Sinopsis Jodha Akbar episode 146 by Meysha Lestari. Jodha sedang berdoa. Angin menerpa Diya hingga nyalanya berayun. Jodha menutup kan kedua tanganya di sisi Diya agar tidak padam. Jodha terlihat cemas, dia bertekad untuk memberitahu Jalal tentang pertemuannya dengan Sharif.
Pesta yang di rencanakan Maham untuk Jalal dan para pria sedang berlangsung doteras. Jalal dan Adham serta tamu yang hadir minum-minum. Benazir datang untuk menari. pakaianya begitu sezy tapi wajahnay tertutupi cadar. Mirza hakin juga ada di pesta itu. Adham menyurum Benazir membuka cadarnya. Benazir menurut.
Jodha datang untuk bertemu Jalal. Tapi prajurit penjaga menghentikanya dan memberitahunya kalau waniita di larang masuk. Jodha memaksa. Maham melihat itu dan menegur Jodha, "para pria sedang mengadakan pesta, Anda tidak boleh masuk kedalam. Ada benazir yang sedang menari untuk Jalal.." Johda terlihat cemburu dan kesal. Jodha berkata kalau dirinya harus bertemu jalal. Maham menyarankan agar Jodha mengemui adiknya dulu dan kembali saat pesta telah berakhir. Setelah berkata begitu, Maham pergi. Jodha sangat kesal.
Di ruang pesta, Benazri menarikan tarian perut dengan erotis. Dia membuka cadarnya. Jalal tersenyum, Adhma tersneyum geli. Semua pri amenikmati tarian Benazir. Sambil menari, Benazir mendekati jalal dan merayunya dengan gerakan-gerakan erotis. Jalal minum-minu sambil tersenyum. Merasa mendapat angin, Benazir mengelus rambut jalal. Jalal setengah mabuk, dia mengkhayal sedang bermesraan dengan Jodha.
Jodha datang dari belakang dan melihat kemesraan Benazir dan Jalal. Jodha jesal dan cemburu. Jalal tersadar dari khayalannya dan melayani Benazir. Melihat itu Jodha sangat sangat marah. Dia menenangkan diri dengan memejamkan mata, lalu bergegas pergi.
Smapai di kamar, Jodha yang kesal, duduk di epan Mandir dan mengadu pada Kahna, "mengapa aku merasa buruk? Yang Mulia sering menghabiskan malam dengan wanita berbeda. tapi mengapa hari ini aku tak tahan melihat dia bersama Benazir? Mengapa Kahna?"
Di pesta, Benazir merasa telah berhasil menaklukan Jalal. Benazir merasa kalau hari ini adalah saatnya untuk menjalankan rencananya membunuh Jalal. DI depan mandir, Jodha mengeluh pada Kanha, "Kanha kau memiliki banyak istri, tapi kau hanya mencintai Radha, lalu mengapa Yang Mulia tidak bisa sepertimu?.." Jodha benar-benar dalam dilema, satu sisi dia hanya ingin Jalal miliknya saja, di sisi lain, dia binggung dengan perasaanya itu. Jodha mengeluh, "kahna, apa yang terjadi padaku?"
Jalal semakin dekat dengan Benazir. Melihat itu, satu persatu yang hadir di pesta keluar untuk memberi jalal kesempatan berdua dengan Benazir. Melihat semua orang keluar, maham merasa heran. Maham mengintip kedalam dan melihat Jalal sedang bermesraan dengan benazir, maham menyerigai.
Sementara itu, Jalal yang setengah mabuk kembali membayangkan Jodha. Dia terlena dalam sentuhannya. Tiba-tiba Jalal teringat bagaimana Jodha telah mendorongnya. Tanpa sadar Jalal mendorong benazir yang di sangkanya Jodha dan mengusirnya, "aku masih ingat apa yang kau lakukan padaku ratu Jodha.." Benazir tertegun kaget. Jalal berteriak mengusirnya.
Di depan mandir, Jodha terus berdoa untuk keselamatan Jalal dan menyerahkan semuanya di tangan Kanha. Sementara Jalal yang mabuk terus berteriak, mengatakan kalau dirinya membenci Jodha. Melihat kemarahan Jalal, Benazir tak mau ambil resiko. benazir bergegas pergi. Melihat itu, Maham sangat kesal.
Benazir yang gagal menjalankan rencananya sangat kesal dan kembali ke kamar. Maham menenangkannya dan menbujuknya, "aku tahu dia bersikap tidak adil padamu..tapi kalau kau terus menari dan merayunya, dai akan terpikat padamu. Memang sulit mendapat tempat di hati pria yang mencintai wanita lain, tapi kau harus melakukan sesuatu agar Jalal sendiri yang datang padamu. Pikirkan saja tujuanmu.." Setelah berkat abegitu, Maham pergi. Benazir teringat tujuannya datang ke Agra, "dku kemati dengan satu missi bukan untuk mendapat tempat di hati Jalal.."
Jodha hendak pergi ke kuil. Mirza menarik Jodha ketepi dan menunjukan bangkai ular padanya, "ular ini sudah mati, tapi matinya tidak norma. Sepertinya seseorang telah mengambil racunnya.." Jodha kaget. Mirza membeirtahu Jodha kalau ada wanita yang hidup dengan mengkonsumsi racun ular berbisa. Jodha terngaga tak percaya, "kupikir itu hanya isapan jempol belaka.."
DI kamarnya, Benazir sedang menunggu Zakira yang mengambil ular. Mirza memberitahu Jodha kalau wanita seperti itu di manfaatkan sebagai senjata untuk membunuh raja. Jodha semkin gelisah dan mencemaskan Jalal. pada Zakira, benazir memberitahu kalau dirinya mengkonsumsi racun ular berisa sejak umur 8 tahun, "seekor ular mengigitku, tapi tidak berdampak. Prajurit Abu mali mendengar ini dan menculikku. Mereka melatihku untuk merayu pria dan menjadi penari. Setiap saat mereka memberiku racun, dengan cara itulah aku tumbuh.."
Mirza membeirtahu Jodha tentang wanita beracun itu dan ciri-cirinya. Bahwa wanita beracun itu di gunakan untuk merayu raja, karena banyak raja yang takluk pada wanita cantik. banyak Raja yang mati secara mencurigakan. Jodha terpikir sesuatu. Dia merasa kalau ABul Mali telah mengirim seorang wanita beracun seperti itu.
Benazir membeirtahu Zakira kalau dirinya telah melakukan banyak hal untuk Abul mali, termasuk membunuh para raja, "tapi raja Jalal ini sangat berbeda, dia menggagalkan setiap rencanaku..."
Mirza tidak mendukung dugaan Jodha karena dirinya belum mendengar tentang hal itu. lalu Mirza berkata kalau dirinyatelah bercerita banyak tentang wanita beracun, "tapi ceritaku belum berakhir, kakak ipar.." Jodha tidak mengerti maksud Mirza, "apa maksudmu?" Mirza bertanya apaka Jodha sudah bicara tentang dirinya pada Shivani? Jodha berkat akalau masalah itu, dia harus bicara dengan orang tuanya terlebih dahulu, dan mereka yang memutuskan. Mirza hakim mengangguk paham.
Jodah memberitahu keinginan Mirza untuk menjalin hubungan dengan SHivani pada Hamida bano. Hamida bano gembira dan merasa kalau itu ide yang bagus, Hamdia menyuruh Jodha menulis surat pada Bharmal. Sementara hamida sendiri yang akan memberitahu Mahamcucak, ibunya mirza. Jodha berkata kalau itu hanya saran dan keputusan akhir ada di tangan Bhramal. Hamida bano setuju, "kalau Mirza dan Shivani menikah, Mirza akan menjaga Shivani.." Jodha yakin tentang itu, "itu sebabnya aku bicarakan ini denganmu..." Hamida mengingatkan Jodha agar membeirtahu jalal setelah bicara dengan ayahnya.
Maham menemui Jalal dan menegurnya karena bersikap kasar dan menyakiti perasaan benazir dengan mendorongnya. Jalal tidak ingat menlakukan itu, "mungkin aku terlalu mabuk semalam.." Maham mengingatkan kalau sikap Jalal itu tidak pantas. Jalal berkata kalau semalam dia ingat perlakuan Jodha padanya, dan dia berjanji akan bicara dengan Benazir.
Pelayan datang membeirtahu kalau Jodha ingin bertemu Jhalal. Maham pamit. Dia keluar dan berpapasan dengan Jodha. Maham menyapa Jodha dengan ramah dan memberitahunya tentang pesta semalam, "kau belum bicara dengannya tentang hal penting itu ya? Maaf, semalam aku tidak bisa mengizinkanmu masuk, karena itu perintah yang Mulia. hanya Benazir saja yang boleh masuk... karena dia pelayan spesial .." Jodha menanggapi perkataan Maham dengan seulas senyum. lalu Maham pmit. Jodha melanjutkan langkahnya menuju kamar jalal.
Jodha memberi salam pada Jalal. Bukannya menjawab salam Jodha, Jalal malah menyuruh pelayan memanggil Benazir, karena dirinya ingin bicara. Jodha tertegun kesal tapi pura-pura tak terjadi apa-apa... Sinopsis Jodha akbar episode 147