Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 212 Jalal menolak bertemu Jodha

Sinopsis Jodha Akbar episode 212 Jalal Menolak Bertemu Jodha by Meysha Lestari. Kemarahan Jalal yang begitu amat sangat telah melukai perasaan Jodha. Apalagi melihat tangan Jalal yang berdarah-darah karena menghantam tembok. TapitJodha tak dapar memberitahu Jalal siapa Dilawar Khan sebenarnya karena janjinya pada Sujamal. Kebisuan dan jawaban-jawaban singkat dari Jodha membuat Jalal merasa terhina. Jalal menduga kalau Jodha mencintai DIlawar Khan dan memiliki hubungan khsusus bahkan sebelum mereka menikah. Jalal sudah salah paham. Tragisnya Jodha tak bisa memupus salah paham Jalal demi sebuah janji. Hingga Akhirnya Jalal yang terluka mengusir Jodha dari Agra.

Rukayah menanyai Hoshiyar tentang kabar terbaru Ratu Jodha. Hoshiyar pun menceritakan semuanya. Bahwa Jodha bukan hanya mennagis, tapi juga mengutuk dirinya sendiri. 


Di kamarnya, Jodha sedang menceritakan kesedihan hatinya pada Moti sambil menangis. Motipun ikut menangis.

 "Sebenarnya, aku ingin mengatakan sejujurnya pada yang Mulia, tapi sekarang sudah tidak berguna, Moti. Yang Mulia ingin aku pergi dari dia selamanya. Dia sudah tak punya perasaan lagi padaku. Untuk apa aku tinggal di sini kalau seperti itu?"

Rukayah kaget mendengar cerita Hoshiyar, bahwa Jalal bukan hanya menuduh Jodha tidak setia tapi juga menyuruhnya pergi dari Agra besok pagi.

"Benarkah? itu berita bagus," ucap Ruakayah sambil tertawa lebar. "Apakah ratu Jodha sudah berkemas? apakah dia sudah pergi?"

Hoshiyar berkata, "sejujurnya aku merasa sedikit kasihan pada Ratu Jodha, nyonya. Aku merasa itu tidak benar."

Rukayah tertawa, "Kasihan? Kupikir kau saudah menjadi penganggum ratu Jodha."

Hoshiyar menyangkal, "tidak Ratu Rukayah, sama sekali tidak."

Dengan kesal Rukayah menyiram wajah Hoshiyar dengan air dari cangkir yang baru diminumnya sambil membentak.

"Ingat batasan mu! Jangan pernah lupa bahwa kau masih budakku. Saat melayani ratu Jodha, kesetiaanmu telah berubah."

"Tidak ratu, aku masih setia padamu. Jangan kau pertanyakan kesetiaanku."

Ruakayah membentak, "beraninya kau membantahku!!"

Maham muncul dan menyela, "Ratu Ruqayah!"

Maham menyuruh Hoshiyar pergi lalu dia menegur Ruqayah, "Ratu Ruqayah, ada apa denganmu? ini adalah hari bahagia. Kau seharusnya merayakannya. Mengapa kau meneriakinya?"

Maham memberitahu Ruqayah kalau Jalal terluka oleh Jodha. Dan dia yaklin dalam beberapa hari ini, Jodha akan meninggalkan Agra. Ruqayah menyela, "tida dalam beberap ahari, Maham ANga. Dia hanya di sini untuk malam ini. Hoshiyar bilang kalau dia akan pergi esok pagi."

Maham bahagia, "masyaallah. itu berita bagus. AKu sangat gembira." Lalu keduanya tertawa bahagia. Maham membeirtahu Ruqayah kalau dirinya sangat gembira dan tidak pernah membayangkan kalau Allah akan memberkati mereka dengan kebahagiaan seperti ini. 

***

Jodha gelisah dalam tidurnya. Dia ingin mmemberitahu Jalal kalau Dilawar Khan adalah Sujamal. Tapi dia tak bisa mengingkari janjinya pada Sujama. Jodha terjepit dalam dilema. Bagai makan buah simalakama. Dia betul-betul gelisah. Tidurnya sangat tidak nyenyak. 

Tiba-tiba sebuah suara membangunkan Jodha, "Jodha, bangun Jodha!"

Jodha cepat-cepat membuka matanya dan beranjak duduk. Dia melihat dirinya berpakaian lengkap layaknya seorangnya ratu. Jodha menatap heran, "siapa kau?"

Sosok Ratu Jodha menjawab, "Yang Mulia telah sangat menyaikiti hatimu hingga kau tak bisa mengenali kesadaranmu, aku adalah suara hatimu. AKu sudah mencoba membangunkanmu sejak tadi. Bangunlah Jodha. Katakan yang sebenarnya pada Yang Mulia sebelum senuanya hancur."

Jodha menolak, "tidak! Dia tak percaya aku. Dia pikir aku membuat alasan, dia sudah tak percaya padaku lagi. Dia sangat terluka."

"Bagus sekali Jodha, kau sangat peduli dengan emosi Yang Muliua. lalu bagaimana denganmu? Apakah kau tidak terluka? Yang mulia telah meragukan moralitasmu, dia telah menyakiti hatimu. tapi kau masih khawatir dengan emosi nya," ucap  ratu Jodha.

Jodha menjawab, "tidak, aku yang menyakiti dia dulu. aku bohong padanya. Aku tak menjawab peertanyaanya. AKu tak bisa menjelaskan semuanya kepadanya. Kemarahannya bisa di mengerti. AKu telah menyakiti dia dengan kebisuanku."

Ratu Jodha tergelak, "bagi seorang wanita, kehormatannya adalah yang terpenting. Begitu juga dengan wanita Rajput. Kau ini wanita apa Jodha? Kau adalah Rajvanshi. Yang Mulia mempertanyakan kehormatanmu dan kau pikir dia tidak salah apa-apa. Apakah kau jatuh cinta padanya? Hari ini kau ingin mendengarkanmu, kau ingin dia berpikir kau adalah wanita terhormat. Kenapa kau ingin dia mempercayaimu?"

Ratu Jodha duduk disampung Jodha sambil menatapnya tajam. Jodha terlihat binggung. Ratu Jodha melanjutkan, "akan kuberitahu. Kau tidak marah karena takut padana. Kau sakit hati karena dia tidak percaya padamu. Dia meragukan kesetiaanmu. Tai kau sudah jatuh cinta padanya. Kau tak ingin memberitahunya yang seenarnya karena takut akan menyinggung perasaan dia..."

"TIdak! Itu tidak benar!" sangkal Jodha. "Aku tidak mencintai dia. AKu hanya ingin menyelamatkan Sujamal. Saat dia sudah aman, aku akan pergi."

"Kau ingin pergi karena kau ingin disusul yang mulia."

"TIdak! Itu tidak benar!"

"Jangan bohong pada dirimu sendiri, Jodha. Kau jatuuh cinta pada Yang Mulia. Kau jatuuh cinta pada pria yang ingin kau hukum di depan dewi Kali."

Jodha teringat sumpahnya dulu pada Kali Ma. Bahwa dia akan meletakkan kepala Jalal di kaki dewi Kali.

Ratu Jodha melanjutkan, "itulah alasan kenap akau tidak marah padanya, walaupun kau mengutuknya. Faktanya, kau khawatir saat melihat dia berdarah. Bukankah aneh bahwa kau mencintai pria yang tidak percaya padamu? Apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau harus memilih antara saudaramu, yang mulia dan emosimu. Kau hanya punya dua pilihan, jujur atau pergi dari sini. Kau tak bisa mengingkari janjimu. Kau juga tak bisa menolerir apa yang dilakukan Yang Mulia padamu. Tidak ada gunanya menangis. Jodha, pergilah dari sini!! Pergi dari sini! tak ada orang yang mencintaimu di sini. Pergi dari sini! Tinggalkan Agra selamanya. Pergilah dari sini Jodha!!"

Jodha benar-benar binggung dan dalam dilema. Suara hatinya dalam wujud ratu Jodha terus menerus menyuruhnya pergi dari AGra. 

Moti datang. Sosok Ratu Jodha langsung menghilang. 

"Jodha, Yang Mulia sangat Marah. Dia tidak akan mengampuni pangeran Sujamal," lapor Moti. 

Jodha kaget. Dai menoleh ke samping di mana sosok Ratu Jodha tadi duduk. Tapi sosok itu sudah lenyap. Jodha bingung dan sedih.

Moti meminta Jodha bicara jujur pada Jalal. "Belum terlambat, Jodha."

***

Jodha sepertinya mempertimbangkan saran Moti. Dengan pikiran yang berkecamuk, Jodha melangkah untuk menemui Jalal. Jodha berniat mengingkari janjinya pada Sujamal dan mengatakan yang sebenarnya pada Jalal.

Tapi ditegah Jalal dia dicegat Maham Anga, "Ratu Jodha, kau mau kemana malam-malam begini?"

"Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Yang Mulia."

Maham mencegah, "tidak, Ratu Jodha. Demi tuhan, akan lebih baik jika kau tidak bertemu dia sekarang. Kau tidak tahu betapa kesal dia, betapa marahnya dia. Aku pikir kau jangan ganggu dia sekarang daripada semua bertambah parah."

"Tapi Maham Anga, aku harus mengatakan ini. Ini penting. AKu ingin menjelaskan salah paham ini. Tolong percayalah, dia akan tenang setelah bertemu aku," jelas Jodha.

"Cobalah mengerti, bila kita menjelaskan kepadaorang ang sedang marah, maka tak ada gunanya. Tolong jangan ke kamar Yang Mulia sekarang. Di amungkin tiadak akan mendengarkanmu. Faktanya, dia bahkan mungkin bisa tambah marah," jela smaham.

Jodha yakin kalau Jalal tidakk akan tenang kalau tidak bertemu dirinya. Maham tetap bersikeras melarang karena Jalal sudah menolak untuk bertemu siapapun.

"Tapi kalau kau memaksa, kau harus menunggu.." ucap Maham. Lalu Maham berbalik meninggalkan Jodha.

Jodha menangis dalam bingung. Tak tahu harus berbuat apa, Jodha pun berbalik dan melangkah pergi.

Maham menoleh. Dia menatap kepergian Jodha sambil menyerigai. "Aku tahu bahwa kau ingin mengatakan yang sejujurnya Jodha. Tapi maaf, bila salah paham ini diluruskan maka aku akan gagal. Maafkan aku."

***

Jalal sedang mengamuk di kamarnya. Semua perabotan dia buang dan banting. Dia mengambil pedang dan hendak memotong lukisan Jodha ketika Maham masuk dan memanggilnya, "Jalal...!"

Jalal mengurungkan niatnya. Dia berbalik kearah mahan dengan pedang terhunus sambil berteriak memgusir, "pergii kau dari sini!"

Maham tersentak kaget. Jalal salah tingkah dan minta maaf, "maaf ibu, aku tak tahu itu kau. Tapi aku tidak ingin bertemu siapapun."

Maham membeirtahu Jalal kalau Ratu Jodha ingin bertemu. Jalal menyuruh maham memberitahu Jodha kalau dirinya tak mau ketemu. "Aku sudah bilang begitu, Jalal. Dia ingin meluruskan salah paham dan minta maaf padamu."

Jalal tambah emosi. Dia membalikkan mmeja, "aku tahu dia salah. Tidak ada salah paham. tidak ada yang perlu di luruskan. Dia melakukan kejahatan yang tak termaafkan. Jadi katakan padanya, aku tak ingin melihat wajahnya lagi!" 

Ketika maham berkeras, Jalal mengusirnya. Maham berbalik pergi sambill menyerigai penuh kemenangan.

***

Pagi sekali, Jala mengumpulkan menteri dan anggota keluarganya. Maham dan Ruqayah duduk berdampingan. Ruqayah membeirtahu Maham kalau semalaman dia tak bisa tidur karena terlalu senang. "AKu sudah menunggu pagi yang berbahagia ini." 

Tapi maham bercerita sebaliknya. Maham akhirnya bisa tidur nyenyak setelah sekian lama.

Kontrasn dengan Salima dan Hamida bano. Kedua ratu itu terlihat sangat sedih dan cemas. Ratu Hamida merasa kalau saat ini Jodha tak punya pilihan sekarang. Hamida yakin kalau apa yang terjadi antara Jalal dan Jodha adalah sebuah paham. Jodha pasti menyembunyikan sesuatu. "Aku yakin Jodha tidak beruat salah. AKu percaya Jodha. Dia tidak mungkin menyakiti Jalal."

Salima sependapat dengan hamida. Salima berdoa semoga yang 

sebenarnya akan segera terungkap. 

"Aamiin. Tapi Ratu Jodha diaman?" tanya ratu Hamdia sambil menatap sekeliling.

Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau Jalal datang. Semua memberi hormat.

Jalal duduk di singasana dengan wajah masgul. Dia meminta Atgah membawa Dilawar Khan kehadapannya. Atgah menyuruh parjurit menjemput Dilawar khan. Prajurit bergegas pergi.

Jalal memberitahu Atgah kalai dirinya ingin bicara berdua dengan Dilawar Khan. 

Namun parjurit datang tegopoh-gopoh tanpa Dilawar. 

Jalal bertanya, "ada apa?"

Prajurit memberitahu kalau Dilawar menyerang penjaga dan kabur saat mau di bawah ke hadapan Jalal. Jalal sangat geram. Dia menarik pedang dan menghunusnya ke leher prajurit, "berapa banyak jumlah kalian, tapi kenapa dia bisa lepas?"

Jalal lalu melepaskan prajurit dan ertekad akan menangkap DIlawar Khan dengan tanganya sendiri.

***

Diiringi Atgah Shahabd dan para panglima perang, Jalal berlari menuju penjara. Tapi alangkah kagetnya dia saat di tengah halaman penjara terlihat setumpuk mayat prajurit Mughal yang di bantai Dilawar. Jalal menyuruh Atgah menyiapkan prajurit untuk balas dendam.

Lalu Jalal meloncat keatas kuda untuk mengejar Dilawar diikutii beberapa prajurit. Sebelum pergi, Jalal menuruh Atgah menjagar istana.

***

kejar-kejaran pun terjadi. Disebuah hutan, Halal berhasil menemukan jejak Dilawar. Dia memacu kudanya dan berhasil mendekati Sujamal. Jalal berteriak kalau dirinya tidak akan mengampuni Sujamal. Sujamal menantang Jalal agar menangkap dirinya kalau bisa.

Dan tersembunyi disela-sela pepohonan terlihat Sharifudin yang mengawasi keduanya. Sharigudin berkata, "Yang Mulia, Sujamal mungkin bisa lolos darimu, tapi kau tak akan bisa lolos dari kematianmu!" Bersambung Sinopsis Jodha AKbar episode 212 by Meysha Lestari.  

FULL VIDEO JODHA AKBAR episode 212

Bagikan :
Back To Top