Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 213 Jalal menangkap Sujamal by Meysha Lestari.

Sinopsis Jodha Akbar episode 213 Sujamal Tertangkap by Meysha Lestari. Para ratu berkumpul. Ratu Hamida terlihat sedih. Ruqayah meminta ratu Hamida agar tidak menyusahkan diri sendiri karena perbuatan Jodha. Karena Jodha telah menyakiti Jalal dan berbohong padanya.

Ratu Hamida yakin kalau Jodha tidak bersalah. Pasti ada sesuatu yang menyebabkan Jalal dan Jodha salah paham. "Jodha adalah kebanggaan Mughal. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

Ruqayah kesal memdengar pembelaan Hamida. Ruqayah yakin,  begitu Dilawar Khan tertangkap semua kebenaran tentang Jodha akan terbongkar. 

Ratu Hamida berdoa agar Jalal dan Jodha baik-baik saja. Salima dan Jiji ANga ikut erdoa. Salima menenangkan Ratu Hamida dengan berkata, "Yang Mulia dan Ratu Jodha adalah orang-orang berakal dan cerdas. Mereka pasti bisa menyelesaikan masalah ini."

Ruqayah terlihat tidak suka.

***

Jalal masih melakukan pengejaran terhadap Dilawar Khan alias Sujamal. Disuatu tempat, Jalal berhasil mendekati Sujamal. Dengan sekuat tenaga Jalal memukul Sujamal hingga terpental dari kuda. Jalal langsung turun. Dia melepas turban dikepalanya lalu menghunus pedang. 

"Aku tidak akan melawan seorang buronan sepertimu sebagai kaisar. Selamatkan dirimu jika kau bisa!"

Lalu tanpa menunggu, Jalal segera mengayunkan pedangnya ke arah Sujamal. Pertarungan sengit pun terjadi. Sujamal tak mau matikonyol. Dia pun menghunus pedangnya. Pertarungan pedang dua ksatria berlangsung sangat sengit. 

DIsuatu kesempatan Jalal berhasil menjatuhkan Sujamal. Sambil menginjaldadaSujamal dan menghunus pedang diwajahnya, Jalal berkata, "karena berpura-ura sebagai kasim kau telah kehilangan kegagahanmu. Seorang Rajpit tidak akan pernag bertarung seperti mu."



Sujamal menjawab, "itu karena aku tidak menyerang kamu sebagai seorang Rajput. Aku hanya bertahan."

Jalal mengangkat pedang dengan kedua tangan, lalu menyabetkan kearah Sujamal. Sujamal berguling menghindari sabetan pedang Jalal. Pertarungan berlangsung kembali. 

Di atas dahan pohon yang terlindung, Sharifuddin mengamati pertarungan Jalal dan Sujamal sambil bersiap membidikkan  anak panah ke arah Jalal. Sharifuddin bertekad untuk membunuh Jalal dengan panah dan akan menjadikan Sujamal sebagai kambing hitam.

Sekali lagi, Jalal berhasil mengalahkan Sujamal. Jalal menghunus pedangnya ke leher Sujamal sambil berkata, "kau telah menyinggungku dengan memasuki Harem. Karena itu kau tidak akan mati dengan mudah. Kau tidak memiliki senjata. Jadi aku akan membunuhmu tanpa senjata."

Lalu Jalal membuang senjatanya, membuka jubahnya dan kembali menyerang Sujamal dengan tinjunya. Sujamal tidak melawan sedikitpun. Dia hanya menangkis dan bertahan. Jalal menendang, membanting melempar Sujamal. Sujamal tetap bertahan untuk tidak balik menyerang. Jalal menghajar Sujamal habis-habisan. 

Sharifudin sedang bersiap membidikkan anak panah. Sujamal tanpa sengaja melihat itu. Ketika anak panah melayang kearah Jalal, Sujamal menjerit sambil mendorong tubuh Jalal.

"Yang Mulia...."

Jalal terdorong kesamping dan selamat tapi anak panah menancap tepat di dada sisi sebelah kiri Sujamal. Sujamal terjerebab ke tanah. Jalal menatap kearah asal anak panah. Dia melihat seseorang kabur dari sana. Dia tertegun tak percaya.

Tiba-tiba muncul Adham khan dengan pedang terhunus, siap menyerang Sujamal. Jalal menahan pedang Adham hingga telapak tangannya berdarah. Lalu Atgah Khan dan prajurit berdatangan.

Jalal 

"Tidak Adham. Tidak!" Ucap Jalal sambil menyingkirkan pedang Adham. "Kejar dan tangkap orang yang ingin membunuhku." Adham dan Atgah berlari kearah yang di maksud Jalal.

Jalal menghampiri Sujamal dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "kenapa kau menyelamatkan nyawaku? Aku ingin membunuhmu!"

Dengan berdarah-darah Sujamal menjawab, "karena aku sudah berjanji pada adikku Jodha. Bahwa aku akan selalu melindungi suaminya."

"Siapa kau? katekan padaku siapa kau?" bentak Jalal binggung.

"Su...ja...mal..." ucap Sujamal sebelum pingsan.

Jalal kaget. "Sujamal? Kakak nya ratu Jodha?" Lalu semua yang terjadi dan telah di lihat Jalal kembali tergambar di benaknya. Saat dia melihat pertemuan rahasia sujamal dan Jodha. Lalu kemarahannya pada Jodha tadi malam. Kini Jalal tahu mengapa Jodha menjawab iya ketika Jalal bertanya apakah Jodha mengenal dan mencintai orang itu? Rasa sesal menyelimuti hati Jalal karena telah mengusir Jodha.

***

Jalal termenung didepan danau dengan perasaan penuh sesal memikirkan apa yang sudah dia lakukan pada Jodha. Dia sadar kalau dirinya telah melakukan kesalahan besar. Tentu saja Jodha mengenal dan mencintai kakaknya. Jalal telah salah paham.

"Oh tuhan! Maafkan aku, Ratu Jodha. AKau telah membuat kesalahan besar. Aku telah menyalahkanmu. Kau boleh menghukum akujika kau mau. Tapi aku mohon, maafkan aku. Seandainya saja kau mau memberitahu aku. Seandainya saja kau percaya padaku."

Dengan kesal Jalal menepuk air didepannya.

Adham akan mendatangi Jalal. Atgah menahnnya, "Tunggu sebentar, Yang Mulia ingin sendiri.."

Tapi Adham tak mengubris, "aku ingin bicara dengan Yang Mulia."

Adham mengampiri Jalal dan memanggil, "Yang Mulia!"

Jalal bangkit dari jongkoonya dan mengahmpiri Adham.

Adham protes, "aku tidak mengerti dengan tindakanmu. Sujamal adalah orang yang telah menghancurkan orang-orang kita di Mewat. Bukannya menghukum dia, kau malah merawat dirinya."

Sujamal sadar dari pingsan dan mendengar pembicaraan Jalal dan Adham.

Jalal menjawab, " dia akan membayar pembuatannya atas Mewat. Tapi tidak di sini dan tidak seperti ini. Aku tak bisa menyerang seorang pria terluka seperti seorang pengecut."

"Sujamal telah mencoba memunuhmu selama perayaan..." 

"Jika dia ingin membunuh aku, hari ini dia tidak akan menyelamatkan aku. Masalah ini berbeda. AKu  ingin mencapai ke dasar permasalahannya," jelas Jalal.

Atgah datang. Jalal menanyakan kondisi Sujamal. Atgah memberitahu kalau tabib telah merawatnya dan kini dia pasti sudah sadar.

Sharifuddin muncul dan bertanya apakah Jalal berhasil mmenangkap orang Rajput itu.

Jalal menjawab, "ya. dan aku juga di serang pada saat itu. Kau kemana saja selama kejadian itu?"

Sharif menjawab kalau dia sedang melakukan pencarian di bagian hutan yang lain. Adham yang tahu kelicikan Sharif tersenyum tipis.

Prajurit memberitahu Jalal kalau Sujaman sudah sadar. Jalal dan yang lain-lain bergegas menuju ke tempat sujamal di rawat. Sharifuddin terlihat cemas. Dia tkut kalau konspirasinya terbongkar.

Tabib memberikan gelas berisi obat pada Sujamal dan menyuruhnya minum. Sujamal menolak. Jalal melihat itu. Dia berkata kalau orang sakit butuh obat dan doa agar lekas sembuh. Jalal memberi isyarat Sujamal agar meminum obatnya. Sujamal menurut. Dia meminum obatnya.

Jalal bertanya, "bagaimana keadaanmu sekarang?"

Sujamal menjawab, "aku baik."

Lalu Jalal duduk di tepi tempat tidur dan mengatakan isi hatinya pada Sujamal. "Aku tidak mengerti satu hal. Kamu itu seorang Rajput, namun kau datang ke istanaku sebagai seorang kasim. Tidakkah kau merasa aneh ketika melakukan itu?"

"Aneh. Tapi aku itu seorang Rajput. Kami menganggap memenuhi janji diatas segalanya. Itulah alasan mengapa aku terpaksa datang ke Istanamu."

"Aku tidak mengerti, "sela jalal.

Sujamal memeirtahu Jlalal kalau dirinya telah berjanji pada Jodha akan melindungi suaminya. Maka ketika aku tahu dia terkena racun, aku datang ke Agra untuk menemuinya. Aku barus aja akan pergi setelah menemuinya di kuil ketika aku mendengar Abul Mali dan seseorang pria dari istana membuat konspirasi untuk membunuhmu. Mereka berencana untuk membunuhmu selama perayaan. Jadi aku datang ke sana. Aku mengirim pesan pada pengawalmu, Atgah Shaha melalui anak kecil bahwa nyawamu sedangd alam bahaya."

"Jadi kau yang mengirim pesan itu?" tanya Atgah.

Sujamal mengangguk, "ya. Aku yang mengirimnya. AKu membunuh orang itu selama perayaan itu. Tapi sayangnya aku telah di anggap bersalah untuk mencoba membunuhmu. lalu aku tinggal di Agra untuk mencari tahu orang di balik konspirasi itu. Aku menyamar sebagai kasim. Tapis ebelum aku menangkaporang itu, kau telah mencurigai aku. Dan kau tahu apa yang terjadi setelah itu. Aku tidak mencari pembenaran untuk apapun. Tapi aku bisa pastikan bahwa niatku adalah bersih. Aku tidak punya niat jahat terhadap wanita manapun yang ada di harem. Oh ya satu hal lagi, kamus angat beruntung memiliki adik seperti bakshi bano. Kapanpun aku merindukan Jodha, aku akan merindukan dirinya juga."

Adham berkata, "kau itu musuh dari kerajaan Mughal. Lalu kenapa kau menyelamatkan yang mulia?"

"Mughal masih menjadi musuhku. Tapi Rajput membunuh musuh mereka di medan perang. Yang kedua, Baginda adalah suami adikku. Aku tidak bisa membunuh suami adikku."

Jalal menarik nafas mednengar penjelasan Sujamal, "seperti yang kau katakan. Aku masih musuhmu. Apa yang akan kau lakukan jika kita bertemu di medan perang?"

"Semua orang yang ada di medan perrang adalah seporang musuh yang harus di bunuh untuk memenangkan sebuah peperangan. Aku tidak ingon tinggal di sini terlalu lama dan berhutang budi pada Mughal. Entah kau ingin menangkapku atau aku akan pergi." Setelah berkata begitu, Sujamal segera bangkit dan melangkah pergi. Tapi Adhan dan Sharifudin menghalanginya.

Jalal bertanya, "kenapa kau berpikir aku akan membiarkan kamu pergi?"

"Karena kamu masih belum memenjarakan aku. Yang kedua, kamu itu seorang prajurit. Maka tidaklah cocok bagimu untuk menangkap musuhmu semudah itu. Ataupun kamu akan menyerang musuhmu dari belakang. Aku akan pergi sekarang. Ketika kita bertemu di medan perang, kita akan saling menghadapi satu sama lain sebagai musuh."

Jalal bangkit dari duduknya dan menghampiri Sujamal, "aku ingin bertanya satu hal lagi. Ketika aku bertanya pada Jodha kenapadia tidak memberitahu aku yang sebenarnya?"

"Karena dia seorang Rajput dan aku telah membuatnya berjanji padaku. Bahwa dia tidak akan memberitahu kamu tentang aku."

Jalal terlihat sedih. Dia ingat bagaimana Jodha hanya diam ketika dia bertanya tentang pria rajput itu. 

Lalu Sujamal memberi salam dan berpamitan. Tapi Adham dan Sharif tetap tak mau memberinya jalan. Baru setelah Jalal memberi isyarat dengan anggukan kepala, Adham dan Sharif menyingkir sehingga Sujamal bisa melangkah pergi.

Sepeninggal SUjamal, Sharif bertanya, "Yang Mulia, kenapakamu mengampuni seorang musuh?"

"Karena dia prajurit sejati. AKu akan menangkap orang yang mengaku setia padaku akan tetapimembuat konspirasi untuk membunuhku, meskipun dia tinggal di tempatku!"

Sharifiddun salah tingkah. Jalal menyuruh Atgah dan Adham agar mencari pengkhianat itu. "Tapi ingat satu hal. jangan menusahkan siapapun tanpa ada bukti yang pasti."

Lalu Jalal menyuruh semua orang pergi.

Dengan wajah sedih dan dipenuhi rasa bersalah, Jalal berkata kalau dirinya akan segera menemui ratu Jodha.

***

Jodha sedang duduk mematung di kamarnya. Wajahnya terlihat sedih dan penuh air mata. Sementara itu, Jalal bergegas menuju kamar Jodha sambil bicara dalam hati.

"Bagaimana bisa aku salah paham terhadap ratu Jodha? AKu telah mengenalnya begitu lama. AKu seharusnya benar-benar percaya padanya. AKu akan bertemu dengannya dan meminta maaf. AKu akan menahan diri jika dia meneriaki aku ataupun mengejek aku. Tapi aku tidak akan pergi sebelum dia memaafkan aku." Jalal memasang langkah lebar-lebar agar bisa segera sampai di kamar Jodha.

Sementara itu, Jodha bergegas bangkit begitu moti datang. "Moti, apakah kamu sduah mendapatkan kabar apapun tentang kakak Sujamal? Bagaimana keadaannya?" 

"Semua baik-baik saja Jodha. Sekarang pengeran SUjamal sudah baik-baik saja. Baginda telah mengetahui kebenarannya dan telah mengetahui bahwa Dilawar Khan itu sebenarnya Pangeran Sujamal. Yang mulia telah melepaskan pangeran Sujamal. Kamutak perlu melanggar janjimu. pangeran Sujamal sudah aman."

Jodha terlihat lega. Moti melanjutkan, "Jodha, baginda tidak akan memuang-buang waktu lagi sekarang. Sejauh yang aku kenal, dia pasti akan datang kemari untuk minta maaf padamu. Maafkanlah dia. Jangan marah padanya."

Jodha tidak menyahut. Dia beralik menghadap patung Khrishn dan mengucapkan terima kasih karena Sujamal telah selamat.

***

Jalal tiba di depan kamar Jodha. Dia melihat Jodha, Jodha pun melihat kehadiran Jalal. Keduanya saling berpandangan. Wajah jalal terlihat sendur panuh dengan perasaan bersalah. SementaraJodha menatap Jalal dengan mata berbinar-binar. Keduanya sama-sama saling mendekati dan berdiri berhadapan.

Jalal menatap Jodha lama. Lalud engan mata berkaca-kaca dia berkata, "kamu tidak tahu bahwa aku sangat senang bisa melihatmu di sini."

"Apakah kamu berpikir bahwa aku akan pergi? Hanya karena kamu meminta aku untuk pergi?" tanya Jodha. 

"Tolong jangan ingatkan aku pada kejadian itu, aku benar-benar malu sekali. AKu telah membuat kesalahan besar. Ku mohon, maafkan aku. Jika kau bisa." lalu Jalal berlutut di depan Jodha. Tapi Jodha menahan tubuh Jalal dan memaksanya kembali berdiri.

"Apa yang kamu lakukan, Baginda? Kamu itu suamiku. Kamu tidak perlu meminta maaf padaku."

"Tapi aku telah menyalahkan dirimu, Ratu Jodha."

"Lupakan apa yang terjadi, itu hanya sebuah kesalahpahaman kecil. Tapi itu sekarang telah terselesaikan. Kau adalah suamiku, bukan seorang kriminal. Jangan membuatku malu dengan meminta maaf padaku."

Jalal menitikkan airmata mendengar kebesaran hati Jodha. Jalal dan Jodha sama-sama menangis. Jodha mengulurkan tanganya untuk mngusap air mata Jalal. 

Jalal mencium pipi Jodha, Jodha balas mencium pipi Jalal. Lalu keduanya saling berpegangan tangan. Jodha mengecup jemari Jalal.

Jalal berkata, "kau telah selalu berbagi kesedihanku. Bagaimana bisa aku menyebabkan rasa sakit seperti itu padamu? Ku mohon, maafkan aku ratu Jodha.."

"Kau tak perlu minta maaf, yang mulia. Aku mengerti perasaan yang kamu alami pada saat itu. Kamu mengatakan hal-hal itu hanya karena kamu sedang marah."

Lalu Jalal meraih tubuh Jodha dan memeluknya.  Bersambung: 

SInopsis Jodha AKbar episode 214 Jodha meninggalkan Agra by meysha lestari.

VIDEO JODHA AKBAR episode 213 Full






Bagikan :
Back To Top