Sinopsis Jodha AKbar episode 23 by Meysha Lestari. Jodha dan kakak-kakaknya selesai melakukan puja dan siap untuk
kembali ke Amer, ketika muncul pasukan Mughal yang meminta pajak dari parah
penziarah. Kalau mereka tidak mau bayar pajak, maka mereka tidak boleh
berziarah. Jodha tidak mengerti dengan kenyataan itu dan bertanya pada Moti,
"moti, apa yang terjadi?" Moti mengira kalau sedang ada pemungutan pajak.
Salah satu prajurit memberitahu kalau ada penziarah di dalam.
Mereka bergegas masuk dan menegur rombongan Johda, "kalian tidak boleh masuk.."
Bhagwandas baertanya, "kenapa tidak moleh?" Pendeta menengahi, "mereka datang
untuk berziarah, bukan berperang." Prajurit dengan lantang menuntut mereka
menyuruh membayar pajak dulu sebelum berziarah. Jodha hendak maju, tapi Moti
menahannya, ".. jangan terpancing Jodha.."
Pendeta bertanya mengapa mereka beruat tidak adil, "semua orang
berhak untuk berdoa.." Prajurit Mughal berkeras, kalau tak bayar pajak tak boleh
berdoa. Jodha memprotes aturan itu dan bertanya, "siapa yang membuat hukum
seperti itu?"
terdengar sahutan dari luar, "itu hukum kerajaan Mughal..."
Semua mata menatap ke pintu masuk. Ruqayah melangkah masuk dengan penuh percaya
diri. Para prajurit memberinya hormat. Ruqayah melangkah kedepan Jodha. Ini
pertama kalinya kedua tuan puteri saling bertatap muka. Di depan Jodha, Ruq
mengenalkan diri sebagai ratu Mughal. Moti ikut maju dan mengenalkan Jodha
sebagai tuan Puteri Amer.
Ruq menatap Jodha dari ujung kaki ke uujung kepala, "memang
kenapa kalau dia seorang puteri? kedudukannay lebih rendah dari seorang ratu."
Hoshiyar tersenum. Ruq menuntut Jodha agar menunduk di depannya, "apa kalian tak
punya adab?" Jodha angkat bicara, "parjuritmu yang tak punya sopan santun,
mengapa sikap mereka seperti itu terhadap peziarah?" Ruq kesal, "beraninya kau!"
Jodha tidak memberi Ruq kesempatan bicara, "berdoa itu bukan kejahatan, apakah
orang Mughak harus bayar paajak saat mereka ingin berdoa?" Ruq menyahut, "mereka
bebas pajak. Karena mereka mengikuti ajaran Islam. Dan perkataan kami adalah
hukum di negeri ini.."
Jodha tersenyum, "negeri ini di ciptakan tuhan, semua yang ada
di dalamnya punya hak yang sama, baik hindu ataupun islam, walalupun puteri Amer
ataupun ratu Hindusta.." Ruq memuji filosofi Jodha, "aku terkesan. Bagus sekali.
tapi kenyataanya, orang yang menaklukan negeri ini yang menguasainya. Lambang
Mughal ada di semua bendera. Itulah sebabnya perkataan kami adalah hukum." Jodha
menjalab, "kau boleh menguasai negara jika rakyat menerimamu sebagai pemimpin.
kau tak bisa memimpin negara dengan mengancam rakyatnya..."
Ruq mengatai Jodha sok pintar, "kami sudah memaksakan pajak
pada semua orang dengan bantuan pedang. Kalau kau punya keberanian, silahkan
hentikan kami...!" Jodha tidak ingin peperangan. Dia melepas kalungnya lalu
menyerahkannya pada Ruq, "ini, aku harap cukup untuk membayar pajak para
peziarah." Dengan polos Ryq berkata, "ini kalung yang sangat berharga..." Jodha
menjawab cepat, "tidak lebih berharga dari keyakinan para peziarah.." Ruq
langsung terdiam. Bhagwandas dan adik-adiknya tersenyum tipis.
lalu Ruq memberi perintah pada prajurit agar membiarkan para
peziarah masuk. Dan berkata pada Jodha, "kami tidak menerima bantuan dari orang
lain, kurasa nilai kalung ini cukup untuk bayar pajak mereka sepanjang tahun.."
Jodha tak menjawab, dia menatap lurus kedepan. Ruq segera berbalik pergi. Jodha
menyesalkan mengapa mereka bersikap tidak adil, sehausnya mereka menghormati
pemeluk agama lain. Jodha benar-benar tak habis mengerti. lalu rombongan Jodha
pun melanjutkan perjalannya.