Sinopsis Jodha Akbar episode 31 by Meysha lestari. Chugtai Khan mempersilahkan raja Bharmal menemui Jalal. Raja
Bharmal segera memberi salam pada Jalal dengan menyebutnya Sultan Agra. Jalal
membalas salam Bharmal dan berkata, "tapi aku lebih senang memilih kau sebut
'Kaisar India'. Lalu jalal mempersialhkan Raja Bharmal duduk. Jalal bertanya apa
yang ingin di bicarakan Raja Bharmal.
lalu Bharmal menyampaikan keluhannya terhadap Sharifuddin,
tentang perjanjian yang selalu berubah. Jalal mendengarkan, di tengah-tengah dia
menyela,"jadi apa yang Anda inginkan?" Raja Bharmal memberitahu apa yang
diinginkannya, tapi jalal menyela lagi, "maksudku apakah anda ingin sesuatu?
Anda telah melakukan perjalanan jauh, apakah anda ingin sesuatu untuk melepas
dahaga? Serbet atau manisan?" Taja Bharmal mengucapkan terima kasih atas
perhatian Jalal. Dia melanjutkan keluhannya, bahwa dia telah membayar semau
tuntutan Sharifuddin, dan ingin agar anaknya dan keponakannya juga tentaranya di
kembalikan tanpa luka.
Dengan santai Jalal menajwab, "itukan sudah benar raja Ji,
selama kau menjadi raja Amer, kau berhak atas tanah dan kekayaan, semua milikmu
saat kau jadi penguasa. tapi saat ini, kami yang memenangkan Amer dalam
peperangan, semua jadimilik kami kan?" Raja Bharmal menyahut, "meski kau menang
satu pertempuran, itu tak berarti kau telah mengalahkan kami.." Jalal menatap
Bharmal dengan wajah tidak terima. Dia bangkit dan mendekati raja Bharmal sambil
berkata, "baiklah kalau begitu, kita berperang lagi. Kami akan menyerang dan
mengalahkan Amer lagi. Setelah itu kau akan setuju denganku..."
Raja Bharmal menyahut, "lelaki pemberani tidak takut berperang,
juga tidak takut mati. tapi aku tidak mau carah tertumpa tanpa alasan." Jalal
tertawa mendengarnya, "kau tidakmau membayar upeti tapi juga tidak mau Amer
menyerah. Setelah satu pertempuran..." lalu Jalal mempersilahkan Bharmal duduk.
Semenatra dirinya juga duduk kembali, "lalu apa yang kau inginkan?" Raja Bharmal
ingin jalan tengah. Jalal menyahut cepat, "tidak ada jalan tengah, tuan Raja.
Itu adalah kehormatamu, melawan kehormatan Mughal. Perundingan itu menemui jalan
buntu. Bharmal menatap Chugtai Khan.
Chugtai khan mohon izin bicara, Jalal mempersilahkan. Chugtai
khan menyarankan Jalan tengah yang bisa melindungi keinginan Amer dan kehormatan
Mughal. Raja Bharmal menatap Chugtai Khan dengan penasaran, begitu juga jalal.
Jalal menyuruh Chugtai khan mengatakan sarannya. Chugtai khan berkata,"jika Anda
berdua menjadi sekutu politik. maka masing-masing keperluan bisa di lindungi."
Jalal tersenyum. Bharma kaget, "apa maksudmu Chugtai Khan?" Chugtai Khan
menyarankan perniakhan Jodha dan Jalal. Raja Bharmal terlonjak geram, "cukup!!"
jalal yang dan lain kaget. Raja Bharmal menegur Chugtai Khan yang tega
mengusulkan hal itu. Bharmal sangat marah. Jalal merasa terhina, tapi dai hanya
tertunduk diam.
Raja Bharmal berkata dengan geram, "sepertinya melewati batas
itu sudah menjadi kebiasaan bangsa Mughal. Yang pertama Sharifuddin, sekarang
kau! Kau menghinaku dengan mengatakan hal ini. Tak ada persekutuan antara kami
dan bangsa mughal.." Jalal setuju, "renanglah tuan Raja. Anda bernar, kita tak
perlu persekutuan politik. Karena kami telah memenangkan Amer. Semua yang ada di
Amer adalah milikku. baik itu, puteri atau tawanan Amer. Aku bisa perintahkan
semua wanita untuk tinggal di harem ku.." Raj aBharmal menelan ludah. Chugtai
Khan meminta izin pada Jalal agar bisa bicara dengan raja Bharmal berdua. Jalal
mengizinkan, "lebih baik kalau dai bicara dengan wakilku. Karena hanya raja yang
boleh membahas hal ini denganku. Kurasa dia telah sadar kalau dia bukan lagi
raja.." Bharmal tertunduk mendengarnya.
lalu Chugtai Khan mengajak Bharmal keluar. Jalal tersenyum.
Chugtai khan mengingatkan Bharmal kaalau dia tak punya pilihan lain, "kau bisa
melawan Mughal lagi atau kau terima keadaan yang ada. Jika kau pilih yang
pertama, mereka akan segera hancurkan Amer, Jika kau pilih yang kedua, Amer
tetap akan hancur. Artinya, kehancuran Amer sudah jelas. Aku menunjukan cara
ketiga yang bisa menyelamatkan Amer."
Bharmal menolak dan tak sudi mempunyai
menantu raja Mughal, di atakut reputasinya rusak. Chugtai Khan mengingatkan
Bharmal, "kalau kau punya menantu raja Hindia, siapa yang berani menyalahkanmu?
Amer akan menjadi lebuh kuat dan kaya. kekuatanmu akan bertambah. Saat ini,
Jodha hanyalah seorang putri dari kerajaan keci, tapi kelak, dia akan menjadi
ratu hindustan.." Bharmal masih bingung. Chugtai Khan coba membujuk Bharmal.
Chugtai Khan menyuruh raja Bharmal berpikir senagai Raja baru ayah. raja Bharmal
teringat pesan Jodha. Akhirnya Raja Bharmal menerima saran Chugtai Khan.
Di dalam, penasehat jalal memberinya saran aagar menolak
menikahi Jodha. Karena dengan menikahi Jodha, berarti jalal telah memberi
kekuatan pada Amer. tapi jalal hanya senyum, dia punya pikiran lain. Lalu
Chugtai Khan dan raja Bharmal masuk kembali. Chugtai memberitahu Jalal kalau
raja Bharmal ingin mengatakan sesuatu. tapi penasehat menegur Chugtai khan,
"raja yang berhak memutuskan sesautu, bukan kau.." Jalal mengangkat tanganya dan
mempersilahkan raja Bharmal duduk.
Raja Bharmal terlihat tegang. Tapi lebih tegang lahgi saat
Jalal berkata, "akutelah mempertimbangkan usul kalian dengan para penasehatku...
setelah ku pertimbangkan, aku tidak bisa ...."
Raja Bharmal terlihat sangat
tegang dan putus asa. tapi ketika jalal menyelesaikan kalimatnya, " ... menolak
untuk menikahi Jodha..." Raja Bharmal menarik nafas lega. Chugtai Khan dan jalal
tersenyum. Jalal bertanya apa yang di inginkan raja Bharmal.