Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 160 by Meysha Lestari.

Sinopsis Jodha Akbar episode 160 by Meysha Lestari. Malamnya, Benazir dan jalal pergi mengunjungi makam suci. Keduanya terlihat di tepi danau. Komadan meminta para prajurit pengawal tetang waspada karena malam sudah larut. Jalal naik ke perahu dan menatap sekeliling. Benazir menatap Jalal penuh harap. Jalal melihatnya dan merasa heran karena Benazir tidak segera naik. Lalu jalal mengulurkan tanganya untuk membantu benazir naik perahu.

Sampai diatas perahu, Benazir meminta izin pada jalal agar bisa mendayung perahunya. Jalal heran, "untuk apa kau repot-repot Benazir?" Benazir memberi alasan yang masuk akal. Jalal menyuruh tukang perahu turun dari perahunya dan Benazir mengambil alih kendali. Benazir mendayung perahu dengan tatapan licik. Jalal menatap sekeliling. Saat berada di tengah, Benazir meletakkan dayung dan menatap jalal dengan tatapan menggoda. Benazir berdiri dan pura-pura jatuh ke pangkuan Jalal. jalal menangkapnya. Keduanya begitu dekat. Benazir mengucapkan terima kasih karena Jalal selalu menjaganya. benazir mendekatkan wajahnya ke wajah jalal.

Jodha dan Salima serta Moti muncul di tepi danau dengan busur dan anak panah. Benazir hendak mencium jalal. Jodha telah bersiap dengan 5 anak panah di busurnya. Jodha terlihat ragu. Salima bertanya dengan cemas, "ada apa ratu Jodha?" Jodah membayangkan dirinya memanah dada benazir hingga dai terjungkal ke dalam air. Jalal berteriak memanggil Benazir. Jodha tersentak. Sekali lagi Salima menanyai Jodha. Jodha berkata kalau tidak ada apa-apa.

Begitu Benazir semakin dekat, Jodha melepaskan aanak paanahnya. Anak panah melesat beberpa inci dari tubuh benazir dan jatuh ke air. Jalal berusaha menyelamatkan Benazir. Saat melakukan itu, tangan Jalal tersangkut paku dan berdarah. Jalal menyuruh benazir merunduk sementara dia mengambil dayung dan mendayung ke tepi. Prajurit pemanah melepaskan anak panah kearah Jodha. Prajurit bersenjata pedang juga berlari kearah Jodha dan Salima. salima cemas, takut kalau tertangkap. Jodha yakin mereka tidak akan tertangkap, karena dia tahu jalan pintas menuju istana. Jodha mengajak Slaima dan Moti bergegas pergi.

Jodha dan Slaima tiba di istana. Mereka berdiri di balkon dan menatap ke arah pintu gerbang. Salima memuji keberanian dan keahlian Jodha memanah. Jodah memberitahu Salima kaalau dai sering berlatih memanah di Amer. Salima yakin kalau Tuhan bersama mereka, karena jalal selamat dan mereka tidak tertangkap karena lewat jalan rahasia. Salima bertanya dengan ingin tahu, "bagaiman kau tahu jalal rahasia itu? AKu saja tidak tahu.." Jodha bercerita kalau jalal yang menunjukan jalan itu padanya.

Dari pintu gerbang, muncul rombongan Benazir dan jalal di kelilingi prajurit. Jalal menyuruh pelayan merawat Benazir. Dia bergegas hendak pergi ketika sudut matanya melihat sosok salima dan Jodha di balkon. Jalal menoleh dan menatap Jodha dengan tajam. Jodha dan Salima terlihat cemas. Dengan berpikir keras, jalal bergegas pergi.

Jalal mengadakan pertemuan mendadak di dewan Khas. Para ratu dan menteri hadir. Tabib mengobati luka Jalal. Jalal menarik tanganya dengan tidak sabar. Dia bertanya pada Atgah tentang pelakunya. Atgah membeirtahu Jalal kalau pelakunya telah kabur tapi mereka berhasil menemukan aanak panah di lokasi kejadian. Dan anak panah itu adalah senjata Mughal. Jalal dan yang hadir tertegun. Jodha terlihat cemas. Jalal heran, "jadi anak panah itu milik kita?' Atgah menuduh mali dalang di balik penyerangan itu. Tapi Jalal menyangkal, "kalau Mali pelakunya, aku pasti sudah mati. Dan lagi, serangan itu bukan di tujukan padaku, tapi pada Benazir. Ku pikir dia pasti menduga Benazir wanita beracun sehinga..." Jalal terpikir hal lain. Lalu dia menyuruh semua orang pergi, kecuali Jodha.

Ketika hanya tinggal dirinya dan Jodha, Jalal bertanya, "ratu Jodha, menurutmu siapa yang melakukan ini?" Jodha menuduh musuh Jalal pelakunya. Jalal menyangkal, "tidak, dia bukan musuhku. Karena dia tidak menyerangku.." Jalal mengingatkan Jodha tentang serangan serupa saat mereka dalam perjalanan ke Amer, saat itu jalal menyelamatankan Jodha. Jalal memberitahu Jodha kalau kali ini, dirinya dan Benazir sangat dekat. Jodha bertanya tentang luka Jalal. Jalal menjawab kalau luka itu dia dapatkan saat menyelamatkan Benazir. Jodha terlihat cemburu. 

Jalal berkata kalau seseorang yang berpikir kaalau Benazir waniat beracun telah menyerangnya, "kau juga berpikir demikian, apakah kau yang telah menyerangnya?" Jodha kaget. Jalal menatap Jodha dan menggeleng, "tidak.. kau tak bisa melakukan ini. Kau tak mungkin menyerangku.." lalu jalal mengizinkan Jodha pergi. Jodha pamit. Jalal menatap kepergian Jodha sambil berpikir.

Jodha berpikir tentang kemungkinan Jalal telah menduga kalau dirinya adalah pemanah itu. Salima datang dan lega saat melihat Jodha, "terima kasih tuhan, Yang Mulia membebaskanmu dan tidak tahu kalau kau pelakunya.." Jodha menjawab cepat, "yang Mulia tahu. Perkataanya sangat misterius, tapi dia tidak memarahiku, dan membiarkan aku pergi.." Salima menduga itu karena Jalal mencintai Jodha. tapi Jodha memotong ucapan salima itu dan berkata kalau itu tidak penting, ".. yang penting sekarang, yang Mulia akan di kawal dengan ketat sehingga Benazir akan kesulitan mendekatinya..." Tapi Jodha aki, itu tidak akan lama, "benazir pasti akan menyerang kembali. Kita harus menghentikannya..."

Benazir sangat kesal, karena sekali lagi rencananya gagal padahal mereka tidak punya banyak waktu lagi. Benazir bertanya tentang pria yang akan datang menolong mereka. Zakira berkata kalau pria itu tak bisa masuk istana karena penjagaan yang ketat. Benazir menyuruh Zakira berpikir tentang peluang mereka untuk melakukan serangan terkahir. Jodha datang dan mendengar tentang itu. Jodha bertanya, "serangan terakhir? Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Benazir tertawa mendengar tekad Jodha, "kau akan menghentikan aku? Harus ku akui kalau kau punya nyali. Kau mendatangi wanita beracun sendirian. Apakah kau tidak takut aku akan mengigitmu?" 

Jodha membanggakan dirinya yanh rajvanshi,. "aku tidak takut apapun. Jika seekor datang padaku, aku akan menghancurkannya.." Benazir coba menakuti Jodha dan menyentuh tangannya. Jodha menepis tangan benazir dan mendorongnya dengan kasar, "jangan sentuh aku! kau menjijikkan!" Benazir mengingtakan Jodha kalau jalal yang adalah suaminya tergila-gila dan ingin menikah dengan wanita menjijikan seperti dirinya, "terima kasih padamu, karena tuduhanmu yang tidak terbukti, aku akan menikahi yang Mulia, dan dia ingin sekali terbunuh. Dna kau tidak akan bisa melakukan apapun, karena jalal akan segera menerima aku sebagai istrinya.."

Jodha mengejek Benazir yang rencananya selalu gagal, "kau ingin memuaskan diri sendiri karena selalu gagal. SUdah hukum alam, bahwa kebenaran akan selalu menang dan aku akan membongkar kedokmu yang sebenarnya sehingga kau akan hancur..."  Benazir mengusir Jodha dari kamarnya karena dia harus bersiap agar tampil seperti layaknya ratu. Jodha menyuruh Benazir mencoba sedaya upaya, "tapi selama Jodha ini masih hidup, tak ada seorang pun yang bileh melukai yang mulia..." Benazir mengejek, "wowe.. itulah cinya!" Jodha menyangkal, "ini adalah sumpahku. Ketika aku menikah dengan yang mulia aku telah bersumpah, bahwa aku akan selalu ada untuknya.." Benazir dengan heran bertanya, "apakah kau tidak takut padaku?"

Jodha berkat akalau Benazir tidak tahu tentang Meera bai, "aku ini rajvanshi, aku tidak akan membiarkan kau menang. Ini janjiku!" Setelah berkata begitu Jodha melangkah pergi. Benazir menatap kepergian Jodha dengan seriaagi licik, "jika ini adalah kesmepatan terakhirku, aku akan mengigitnya sebelum aku mati. .." Lalu Benazir berkata pada Zakira kalau dirinya akan pergi menemui orang yang akan menolongnya.

tabib meminta Jalal mengoleskan oba. Jodha datang membawa salep buatannya sendiri dan menyuruh tabib pergi. Jodha duduk di deopan jalal dan mendengar Ruq yang sedang memarahi prajurit tukang dayung dan orang-orang yang mengiringi raja saat pergi bersama Benazir. Ruq meminta pengawalan untuk Jalal di perketat.

Saa Ruq marah-marah, Jalal sibuk menggejek Jodha, "apa salah tabib itu padamu ratu Jodha? hingga kau tak membiarkan dia melakukan pekerjaanya. kau memiliki kebiasaan yang menakjubkan. Pertama kau melukai lalu mengobati..." Jodha menatap jalal dengan tatapan kaget... SInopsis Jodha akbar episode 161
Bagikan :
Back To Top