Sinopsis Jodha Akbar episode 21 bag 2. Hamida mengingatkan jalal, keputusannya bertentangan dengan
agama mereka, "agama melarang kita membunuh wanita yang sedang hamil. Jika
wanita hamil mengutukmu, kau tidak akan punya anak selamanya. jangan tidak adil
pada mereka, ampuni mereka. Jika bukan untuk kebaikan cinta mereka, lakukan
untuk kebaikanmu sendiri.." jalal tertegun. Dia membuang pedangnya dan berkata,
"aku akan mengamouni mereka atas peritahmu. kalau tidak, siapapun yang telah
mengkhianati jalal tidak berhak untuk hidup lagi..." lalu jalal menyuruh kedua
pasangan kekasih itu agar lati sejauh mungkin dari Agra, "kalau aku melihat
kalian di wilayah kerajaan ini saat marahari terbit, tidak akan ada yang bisa
menyelamatkan kalian, tidak juga ibuku!"
lalu Jalal menyuruh mereka di lepaskan dan di bawa keluar
benteng. farida memberi hormat pada Hamida. Sebelum pergi dia berkata kalau
dirinya akan mendoakan Jalal agar Allah memberkatinya dengan rasa cinta, "semoga
kau bertemu dengan seseorang yang kau cintai lebih dari dirimu sendiri yang akan
membuatmu rela mengorbankan nyawa untuknya.." Jalal menyahut, "itu tidak akan
pernah terjadi! Tidak akan pernah! Cinta adalah perasaan yang tidak
berguna."
Si sisi lain, diatas tandu, Jodha berkata pada pelayan kalau
cinta membuat seseorang suka dengan semuanya, "cinta adalah berkah dari
tuhan...akan memberikan kesenangan.."
Jalal berkata kalau cinta memberi penderitaan "ibu belum pernah
merasakannya. kau akan mati karena cinta.."
Jodha berkata kalau saat bersama orang yang tercinta adalah
saatyang pling indah dalam hidup seseorang, "cinta membuat semuanya menjadi
mungkin. Cinta bisa merubah binatang buas menjadi seorang pria."
Jalal: orang akan menjadi pengecut karena Cinta.
Jodha: Cinta akan membuatmu sempurna
Jalal: Cinta akan menghancurkan hidupmu
Jodha: Cinta akan membuatmu sempurna
Jalal: Cinta akan menghancurkan hidupmu
Lalu bahadur dan farida di seret pergi. Dengan lembut Hamida
berkata, "Jalal, aku tahu jika kau merasa kesepian. karena ituylah kenapa kau
tidak percaya pada cinta. kau berusaha membuktikan jika cinta itu tidak ada.
tapi cinta itu ada. Kau akan tahu kalau perasaan itu ada, jika kau sedang jatuh
cinta. Jika kau tidak jatuh cinta, kau tidak akan pernah punya anak.." Ruqayah
tertundu mendengar kata-kata hamida bano.
Jalal menyangkal, "kau salah, ibu. Orang tidak perlu jatuh
cinta untuk memiliki seorang anak..." Hamida bano menjelaskan semuanya, tentang
cinta, tentang anak. hamida meminta Jalal menerima semua itu cepat atau lembat.
Jalal tercenung.
Jalal terlihat sedang murung. Ruqayah datang menghiburnya. Dia
menyentuh Jalal, jalal menepis tanganya. Ruq membuka tempat sirih, jalal
menutupnya kembali. Ruq tersenyum melihat kelakuan Jalal, "katakan padaku, ada
apa? Apa yang membuat Jalal ku begitu khawatir?" Jalal menatap Ruqayah dan
bertanya, "apakah kau setuju dengan kata-kata ibu? Apa menurutmu jika aku ini
tidak punya anak karena kita tidak saling mencintai?" Ruq balik bertanya, "apa
yang kau katakan jalal?" jalal menyuruh Ruq menjawab pertanyaanya. Ruq
membalikkan badan dengan gusar, "aku rasa aku mulai percaya akan perasaan
cinta." Jalal tertawa kecil. Dia melarang Ruqayah bicara tentang cinta, karena
menurut Jalal, orang yang percaya cinta adalah orang yang tidak percaya pada
diri sendiri. Ruqayah menitikkan airmata mendengar kata-kata jalal. Jalal
berkata kalau dirinya mencemaskan perkataan ibunya.
Jalal merasa kalau banyak hal-hal aneh terjadi akhir-akhir ini,
di mana dia tak pernah membayangkannya, "pertama, Khan baba tidak patuh pada
perintahku, dia telah melawan aku. lalu farida megkhianati aku..." Ruq
cepat-cepat menghapus airmatanya dan menghibur Jalal, "jangan biarkan masalah
itu menganggumu. Aku tahu bagaimana merubah perasaanmu itu. Kau sudah lama tidak
pergi berburu kan? Jika kau izinkan, kita bisa pergi beruru besok.." jalal
tersenyum dan mengangguk dengan matanya. Ruq ukut tersenyum lega.
Bairam khan mendatangi Maham Anga dan mengusir semua
pelayannya. Maham kaget, tapi segera menghampiri Bairam khan memberinya salam.
Tanpa basa basi, Bairam khan menuduh Maham telah meracuni Jalal untuk melayan
dirinya. Maham dengan santai menyangkal, "kau aneh sekali, tuan Khan. kau itu
bersikap seperti ayahnya Jalal." Bairam mengingatkan Mahamkalau dia yang telah
membesarkannya. maham menyahut, "hanya untuk keuntunganmu. Kau menggunakan Yang
Mulia sebagai alat kekuatanmu. tapi aku harus mengatakan sesuatu, tuan Khan. kau
tidak pernah membagi masalahmu dengan ku di masa lalu, tapi sekarang saat jalal
tak mau mendengarmu kau datang ke harem ini.." Maham terlihat puas setelah
mengatakan itu.
Bairam khan berkata kalau dia tidak tahu apa maksud maham Anga,
"aku tahu apa yang kau inginkan. Kau ingin Adham mengambil posisiku. dan untuk
mewujudkan mimpi itu, kau nerusaha menghancurkan reputasiku. kau tahu kalau
anakmu tidak pantas menggantikan posisiku. Apa kau benar-benarpeduli pada
Jalal?" Maham menegaskan kalau hanya Jalal yang dia pedulikan, "aku ini
pengasuhnya Jalal. Tapi aku melahirkan Adham Khan. Aku rasa tidak ada salahnya
jika aku memikirkan masa depannya..."
Bairam khan menuduh Maham memanfaatkan Adham untuk memainkan
permainan kotornya. Maham mengaku, "ya. Aku ingin kekuasaan yang kau miliki
sekarang." bairam khan mengingatkan kalau tidak mudah memikul tanggung jawab
sebagai perdana menteri, "bahkan meski hanya untuk satu hari. Anakmu yang idak
beruna itu tidak pantas menerima jabatan ini..." Maham geram karena anaknya di
hina. Bairam khan tertawa, "anakmu akan menghancurkan hidupmu sendiri dan dia
juga akan menghancurkan hidupmu.. dan aku tahu kau tidak akan pernah sukses!!"
Maham melotot. Bairam khan berjanji akan merubah hidup maham seperti di neraka
dan dia juga akan memastikan maham Anga akan di kirim ke mekka. Setelah berkata
begitu, Bairam khan pergi di ikuti taatapan licik Maham.
Maham berguman, "kau mengali kuburanmu sendiri tuan Khan. kau
telah menunjukan jalan bagaimana cara menyingkirkanmu..." Sinopsis Jodha
AKbar episode 22