Sinopsis Jodha Akbar episode 41 by Meysha Lestari. Jalal berniat menghukum Maan Singh. Maan Singh tak terlihat gentar. Maham dan Adham sangat senang. lalu Jalal berkata, "kau akan tinggal di sini bersama kami selamanya.." Maan SIngh tidak bereaksi. Maham dan Adham kaget, senyum di bibir kelduanya lenyap seketika. Jalal berjanji akan melaatih maan SIngh cara berperang, cara memimipin dan menilai. Maaf menyela, "maaf Yang Mulia, tapi itu bukan hukuman yang cocok.." Jalal menjawab, "hanya pengkhianat yang di hukum, ibu. Orang setia tidak boleh di hukum..."
Jalal mengerti alasan Maan Singh yang masuk ke harem untuk menepati janjinya pada Jodha, "dia menatap mataku dan menjawab pertanyaan tanpa ragu. Aku yakin saat dia tumbuh, dia akan selalu setia padaku. Hanya sedikit raja yang dikelilingi oleh orang-orang yang setia. Aku beruntung memiliki dia di sini..." Adham menyela, "tapi Jalal, berdasarkan hukum dia melakukan kejahatan..." Jalal memberi isyarat agar Adham diam.
Jalal berkata kalau Maan Singh keponakan istrinya, maka menjadi tanggung jawabnya. Jalal menegur Adham agar tidak coba-coba mengajarinya hukum, "aku yang membuat hukum. Bukan hukum yang membuat aku!" Lalu jalal bangkit dan menepuk pundak Maan ISngh dengan ramah. lalu dia dan maan SIngh pergi di ikuti para menteri. Hingga tinggal Adham dan Maham.
Maham dan Adham binggung dan tidak terima atas apa yang baru saja terjadi. Jalal telah merubah hukum harem, Menurutnya maan SIngh telah berbuat kesalahan, Jalal bukannya memberinya hukuman tapi malah menepuk pundaknya, dan semua itu karena Jodha. Resham mengingatkan kalau Jodha membenci Jalal. Maham merasa kalau benci muncul dari cinta yang paling dalam. Untuk pertama kalinya Maham merasa takut.
DI Amer, Raja Bharmal telah mengirim pesan ke Agra kalau dia akan datang untuk melakukan ritual setelah pernikahan. Raja Bharmal berencana akan datang sendiri. mainawatid arang tergopoh-gopoh ke sidang dewa. Bharmal menyuruh semua orang pergi. Dengan rasa ingin tahu Bharmal bertanya, "mengapa kau terlihat cemas?" Mainawati berkata kalau dia berminpi buruk tentang Jodha. Dalam mimpinya dia melihat Jodha bunuh diri. Bharmal coba menenangkannya. Tapi mainawati memohon agar di izinkan pergi menemui Jodha. Bahramal membujuk Mainawati agar tinggal, dia akan pergi untuk melakukan ritual dan melihat Jodha. Mainawati memohon. Raja Bharmal tak punya pilihan lain selain mengizinkan Mainawati ikut ke Agra.
Jodah sedang membuat karangan bunga ketika Moti datang dan memeluknya dengan bahagia. Moti memberitahu Jodha kalau raja Bharmal dan keluarga Amer akan datang ke Agra untuk melakukan ritua pernikahan. Jodha tersenyum gembira. tapi tiba-tiba senyumnya lenyap dan wajahnay terlihat sedih. Moti bertanya, "mengapa Jodha?" Jodha ingta kalau Jalal ingin balas dendam, "dia akan cari cara untuk menyakiti aku. Dia memaafkan Maan SIngh, Dia memutuskan untuk melatihnya bertarung. kau tahu apa niatnya? Dia ingin Maan SIngh menentang keluarganya sendiri. Dia ingin memperalatnya..." Jodha yakin kalau Jalal akan melakukan hal yang sama pada ayahnya dan memberitahu tentang hubungan mereka. Jodha sanggup menanggung kesedihannya, tapi tak ingin melihat keluarganya menderita karena mengetahui yang sebenarnya.
Moti menyarankan agar jodha bicara pada Jalal dan memintanya agar tidak memberitahu tentang hubungan mereka pada keluarganya. Jodha menolak, "saran apa ini Moti? Kau ingin aku memohon pada Raja? bagaimana kau bisa berpikir aku akan setuju? Aku sangat membencinya! Apapun yang terjadi, aku takkan pernah memohon di depannya.." Moti mengingatkan Jodha apa akibatnay jika Jalal memberitahu keluarganya, "kalau keluargamu tahu, mereka akan sangat sedih. Kau harus menghilangkan harga dirimu demi keluargamu, Jodha. Kau harus bicara dengan yang mulia. Apakah kebencianmu terhadap yang Mulia lebih penting daripada rasa cinta yang kau rasakan pada keluargamu? kau yang memutuskannya, Jodha.."
Sharifuddin mendapat kaabar tentang keberadaan Sujamal di sekitar Amer. Sharifuddin menyuruh pengawalnya menyiapkan prajurit untuk pergi menangkap Sujamal, kali ini dia tak ingin Sujamal lolos.
Suja sedang minum di tepi sungai ketika Sharif menodongkan pedang ke lehernya. Tanpa melihat Suja tahu kalau itu Sharif. Sharif merasa heran, karena SUja mengenalinya tanpa melihat. Suja menjawab, "hanya orang yang tak punya rasa hormat yang menyerang orang lain dari belakang. Lalu Sujamal bangkit dan meraih pedangnya. Sharif tertawa mengejek, "keberanianmu tidak akan ada artinya Sujamal.." Sujamal menatap sekeliling, prajurit Mughal sedang mengepungnya. Sharif menyuruh parjurit menyerang Sujamal. Sujamal membela diri dan bertarung dengan mereka semua. Keahlian Sujamal terbukti. Dia berhasil menyentakkan pedang Sharif dan menodong lehernya.