Sinopsis Jodha Akbar episode 29 by Meysha lestari. Keluarga Amer berkumpul. Suasana sangat tegang. Bhagwandas
meminta pada Raja Bharmal agar di izinkan peri berperang. tapi Mainawati
menolak. Dia mengingatkan Bhagwandas kalau adik-adiknya masih menjadi tawanan
perang Sharifuddin. mainwati tidak sanggung kalau ada anaknya yang meninggal.
Bhagwandas bertanya, "lalus ampai kapan kita akan membayar upeti pada mereka
bu?"
Mainawati menjawab, "sampai harta kita habis. Setelah itu jika
tak ada lagi yang kita lakukan, kita bisa melakukan jauhar bersama-sam.." lalu
muncul Jodha membawa nampan berisi peralatan perang. Jodha mengusulkan pada
ibunya agar mereka semua pergi berperang daripada melakukan Jauhar, "setidaknya
kita akan meati demi negeri ini...." Jodha yakin, kakak-kakak ipranya dan para
wanita Amer, tidak keberatan berperang.
Bhagwandas menghampiri Jodha dan menenangkannya, "tidak Jodha.
Kalau kalian para wanita berperang, mereka akan menganggap aku dan raja Bharmal
pengecut. kau tak ingin kakak mu di hinakan?" Jodha termenung, dia memahami
maksud Bhagwandas. lalu tanpa berkata apa-apa, Jodha berbalik pergi. Bhagwandas
kembali memohon pada Raja Bharmal agar di izinkan berperang, Raja Bharmal tetap
menolak. Mereka hanya perlu mengulur waktu, menunggu saat yang tepat, "kalau
sudah takdir, tidak akan kemana, tapi kita tetap bisa berusaha dan menunggu saat
yang tepat..." Semua orang terdiam.
Jodha mengeluh di depan dewa Krishna karena tidak terlahir
sebagai pria, dia ingin bertempur dan membunuh jalal. Jpdha tak sanggup melihat
ayanya tunduk pada musuhnya. Jodha mengingatkan Krishna kalau dia pernah
membantu Arju, "tapi kenapa kau tak membantu kami? Rakyat Amer selalu memujamu.
mengapa kau tak tunjukan solusi untuk kami, dewa krishna? AKu sudah siap untuk
hadapi semua cobaan. AKu sudah siap untuk bertempur dan mati. kau harus melalui
berbagai cobaan. Rakyat memujamu, mereka meganggapmu sebagai pelindung mereka.
Kau harus buktikan kalau kau memang ada. kau harus bisa Kahna.."
Harta Amer sudah hampir kosong, tapi Sahrifuddin menuntut
permintaanya setiap hari. Tuntutannya berubah-ubah. DUlu hanya 5000 keping uyang
emas, sekarang naik menjadi 10 ribu tiap bulan. Keserahkahan Sharifuddin
benar-benarmembuat Bharmal cemas. Shigtai Khan yang menjadi utusan Sharifuddin
coba untuk menenangkannya. nasib Amer memang malang, kalau Suryabhan masih
hidup, saat ini mereka pasti sedang mengadakan pesta pernikahan. Memang ada
persta pernikahan, tapi di Agra bukan di Amer.
Setelah kematian Bairam khan, Salima Sultan dan Rahim Khan
kembali ke istana dan tinggal di sana. Salima memberitahu Jiji Anga kalau
dirinya sangat takut maham akan membunuh anaknya, karena dia putra Bairam Khan.
Jalal mengerti kalau Maham sangat menentang Bairam Khan, tapi dirinya tak
berdaya. Karena dia menghormati Maham. Jalal berusaha mencari jalan keluar untuk
melindungi mereka. Jalal tahu kalau Salima dan Rahim bisa aman kalau tinggal di
istana dan punya keuddukan penting. Lalu demi keselamatan keduanya, Jalal
memutuskan untuk menikahi Salima sultan dengan upacara yang sederhana. Setelah
keduanya mengucapkan kata setuju, maka resmilaah Slaima sultan menjadi istri
jalal. Semua terlihat gembira, kecuali maham.
Maham sangat kesal, karena semua langkah yang dia ambil salah
semua. Pertama dia gagal menikahkan Adham dengan Bakshi. Sekarang jalal menikahi
janda bairan khan. Maham benar-benar tidak berdaya. Maham tahu, selama ini Jalal
selalu meaafkannya. Tapis esuatu yang selalu membuat Maham merasa ada dalam
bahaya. yaitu hal yang belangsung di hdapannya ta[i dia tidak tahu apa.
Jalal memanggil menteri-menteri nya ke kamarnya. Maham belihat
itu dan bertanya-tanya sendiri, "apa yang sedang terjadi?" Para memnertai
memberi laporan tentang kelakuan Adham khan di malwa. Maham menguping
pembicaraan itu. Menteri memberitahu Jalal kalau Adham memaksa untu merampas
istri tercinta Baz Bahadur, Roopmati. Sehingga Roopmati bunuh diri, "bukan itu
saja yang Mulia, sedikit harta yang di dapat di sana telah di kirim ke Agra.."
Jalal sangat geram, dia menganggap kelakuan Adham Khan keterlaluan, aku
menyuruhnya untuk menguasai Malwa, bukan menghancurkannya. Aku ingi beri dia
penghargaan atas keberhasilannya itu, namun sekarang, aku ingin beritahu agar
jangan keterlakuan. Besok pernikahan Sharif dan Bakshi, kalau tidak aku pasti
sudah pergi ke Malwa untuk memperingatkannya.."
Maham sangat cemas. Lebih cemas lagi ketika Jalal berkata akan
pergi ke Sahanapur untuk menentukan nasib adham, dan berpesan pada menterinya
agar tidak membicarakan hal itu dengan orang lain. AKu akan pergi sendiri.."
para menteri mengangguk takzim. lalu Jalal dan para menteri pergi tanpa melihat
maham. Maham ketakutan, kalau sampai Jalal pergi ke Malwa, bisa-bisa di akan
membunuh Adham, "apa yang harus aku lakukan? Bagaimana cara menyelamatkan
putraku?" Sesuai rencana, setelah pernikahan, jalal segera pergi ke Saharanpun
untuk menemui Adham.