati raut wajah Sharif.

Sharif menyuruh Dilawar menyimpan kembali lukisan itu di kamarnya. DIlawar erkata kalau dirinya diperintah untuk mengantarkan lukisan itu pada Jodha, Sharif membentak Dilawar karena tidak menuruti perintahnya.

Jalal datang dan bertanya mengapa sharif berteriak? Jalal melihaat lukisan Jodha dan mengamatinya dengan wajah sedih. Sharif memberitahu Jalal kalau Bakshi membuat lukisan Jodha. Sharif menguusulkan agar lukisan itu di berikan pada Jalal saja. Dilawar binggung dengan perubahan sikap Sharif yang semula ingin menyimpan lukisan itu, tapi kini malah menyuruhnya membawanya ke kamar Jalal.

"Pergi, simpan lukisan itu di kamar yang mulia," perintah sharif pada Dilawar. Dilawar menurut. Dia hendak pergi ketika mendengar Jalal bertanya pada Sharif tentang kabar Sujamal. Sharif mengaku ekum mendapat kabar apa-apa. Tapi dia berjanji akan menangkap Sujamal segera.

Melihat Dilawar menguping pembicaraannya dengan Jalal, Sharifudin memarahinya dan menyuruhnya segera pergi ke menaruh lukisan Jodha di kamar Jalal.  Dialwar minta maaf karena dia tdiak tahu kamar Jalal yang mana. Jalal menyuruh Dilawar bertanya pada pelayan lain dan menyuruhnya pergi.

***

Jalal sedang menatap lukisan Jodha dari Sharifuddin ketika pelayan memberitahu kalau Jodha ingin bertemu Jalal. 

Jalal belingsatan binggung. Dia bergegas menutup lukisan itu dengan sehelai kain dan menyuruh pelayan mengizinkan Jodha masuk.

Jodha memberi salam pada Jalal. Tapi Jalal memasang wajah dingin dan tidak menjawab salam Jodha.

"Ada apa ratu Jodha? apa yang membuatmu kemari?" tanya Jalal tanpa menoleh.

Jodha berkata kalau dia ingin meminta izin karena Ruqyah tak memberi izin. Jalal bilang kalau dirinya sibuk, dan harem adalah urusan Ruq. Jodha hendak berbalik pergi dan datang lain kali. Tapi jalal mencegah. 

"Kau sudah ada di sini, katakan saja apa yang kau inginkan."

Jodha memberitahu Jalal niatnya untuk mengadakan pesta ulang tahun untuk Hoshiyar. 

"Ratu Jodha, pernahkan kau melihat kasim merayakan ulang tahun?"

"Tidak pernah , yang mulia, tapi aku ingin...."

"Tidak...yidak, ratu Jodha! Jika ratu Ruqayah tak memberi ijin, kau seharusnya tak kemari untuk meminta izin," ucap Jalal dengan nada kesal.

Jodha memberi alasa, "tapi yang mulia, jika perayaan itu membuat Hoshiya senang...."

Jalal membentak Jodha, "Tidakkah kau dengan aku, ratu Jodha? Apa kau pikir aku akan merubah keputusanku jika kau meminta lagi? Apakah kau merasa punya hak untuk menentang keputusanku? Kau harus menerima keputusanku! titik!"

Lalu Jalal mengusir Jodha dengan alasan sibuk. Jodha shock mendengar kemarahan Jalal. Jalal keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. Jodha pun ikut keluar. Keduanya berjalan kearah yang berlawanan...

Terdengar suara Roh Jodha dan Roh Jalal dari Musoleum membicarakan kejadian hari itu.

Kata Jodha, "saat itu, kita sudah semakin terpisah setiap harinya. Aku tak bisa memberitahu apapun padamu. Dan nkau salah paham padaku."

Kata Jalal, "aku sudah marah karena kau berohong padaku. tapi aku memarahi mu karena alasan lain. AKu tak mau kehilangan ketenanganku tapi keadaan memaksa. AKu tak kuasa menahan emosiku. Tapi kau juga tidak mengaatakan kebenarannya padaku."

Kata Jodha, "aku punya alasan sembunyikan kebenaran darimu, yang mulia."

Kata jalal, "ratu Jodha, aku tak bermaksud menyakkitimu. Keadaan yang sduah menciptakan kesalahpahan diantara kita. Dan kita berdau tak berdaya menghadapi itu semua..."

Kata Jodha, "tapi aku selalu punya kepercayaan padamu, yang mulia.

NEXT: Sinopsis Jodha AKbar episode 207

Bagikan :
Back To Top