Sinopsis Jodha AKbar episode 15 bag 2 Di dapur Istana Mughal, seorang wanita hindu sedang mencari
sesuatu. Dia bertabrakan dengan seseorang. Orang itu memakinya. Seorang waniat
Mughal menolongnya dan menyembunyikan nya ketika Maham Anga datang. tapi maham
melihat wanita itu dan memarahinya karena berani masuk ke dapur istana. Wanita
itu berkata kalau dia mencari jimatnya yang jatuh saat sedang membersihkan
dapur. Maham anga melihat jimat itu dan mengambilnya dengan ujung arit. Di
mengulurkan mendali itu ke arah si wanita hindu. Tapi begitu si wanita hendak
mengambilnya, maham membuang jimat itu kedalam airpanas dan menyuruh si wanita
mengambilnya.
Si wanita hindu ketakutan dan tak mau melakukan itu. Maham
mengejeknya dan berkata kalau keyakinan si wanita tidak penuh, ".. kau kurang
mencintai tuhanmu untuk mengorbankan diri.... " Setelah berkata begitu Maham
mendorng tubuh si pelayan Hindu. Seorang kasim datang. Maham Anga mengajaknya
menjauh. Kasim memberitahu Maham tentang sebuah berita penting. Maham menebak,
"Bairam kan menahan Zaheer?" kasim kecewa karena maham tahu. maham memarahi
kasim karena membahas hal itu di depan umum. Kasim menyarankan agar Maham
membebaskan Zaheer untuk mendapatkan simpati jalal. Maham menegur kasim karena
berani mengguruinya. lalu maham bergegas pergi.
Si pelayan hindu menatap airpanas di mana jimatnya di buang
Maham. Dengan tubuh gememtar dia mencelupkan tanganya ke ke air panas untuk
mengambil jimat. Dia berteriak kesakitan. Wanita Mughal yang baik menolongnya,
mengobati lukanya serta menghiburnya. Keduanya bertangis-tangisan. Pelayan hindu
berdoa semoga Dewi kali akan mengirim seseorang untuk mengubah keadaan di istana
Mughal, karena semua agama pantas untuk di hormati dan melakukan arti dan Adzan
bersama-sama. Di kejauhan terdengar suara Adzan di sebuah masjid dan arti di
sebuah kuil.
Jalal terlhat mondar-mandir di kamar. Ruqayah datang sambil
membawa nampanberisi manisan kesukaan Jalal. Jalal menyapa Ruqayah, "darimana
kau? AKu menunggumu dari tadi. Ap ayang kau lakukan? Kau ini sepertinya lebih
sibuk dari Raja..." Ruqaiyah tak menyahut, dia asyik memasukan manisan dalam
toples. Jalal berkata kalau dia ingin menceritakan sesuatu pada Ruq. Ruq
menyahut cepat, "aku tahu, kau ingin bercerita tentang Amer kan?" Jalal
terdiam.
Ruq melihat Jalal memakai sandal di atas kasurnya. Ruq
mebegurnya, "ya Allah, kau pakai sepatu lagidi ranjangku. Ternyata benar,
kebiasaan buruk raja tidak bisa di rubah..." Jalal tersneum, "kau kenal diriku.
Kebiasaan lama itu susah di rubah.." Ruqayah mengingatkan Jalal kalau dirinya
tak suka dengan kebiasaan itu, "bagaimana bis akau meletakkan sepatu di tempat
kau meletakkan kepalamu? Lepaskan sepatumu!" Jalal tak peduli. Dia membaringkan
tubuhnya di ranjang. Ruqayah berbaling di sampingnya dengan arah berlawanan.
Ruqaiyah berkata kalau mereka selalu bersama dan melakukan hal
yang tidak berbeda, "kalau kau raja, maka aku ratunya. kalau kau mengurus
kerajaan, aku mengurus harem.." Jalal tertawa mendengarnya. Ruqayah bangkit
dengan heran, "mengapa kau tertawa?" Jalal menyuruh Ruqayah melihat dirinya
sendiri, "dulu kau sangat kecil tapi sekarang kau sebesar ini.." Ruqyaha balas
mengejek, "kau sangat jahat, tapi karena kau seorang raja aku tak bisa bilang
apapun.." jalal berkat akalau dirinya ingin mengatakan sesuatu. Ruq bertanya,
"apa?"
Jalal menepuk pipi Ruqayah bolak-balok sambial menyebut kata
Gathi. Ruq segera mencengkeram baju jalal dan menghentikannya, "kau satu-satunya
yang memanggilku dengan panggilan itu." Jalal mengangkat kepalanya dan tertawa,
"kau adalah teman kecilku, Ruqayah ku.." Ruqayah menyuruh jalal menghentikan
rayuan gombalnya dan segera melepas sepatunya. Jalal kesal, "jadi kau masih
kuatir dengan sprei nya? Lihat ini!" Jalal menaikkan sepatunya dan
menggosok-gosokkannay di sprei. Ruq kesal. Jalal menawarkan diri untuk
menggantinya. Ruq melarangnya, "jangan biar aku saja.."
Lalu keduanya kembali berbaring. seseorang memasuki kamar. Ruq
melihat sosoknya dari sudut matanya. Ruq bertanya, "siapa itu?" Tak ada sahutan.
Ruq mengambil sandal dan melemparnya sambil berteriak, "beraninya kau memasuki
kamar raja dan ratu..." Jalal heran, "ada apa Ruqayah?" Ruq menggeleng, "tidak
apa. aku yakin itu hanya pelayan.." Lalu Ruq kembali membaringkan kepalanya di
lengan jalal. Dari balik kelambu, Maham Anga mengambil sandal itu dengan tatapan
marah. SInopsis Jodha AKbar episode 16