Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 20 by meysha lestari

Sinopsis Jodha Akbar episode 20 by meysha lestari. Jalal mengambarkan tentang Jodha pada Pelukis, pelukis melukis sesuai dengan yang di beritahukan Jalal. Sementara di Bhanpur, Jodha juga sedang berpose untuk di lukis oleh Suryabhan. Suyabhan menyuruh Jodha duduk diam agar diam dan dia akan membuat lukisan wanita tercantik. Suryabhan memuji mata indah Jodha, "aku memulai lukisan ini dengan mata indahmu saja.."

Di Agra jalal juga mengambarkan bentuk mata Jodha, raut muka dan rambutnya pada pelukis. Sementara Abdul melihat semua itu dengan rasa ingin tahu, siapa wanita yang ingin di lukis Jalal. Saat jalal mengatakan tentang tangan yang terulur memegang pedang, dengan raut wajah marah, Abdul tahu siapa yang di maksud.

Suryabhand an Jodha sedang asyik, tidak sadar kalau di intip adik-adiknya. begitu lukisan selesai, Suryabhan menyuruh Jodha melihatnya. Tapi adik-adiknya berhamburan ingin melihatnya lebih dulu. Tapi Surya melarang, "jangan, ini lukisan Jodha. Dia punya hak untuk melihatnya sebelum orang lain. kemarilah Jodha.." Jodha mendekati SUryabhan dan mengamati lukisannya. Adik-adik Suryabhan terkikik. Jodha kagum melihat lukisan dirinya.

Jalal bertanya pada pelukis, "apakah sudah selesai?" Si pelukis menyahut, "sesuai dengan yang kau gambarkan yang mulia. Tapi ini adalah lukisan puteri Jodha.." Jalal berbalik dengan senyum tipis. Dia menatap lukisan itu dan bertanya, "darimana kau tahu jika ini adalah tuan puteri Amer?" Pelukis yakin dengan lukisannya, dia sudah pergi ke seluruh pelosok Hindustan hingga ke Amer, "aku pernah melukis dirinya sekali dan..."  Pelukis menoleh pada Jalal yang berdiri di sampingnya dan tertunduk. Jalal menyuruh pelukis melanjutkan kata-katanya, "jangan berhenti.."

Pelukis memberitahu Jalal, betapa Jodha sangat baik dan cantik, "dia tangkas dan sangat cerdas. Dia sangat menghargai para seniman.." Jalal mengambil sekantong uang dan menyerahkannya pada pelukis, "aku juga sangat mebghoarmati seniman, tapi seniman itu harus pantas mendapatkan penghargaan.." Pelukis menerima hadiahnya. lalu Jalal menyuruhnya pergi.

Setelah pelukis pergi, jalal menatap lukisan itu. Dia ingat bagaimana Jodha menghunus pedang ke lehernya. Lalu Jalal mengambi lukisan itu dan membakarnya. Abdul dengan heran bertanya, "maafkan aku yang mulia, kalau akhirnay di bakar, mengapa kau membuang banyak uang dan waktu untuk membuatnya?" Jalal menjawab, "kadang saat kau membuat sesuatu, kau juga meikmati saat menghancurkannya.."
Maham sedang mengupas badam ketika Adham datang dan memberitahu kalau Bairam khan melakukan persis yang di duga Maham, dia membunuh Takhatmal, "dia telah mengabaikan perintah dari kaisar. Sekarang tak ada yang akan menyelamatkan dia dari kemarahan Jalal.." maham tersenyum licik. Adham menawarkan diri untuk memberitahu jalal tentang iu. Tapi Maham melarang, "jangan, Adham. Biar aku saja.. jangan menghalangi.."

Tiba-tiba ada keributan. Seorang pria nyelonong masuk dan di kejar prajurit. Maham dan Adham menegur otang itu. Dia engaku sebagai prajurit dari Takhatmal yang ingin memberi informasi tentang kematian rajanya, "aku datang kesini membawa mayatrajaku agar mayatnya bisa di kremasi." Maham dan Adham saling pandang. Maham memberitahu prajurit itu kalau mereka tidak punya hak untuk membuat keputusan, "kau harus minta izin pada Kaisar, kami ini hanya pelayannya saja.." lalu maham menyuruh prajurit membawa orang itu kehadapan jalal.

lalu prajurit Takhatmal mengadu pada jalal dan menuntut keadilan darinya. Jalal mendengarkan semuanya dengan wajah menahan geram. Sementara itu, pengawal setia bairam memberitahu bairam tentang kemungkinan Jalal sudah tahu tentang eksekusi raja takhatmal. bairam Khan tidak kaget, "aku tahu. Apa menurutmu Maham Anga akan menghasut jalal untuk melawanku? Dia pasti sudah memberitahu jalal tentang semuanya..." Bairam khan yakin itu. Dan dia memberi perintah pada prajurit agar membiarkan jalal masuk jika dia datang ingin bertemu dirinya.


Pengawak setia Bairam khan mengingatkan akbatnya menentang Kaisra. Bairam khan tak perduli, "aku yang membantu dia menjadi seorang Kaisar, apa balasannya untukku? Dia sudah mempermalukan aku didepan banyak orang di sidang. Apakah Jalal menjadi sangat penting sekarang?" Prajurit menyankal, "tentu saja tidak tuanku, dia menghormatimu seperti ayahnya sendiri.." bairam khan tidak setuju, dia masih merasa di permalukan jalal.Pengawal mengingatkan kalau bairam menentang Raja, maka dia akan dianggap pemberontak. Bairam khan tidak perduli di anggap pemberontak. lalu prajurit datang untuk memanggil bairam khan, karena para menteri dan komandan telah berkumpul di ruangan dewan (deewane Khaas). Bairam Khan kaget, "siapa yang memanggil? Akulah yang punya hak memangguil semua orang untuk berkumpul di ruang dewan." Prajurit menjawab, kalau jalal yang memanggil. Bairam Khan binggung.
Bagikan :
Back To Top