Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 207 "ketika Jalal Cemburu" by Meysha Lestari

Sinopsis Jodha Akbar episode 207 by Meysha Lestari. Ratu Ruqayah tertawa geli mendengar niat Jodha yang ingin mengadakan perayaan ulang tahun untuk seorang kasim. 

Jalal sedang duduk di taman di temani Maham Anga. Atgah Shah memberitahu Jalal tentang kasim yang tertangkah tengah malam sedang menyelinap di harem.

"Namanya Dilawar Khan, yang mulia. Dia bekerja untuk Bakhsi Bano."

Jalal meminta Atgah Shah memberitahu Dilawar agar tidak keluyuran malam. Atgah Shah mengangguk dan undur diri.

Jalal kembali larut dalam pikirannya. Maham Anga melihat kerisauan yang terpancar di wajah Jalal. Dia bertanya, "kenapa kau terlihat khawatir, Jalal?"

"Aku sama sekali tidak mengerti, barri ammi. Mengapa ratu Jodha menyembunyikan sesuatu dariku."

"Ratu Jodha tidak memberitahumu?" tanya Maham dengan rasa ingin tahu,

Jalal menggeleng, "tidak barri ammi. Aku tidak tahu mengapa dia tidak mau mengatakannya padaku. Jika begini, aku tidak tidak bisa tenang. Kalau aku percaya padanya, dia juga harus percaya padaku. Tapi dia tidak bilang apapun. Harusnya dia bilang. Kadang-kadang aku ingin sekali bertanya padanya apa yang dia sembunyikan. Tapi aku ingin dia bilang tanpa ku tanya. Barri Ammi, karena kediamannya itu aku jadi begini..."

Mendengat ucapan Jalal, Maham sadar kalau Jalal masih sangat percaya pada ratu Jodha. Maham berniat untuk melakukan sesuatu untuk menghancurkan kepercayaan Jalal pada Ratu Jodha.

"Maafkan aku Jalal, kupikir kalau kau datang pada ratu Jodha dan bertanya tentang hal itu, dia akan berpikir kalau kau tidak percaya padanya. Dia akan merasa kau meragukan dirinya."

"TIdak barri ammi, tidak begitu. Aku percaya padanya. AKu hanya ingin dia memberitahuku ada apa sebenarnya."

Maham merasa kalau Jalal hanya cemburu saja melihat istrinya pergi sendirian di tengah malam untuk bertemu dengan orang asing di tempat yang sepi. Suami yang melihat istrinya melakukan itu pasti akan curiga, marah dan sakit hati.

"Tapi kau harus ingat Jalal, Ratu Jodha tidak mungkin melakukan hal-hal yang salah. Dia wanita yang baik. Kau tidak boleh meragukan dirinya. Dia seorang Rajanshi yang menjunjung diri kehormatan diri. Kau harus percaya padanya. Dia pasti akan mengatakannya padaku. Tapi aku tidak tahu bagaimana. Kau percaya saja padanya. Semua akan baik-baik saja."

Jalal mengucapkan terima kasih atas nasehat Maham anga.

Maham kembali ke rumahnya dengan wajah berseri-seri. Dia sangat gembira mengetahui kalau Jalal mulai menyimpan keraguan pada Jodha. Dengan lantang maham bicara sendiri, "aku yakin, setelah apa yang aku katakan tentang Ratu Jodha, Jalal tidak akan mempercayai Ratu Jodha lagi."

Maham kaget saat melihat Javeeda sedang mematut diri didepan cermin tak jauh darinya. Dalam hati Maham berharap, "astaga, ku harap Javeeda tidak mendengar apa yang aku katakan."

Harapan Maham lenyap ketika tiba-tiba Javeeda bangkit dan duduk didepan  Maham sambil bertanya, "ibu, kenapa kaisar tidak percaya pada Ratu Jodha lagi?"

Maham pura-pura bingung, "ratu Jodha tidak mendapat kepercayaan dari Jalal lagi? Mengapa aku bilang begitu? Maksudku adalah Jalal dan Jodha sudah merasa seperti itu. Dulu, mereka sering sekali salah paham. tapis sepertinya sekarang mereka sudah saling percaya dan mencinta.."

Javeeda terlihat takjub, "ibu, kau sangat baik sekali. Aku tidak menyangka kau bisa membuat mereka berdua merasa seperti itu."

Maham menyahut, "aku harus melakukan itu, Javeeda. Jalal sudah seperti anakku sendiri..."

Ucapan Maham membuat Javeeda teringat Adham Khan yang sudah beberapa hari tidak pulang. "Karena itu aku datang kesini untuk memberitahumu, ibu."

Maham terlihat enggan menanggapi keluhan Javeeda. Dia mencari alasan untuk mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Javeeda pergi ke dapur dan belajar memasak. Javeeda setuju. Dia langsung bangkit dan pergi.

Ratu Hamidah sedang duduk ketika Salima datang. :

"Ibu, apakah ibu sudah mendengar kabar?"

Hamidah berdiri menyambut Salima, "ada apa ratu Salima?"

 Salima memberitahu hamdiah kalau Jodha membuktikan diri lagi, "dia sudah minta izin pada yang mulia untuk mengadakan perayaan ulang tahu Hosyiar." 

Hamida terlihat gembira, "Jodha sangat aik sekali. Itu sebabnya orang-orang menyukai dia."

Di Harem kabar tentang Jodha yang akan mengadakan ulang tahun Hosyiyar jadi perbincangan para kasim. Mereka memuji kebaikan Jodha karena memperhatikan orang seperti mereka. Mereka mendoakan semoga Jalal dan Jodha selalu bahagia.

Hosyiar mendapat kabar gembira itu dari Resham. Awalnya Hosyiar tidak percaya. Tapi Resham memberitahu kalau Semua berkata Ratu Jodha. Jodha telah meminta izin pada Jalal. Awalnya Jalal menolak, tapi kemudian memberi izin. Hosyiar terlihat gembira karena merasa di perhatikan ratu Jodha.

Tapi kegembiraan para Kasim berbanding terbalik dengan keadaan Jodha. Jodha terlihat sedih dan bingung dengan sikap Jalal. Dia mengadu pada Moti tentang sikap Jalal padanya, "aku tidak tahu kenapa dia marah, aku cuma meminta izin untuk merayakan ulang tahun kasim."

Tiba-tiba terdengar suara Hosyiar, "ratu Jodha..."

Jodha cepat-cepat menghapus air mata yang mengantung di sudut matanya.

Hosyiar teropoh-gopoh dan langsung bersimpuh di depan Jodha, "ratu Jodha, kau adalah malaikat. Aku tidak tahu bagaimana berterima kasih padamu."

"Ada apa Hosyiar?" tanya Jodha dengan suara serak menahan tanggis.

"Anda telah bicara pada kaisar dan meminta izin untuk merayakan ulang tahunku?" tanya Hosyiar.

Jodha mengangguk lesu, "ya. Tapi kaisar tidak memberi izin."

Hosyiar menyela cepat, "tidak ratu Jodha, Kaisar sudah memberikan izin untuk mengadakan pesta itu. Kupikir Anda sudah tahu."

Johda tersentak kaget. Dia dan Moti saling tatap. Moti menggeleng.

Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau Jalal datang. Jodha dan Hosyiar bergegas berdiri. Jalal masuk dan berdiri menatap Jodha dengan tatapan sendu. Jodha tertunduk tak mau menatap Jalal.

Hosyiar mengucapkan terima kasih pada Jalal karne telah memperhatikan budak seperti dirinya.

Jalal melarang Hosyiar menggunakan kata budak. "Ratu Jodha sudah mengakhiri perbudakan."

Hosyiar mengucapkan terima kasih dan mendoakan Jodha dan Jalal semoga panjang umur. Jalal mengangguk. Sementara Jodha tidak bereaksi. Hosyiar dan Moti pamit pergi. Jalal mengangguk.

Jalal menatap Jodha dengan rasa ingin tahu. "Aku sudah menyetujui permintaamu, kenapa kau masih menangis?"

Jodha berkata sambil menahan tangis, "jika Anda bermaksud mengabulkan permohonanku, mengapa Anda bersikap kasar padaku?"

"Kumohon jangan menangis, aku tidak tahan melihatmu menangis," pinta Jalal.

Jodha menatap Jalal dengan sedih, "jika Anda bisa membuatku menangis, Anda juga harus isa melihatku menangis."

"Ratu Jodha, aku tidak bermaksud menyakitimu."

"Mengapa Anda menyakitiku aku jika akan menyetujui permintaanku? Anda adalah raja. Anda bisa memutuskan apapun yang Anda mau. Aku akan menerima setiap keputusanmu. Tapi aku sedih, karena Anda kasar padaku," ucap Jodha.

Dalam hati Jalal berkata, "dan aku kecewa karena kau menyembunyikan kebenaran dari aku."

Malamnya, Jodha dan Jalal berpapasan di depan kamar ratu Hamida. Ratu Hamida memanggil keduanya. Mereka menghadap Hamida bersama-sama.

Hamidah sangat senang bertemu Jalal dan Jodha. Dia memuji Jalal karena telah mengizinkan seorang kasim merayakan ulang tahun. Jalal diam mendengarkan ucapan Hamidah, tapi pikirannya entah melayang kemana. Kebisuan Jalal membuat Jodha sesekali meliriknya.

Bukan hanya Jodha, Ratu Hamidah pun menyadari kebisuan Jalal, "jalal, apa yang kau pikirkan?"

Jalal minta maaf, " aku sedang memikirkan rumor yang sedang beredar. Aku pamit dulu, ibu."

Ketika Jalal bangkit, Jodha ikut berdiri, "yang Mulia..."

Jalal moleh kearah Jodha. Jodha meminta Jalal untuk hadir dalam acara perayaan itu. Jalal mengangguk, "tentu saja Ratu Jodha. Aku menyetujuinya, artinya aku akan turut serta. AKu pamit dulu."

Sepeninggal Jalal, Ratu Hamida bertanya pada Jodha apakah dia melihat kerisauan Jalal?

Jodha mengadukan sikap Jalal yang kasar padanya saat dia minta izin untuk merayakan ulang tahun Hosyiar. "Aku tidak mengerti apa yang menganggu yang mulia."

Hamida apakah Jodha tahu menga Jalal bersikap seperti itu, "apakah dia kecewa padamu?"

Jodha menyangkal, "tidak ibu, kami baik-baik saja."

Hamida dengan lembut menyarankan agar Jodha mencari tahu penyebabnya. Sebagai istri itu adalah tugasnya. Apalagi Jalal adalah tipe orang yang menyimpan sendiri masalahnya. "Sebagai manusia, tak perduli apakah rakyat jelata atau rasa, ia punya perasaan yang sama."

Jodha merasa Jalal risau karena mengingat kalau Jodha dulu pernah mendorongnya. Dna ketika Jalal ke menginap di kamar Jodha karena mabuk, jalal kembali mengingat kenangan itu.

Ratu hamidah memanggil pelayan. Pelayan muncul sambil membawa nampan. Hamdia meminta Jodha menyerahkan hadiah pada Hosyiar sebagai ucapan selamat ulat tahun. Jodha mengangguk gembira dan berpamitan.

Hamdiah menaatap kepergian Jodha dan merasa kalau antara Jodha dan Jalal adalah masalah yang serius.

Para kasim berkumpul untuk merayakan ulang tahun Hosyiar. Jodha datang sambil membawa hadiah pemberian Hamida. Dia meminta agar pesta di mulai. Tapi para kasim seperti menunggu. 

Ratu Ruqayah datang, "pesta tidak akan di mulai tanpa kehadiran ku sebagai kepala istana."

Lalu Ruqayah duduk di tempat yang telah di sediakan diikuti Jodha. Pesta pun di mulai. Musik bergema. Para kasim menari dan menyanyi dengan riang gembira. Ruqayah terlihat bosan. Sementara Jodha sesekali tertawa gembira. Hingga Jalal datang. Ruqayah dan Jodha berdiri untuk menyambut jalal.

Jalal membawa hadiah untuk Hosyiar. Hosyiar mengucapkan terima kasih karena di beri kesempatan untuk merayakan ulang tahun. 

Ruqayah meminta Jalal duduk disampingnya. Jalal melirik Jodha dengan dingin. Tanpa senyuman. Jodha yang semula gembira melihat kehadiran Jalal jadi kikuk sendiri. Apalagi ketika Jalal mengambil tempat duduk disisi Ruqaayah.

Jodha jadi merasa kalau Jalal sedang ada masalah dengan dirinya. Tapi Jodha tidak tahu apa...   Bersambung ke Sinopsis Jodha AKbar episode 207

Bagikan :
Back To Top