Sinopsis Jodha Akbar episode 30 by Meysha Lestari. Jodha melihat 3 buntalan kain kuning yang bersimbah darah
tergeletak di halaman. Dia sangat ketakutan. lalu Jodha berteriak, "tidakkk!"
Dan terbangun dari tidurnya. Mainawati, nenek dan para pelayan berlari menuju
kekamar Jodha dan menenangkannya. Mainawati memeluk Jodha, "ada apa, nak, ada
apa? Jodha..." Jodha dengan ketakutan menunjuk dan menantap sekeliling,
"shariffudin...dia membunuh kakak..." Mainawati tidak melihat siapapun, "tidak
ada siapa-siapa Jodha, tenanglah..." Lalu Mainawati meminta nenek menenangkan
Jodha sementera dia pergi menemui tuan Bharmal. Nenek menenangkan Jodha agar
tidak cemas, "kakak-kakak mu baik-baik saja, jangan takut..." Lalu Jodha
meletakkan kepalanyadi pangkuan nenek.
Mainawati membicarakan kondisi Jodha pada tuan Bharmal, "sama
seperti Jodha, kami juga takut... semua wanita di Amer takut menjadi orang yang
akan dipenggal oleh bangsa mughal. Bisa jadi kakak, anak atau suami mereka.
Bagaimana maharaj, sampai kapan kita harsu menerima kekejaman ini? Bahkan jika
kita tetap berpikir positif dan meyakinkan yang lain, tak ada jaminan kalau Amer
akan aman. Kita tak bisa berharap terlalu lama. Mereka hanya memberimu dua
pilihan, bukan? Mengapa kau tak memilihnya? lakukan sesuatu, jika tidak aku
takut kalau ramalam Shagunibai akan jadi kenyataan.." Bharmal termenung, dia
berpikir keras.
Raja Bharmal sendiri bingung, telah meminta bantuan kerajaan
sekutu, tapi tak satupun dari mereka yang siap membantunya. Raja Bharmal tak
punya jaalam keluar lain selain mengikuti saran Chugtai Khan, yaitu bertemu
jalal dan menjalin persahabatan dengannya. Setelah berpikir panjang, akhirnya
Raja Bharmal memutuskan untuk menemui Jalal.
Adham sedang menikmati tarian dan minum-minum ketika jalal
datang dan menghentikan semua kemeriahan itu. Para wanita segera berlari
ketakutan. Adham, dengan mabuk menyapa jalal, "Kak Jalal, apakah Anda datang
untuk memberi ucapan selamat atas kemenanganku? Jika Anda memanggilku, aku
sendiri yang akan menemui Anda.." Dengan wajah di selimuti kemarahan jalal
menjawab, "nasib buruk selalu membuat seseorang tidak sadar.." Adham menyahut,
"aku tak mengerti..."
Jalal menyela geram, "tapi aku mengeri semuanya. Aku tahu
niatmu di sini. Adan aku tahu apa yang harus kulakukan padamu.." lalu cengan
gerak cepat, jalal mencabut pedangnya dan menekan pundak Adham dengan kakinya,
"jawab pertanyaanku dengan jujur, apakah kau membunuh anak-anak, orang tua dan
wanita saat bertempur melawan Malwa? Apa kau membunuh mereka?!!"
Adham menjawab, "saat gajah maju, semut pasti akan terinjak.
Setiap perang selalu ada banyak korban. kau harus membunuh semua orang di kamp
musuh. Itu sudah peraturannya.." Jalal menjawab bengis, "tapi membunuh mereka
bukan hukum..." Adham menjawab, "dan apa yang hukum katakan soal mengancam orang
tak bersenjata dengan pedang?" Jalal segera melepas pijakannya di pundak Adham,
"kau seharusnya bersyukur. Kau lupa mengapa aku mengutusmu ke Mlawa? kau telah
membuat malu di Agra. Kau telah melupakan hukum agama kita. Dan kau lupa, orang
yang ada di depanmu bukan kakak angkatmu, tapi raja India.."
lalu Jalal mengayunkan pedangnya ke leher Adham, Maham berlari
diantaranya sehingga pedang menempel di leher Maham, Jalal segera menahan
pedangnya. Adham menyerigai licik. Smabil menangis, maham berkata, "sebelum Anda
buat keputusan, bisakah Anda mendengarkan aku? Setelah Anda mendengarnya, Anda
boleh memenggal Adham di sini. AKu janji, aku tidak akan pergi saat Anda
membunuhnya.." Maham memohon jalal mendengarkan dirinya..
Jalal yang berhati lembut menuruti keinginan Maham. Setelah
Jalal mengangkat pedangnya, Maham memberitahu jalal kalau dia melakuan itu bukan
karena Adham puteranya, aku melakukan ini karena aku tak ingin rakyatmu berpikir
kalau keputusanmu itu tidak adil." Jalal membeirtahu Maham, kalau Adham telah
mengakui kejahatannya. Adham menyangkal, "tidak! Kau hanya beranggapan kalau aku
mengakuinya. Aku tak akui apapun. Aku membunuh prajurit Baz Bahadur, bukan
salahku kalau ada wanita yang menghalangi ikut terbunuh..." Maham mengingatkan
Jalal sebagai Raja dia tak boleh menghukum orang tanpa bukti. Jalal berkat
akalau dai akan mengumpulkan bukti. Sekali lagi Jalal menengaskan, bahwa selama
dia menjadi raja, tidak boleh ada yang membunuh anak-anank, wanita dan orang
tua. Lalu jalal menyuruh Adham mencari bukti yang meringankan dirinya, dia akan
membuat keputusan setelahnya.
Jalal hendak melangkah pergi ketika Adham dengan bodohnya
bertanya, "sebelum kau menuduhku melecehkan wanita, apa yang kau lakukan dengan
wanita harem di istanamu?" Maham sangat marah dan menampar Adham, "diam kau
bodoh!! CUkup!!" lalu maham berlutut di depan Jalal dan memohon agar jalal
mengabaikan pertanyaan Adham. Tapi Jalal menjawab, "jika dia ingin tahu
jawabannya, aku akan memberitahunyam bu..." jalal menatap Adham dengan tajam dan
geram, "tidak ada yang melecehkan wanita yang berada di istanaku. Tidak ada yang
menyentuh mereka, tidak pernah ada kekejaman pada wanita itu. tak ada satupun
dari mereka yang mati. Mereka di perlakukan dengan hormat.." Sebelum pergi jalal
menyuruh Adham memastikan kalau dia punya yang cukup untuk dirinya sendiri..