Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 163 by Meysha Lestari.

Sinopsis Jodha Akbar episode 163 by Meysha Lestari. Adham mengumpulkan Kroninya dan menyusun rencana. Adham menyuruh anak buahnya agar segera membunuh Benazir dan AbulMali begitu jalal meninggal. Adham wanti-wanti pada kroninya agar tak ada yang tahu tentang rencananya ini. Kroninya mengganguk paham.

Maham datang dan bertanya apa yang di bicarakan Adham? Adham menjawab kalau mereka bicara tentang strategi untuk mengalahkan Baz Bahadur dan memenangkan malwa. Maham percaya begitu saja, dia berpesan pada kroni Adham agar memperketat penjagaan untuk jalal, karena dia telah di serang. Semua yang hadir mengangguk.  Maham bergegas pergi tanpa curiga. Adham menyerigai lega, ".. jika ibu tahu siapa benazir, maka dia akan membunuhnya. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku akan mendapatkan tahta sekarang.."

Jalal menatap anak panah di tanganya dan berpikir kalau kecemburuan Jodha semakin meningkat. Atgah datang menemui jalal di kamarnya sambil membawa kotak yang dia ambil dari kamar Benazir. Jalal telah memerintahkan Atgah untuk megeledah dan memeriksa kamar benazir untul membuktikan kecurigaan Jodha. Jalal menyuruh Atgah membuka kotak itu, isinya adalah mutiara. Jalal dan Atgah menduka kalau itu adalah butiran-butiran perhiasan dari mutiara.

DI kamarnya, Benazir bingung mencari kotak yang di ambil Atgah dengan cemas da gusar. Zakira ikut bingung. Benazir berkata kalau isi kotak itu adalah penawar racun ular yang berbentuk seperti mutiara. Benazir menduga kalau Jodha yang telah mengeledah kamarnya dan mengambil kotak itu.

Jalal mengamati mutiara-mutiara itu dan merasa herna karena para wanita sangat suka perhiasan, "aku sedang menimbang ucapan Jodha sekali lagi, tapi tidak ada bukti yang memberatkan Benazir. lalu jalal menyuruh Atgah mengembalikan kota itu berserta isinya kembali ke kamar Benazir saat orangnya tidak ada.

Ruq datang ke kemar Jodha unuk melihat pekerjaan pelayan yang sedang mengemas barang-barang Jodha. Ruq memerintahkan pelayan memindahkan barang-barang itu ke kamar Jodha yang baru. Jodha memohon pada Ruq agar diyanya yang menyala di biarkan di kamar itu sampai mati sendiri. Ruq menolak, karena kamar itu akan di gunakan Benazir dan tempat diya akan di gunakan untuk meletakkan perhiasan Benazir. Johda menjelaskan kalau diya itu melambangkan kepercayaan dan kehidupan, akan menjadi pertandan buruk kalau di matikan atau di pindahkan saat masih menyala. Ruq berkeras. Jodha tak tahu harus berkata apa lagi. Tanpa berkata apa-apa, Jodha bergegas keluar kamar sambil menggendong patung kanha. Ruq menyerigai.

Jodha menggendong patung Kanha dengan langkah tergesa-gesa ketika dia berpapasan dengan jalal. Jalal tertegun menatap Jodha. Dia menatap barang-0barang Jodha yang berada di depan kamarnya. Jalal menegur Jodha, "kau sudah menjadi terlalu cemburu, sampai ingin pergi dari Agra dan kembali ke Amer?" Jodha menjawab, "tidak. Keluargaku tidak akan menerimaku. Aku tidak akan kemana-mana. Tapi seseorang telah memintaku untuk pindah kaamar.." Jalal heran, "siapa?" Jodha tidak menyahut. Dia memprotes Jalal, "kalau kau ingin aku pergi dari kamar itu tak apa, aku idak masalah.." Jalal menyangkal, "kapan aku bilang begitu? mengapa pula aku ingin kau pergi dari sana? Siapa yang akan tinggal di kamar itu?" Jodha menjawab, "karena kau ingin memberikan kamar itu pada Benazir. Aku tidak keberatan, yang aku inginkan adalah agar diya tetap di situ, jangan di matikan secara paksa dan dijaga agar tetap menyala. Tapi tidak ada yang percaya itu. Aku tetap tidak keberatan.."

Lalu dengan mata berkaca-kaca, Jodha hendak melangkah pergi. Tapi Jalal menahan Jodha, "tunggu ratu Jodha, ayo ikut aku!" Jalal merangkul pundak Jodha mengajaknya  kembali ke kamar. Tiba di kamar, Jalal menyuruh semua pelayan pergi. Dia lalu menanyai Ruqayah dengan gusar, "ada apa ini Ruqayah? Apakah aku memintamu untuk mengosongkan kamar Jodha?" Ruq menggeleng, "tidak. Tapi aku lakukan ini dmei kenyamananmu, Karena kau aakan menikahm jadi ku pikir untuk memberikan benazir kamar yang dekat dengan kamarmu.." Ruq mengingtkan Jalal tentang wewenang yang di derikan padanya sebagai kepala harem, dia bisa menentukan di mana paara ratu tunggal. Jalal melarang Ruq mengkhawaatirkan kenyamanannya, "ratu Jodha akan tetap tinggal dikamar ini.

Maham menyela, "maaaf yang Mulia, tapi kau telah memberikan tanggung jaawab harem pada ratu Ruqayah.." Kalau Sampai jalal mencampuri wewenang itu, maka itu artinya Jalal menaarik keputusannya sendiri. Ruq mendukung perkataan Maham. Jalal tidak kehabisan akal. Dia mengingatkan Ruq kalau sebagai raja dia bisa tinggal di kamar mana saja. jalal meminta kamar itu dari Ruq lalu memberikannya pada Jodha. Ruq merasa di rendahkan dengan keputusan Jalal. Jalal mengaku hanya melakukan apa yang harus dia lakukan, "posisimu lebih tinggi dari ratu Jodha, dengna melakukan ini kau telah merendahkan dirimu sendiri.."

Lalu jalal memberitahu Jodha kalau mulai sekarang dan selamanya Jodha akan tinggal di kamar itu. Lalu Jalal menletakan Diya di tempatnya semula. Setelah melakukan itu, Jalal menatap Jodha dan berjanji tidak akan masuk ke kaamar itu lagi, karena tidak ingin mengulang kejadian yang telah lalu. Dia berkata kalau dia benci melihat Jodha dan tidak akan melihatnya meski dia merenggang nyawa. lalu tanpa memperdulikan Ruq, jalal melangkah pergi, di ikuti Ruq dan maham. Jodha mengemablikan patung kanha ketempatnya dengan hati sedih. Moti mendekati Jodha dan bersyukur karena Jodha tak jadi pergi. tapi Jodha terlihat sedih. Moti berkata, "aku taahu kau senang karena mendapatkan kamarmu kembali, tapi aku jug atahu kalau kau merasa sedih karena yang Mulia berjanji tidak akan menginjakkan kakinya di kaamar ini lagi.." Johda terlihat berpikir.

Ruq memarahi maham karena memberinya ide yang tidak masuk aakal. Ruq menyesal telah mengikuti ide itu dan merendahkan dirinya dirinya di hadapan Jodha, "Jalal benar, posisiku jauh di aatas Jodha dan siapapun. Sehausny akau tak mendengarkanmu. kau membuatku terlihat buruk di mata Jalal. Apa yang ku lakukan tidak benar.." 

Acara ritual Mehndi akan berlangsung. benazir keluar dengan di iringi Zakira. Benazir masih berpikir tentang orang yang menggeledah kamarnya. Dia menuduh Jodha yang melakukan itu. makanya, saat melihat Jodha, benazir mendatangi Jodha dan berkata, "kau telaah mencoba berbagai cara, tapi selalu gaagal. Kau boleh mengambiol kotak perhiasan itu dan isinya, aku tak perduli. Yang mulia telah menghadiahi aku banyak perhiasan..." Benazir pergi sebelum Jodha sempat menjawab. Jodha merasa heran dengan ucapan benazir, "kota apa yang dia bicarakan?"

Gulbadan Begum mengingatkan hamdia tentang aturan Rirual, di mana 7 oraang yang telah menikah akan menyentuh mangkok Mehndi. Hamida memanggil para waniat yang aakan menyenuh mangkok mehndi secara bersamaan. Salah satunya Jodha. Semua wanita yang di panggil maju dan menyentuh mangkok Mehndi. Hanya Jodha yang masih terpaku di tempatnya, sehingga Maham Anga menegur dan memanggilnya ataas nama ratu Hamida. Jodha pun ikut menyentuh mangkok mehndi dengan enggan.

Ruq memberikan hadiah yang mahal-mahal untuk benazir. Begitu pula Maham. satu persatu para ratu mengoleskan mehndi ke tangan Benazir. Mereka juga mengucapkan selamat. Moti mengingatkan Jodha agar maaju dan mengoleksn hena. Jodhamenurut. Dia melangkah mendekati Benazir. Kaki Jodha tersandung dan dia menubruk benazir dan merusak hiasan hena di tangnya. Sebagian henna yang masih basah mengotori tangan Johda. Moti berlari kearah Jodha dengan cemas, "kau baik-baiks aja, Jodha?" Jodha mengiyakan.

benazir kaget dengan apa yang telah terjadi. Begitu juga Jodha. Maham menyesaalkan aapa yang terjadi, karena itu adalah pertanda buruk.. SInopsis Jodha Akbar episode 164
Bagikan :
Back To Top