Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha AKbar episode 12 bag 2

Sinopsis Jodha AKbar episode 12 bag 2.  Dengan wajah berkecamuk menahan perasaan, Jalal menunju aula. Bairam khan datang. Jalal menatapnya dengan wajah gusar. Jalal membantu memegangi tali kekang kuda saat Bairam khan turun, lalu mengikatkan kuda di tiangnya. Bairam khan mengawasi itu dengan rasa heran. Setelaj jalal kembali kehadapannya, Bairam kan bertanya, :kemana saja kau jalal? Jika kaisar dari kerajaan Mughal menghilang, itu akan menjadi masalah besar.... aku harap kau mengerti itu. SUdah menjadi tugasku untuk melindungimu. Kau pergi tiba-tiba, tanpa memberitahu aku. Itu bisa sangat berbahaya bagimu. Bagaimana jika kau terluka?"

Jalal menatap Bairam dengan tajam dan tidak menyahuti perkataanya. Sehingga Bairam khan menegur, "jalal, aku bicara denganmu..." Jalal mendekati Bairam khan dan berkata, "aku sangat menghormatimu sebagai ayahku. Aku tidak pernah ragu dengan semua keputusanmu. Aku tidak pernah menentang semua pertanyaanmu itu. tapi hari ini aku akan mananyakamu sebuah pertanyaan, perdana menteri. Kenapa kau membutakan Zaheer??"

Bairam khan menjawab, "aku menghukum dia atas kesalahannya.." Jalal memotong, "kesalahan yang mana?" Bairam menjelaskan, "aku sudah menugaskan dia untuk melindungimu. Dia bahkan tidak tahu saat kau pergi di depan matanya. Itulah kenapa aku menghukum dia. Kerajaan Mughal tidak butuh seorang pengawal pribadi yang sangat biasa-biasa saja..." Jalal bertanya dengan geram, "apakah kau tidak tahu jika dia itu sangat setia padaku? Aku sudah memberikan dia informasi yang salah dan dia tidak mengabaikan aku. kau seharusnya menunggu aku sebelum melakukan ini. Kau seharusnya tidak melakukan ini!"

Bairam khan menyahut, "jika kau merasa aku tidak seharusnya melakukan ini..." Bairam khan mencabut pedangnya. Sambil berlutut dia menyuruh Jalal membutakan matanya, "..aku tidak akan bisa terima jika kau terus salah mengerti tentang aku. Bagiku, contoh terbesar dari sebuah kesetiaan adalah untuk melindungi Kaisar dan kerajaan Mughal..."

Jalal menepis pedang bairam khan, lalu ikut berlutut di depannya. Kata jalal, "seorang pria tidak akan menghukum seseorang yang dianggap sebagai ayahnya. Tapi aku akan selalu menyesalkan kenyataan ini, bahwa kau telah membutakan mata Zaheer." Setelah berkata begitu, Jalal bangkit dan pergi. Bairam khan tercenung, dia tahu siapa yang telah melapor tentang Zaheer pada jalal. Maham Anga. Bairam khan ingat pembicaraannya dengan maham anga malam itu. dalam hati Bairam khan berkata, "aku tahu jika Maham Angalah yang memberitahu ini pada jalal. Tapi beginilah aku menghukum orang yang tidak patuh padaku."

Sehatian itu, Jalal sangat gelisah. Dia terjebak dalam pertikaian politik antara Maham Anga dan Bairam khan. Untuk pertama kalinya dia mempertanyakan tindakan Bairam Khan dan dia tidak bahagia. Dia mondar-mandir di tendanya ketika Maham Anga datang. Maham bertanya, "apakah kau memanggilku yang Mulia?" Jalal meminta Maham Anga agartidak memanggilnya Yang Mulia. lalu maham meralat pertanyaanya, "ada apa Jalal?"

Jalal memberitahu maham, kalau dirinya sedang berada dalam dilema, "aku tak mampu memecahkannya." Maham menyahut, "aku tahu dilema apa yang sedang kau hadapi. Aku tahu seberapa besar kau mencintainya, kau sudah menganggapnya seperti ayahmu sendiri. Aku ingin memberi saran padamu, jangan lupa, cinta akan membuatmu lemah. Dan suatu hubungan itu bisa membutakanmu..."

Maham memberi perumpamaan Gajah dan Anjing, "saat seekor gajah berjalan, anjing berusaha mengejar dia. dan sementara orang-orang menduga jika gajah itu rajanya karena anjing itu mengejar dia. Tapi itu tidak benar. Kerajaan Mughal sangat kuat karena kau dan darah bangsawan yang mengalir di nadimu..." Jalal berkata kalau Khan baba adalah gurunya dan dia sangat menghormatinya seperti ayahnya sendiri.  Mahan bertanya, "lalu mengapa kau peduli dengan pelayan setiamu Zaheer? Lupakan apa yang telah terjadi padanya..."

Jalal tertunduk binggung. Dia tak tahu harus bagaimana. Maham mengingatkan Jalal kalau semua orang percaya padanya, "mereka mencintaimu jalal. Mereka percaya akan keputusan Kaisarnya. Tuhan melarang! Tapi bagaimana jika kepercayaan ini hancur karena kesalahan yang di buat oleh seseorang? Itu akan menjadi hal terburuk untuk kerajaan Mughal. Sejarah telah menyaksikan, pemerintahan dengan teror tidak akan bertahan lama. Kau sudah sangat tahu apa yang haus kau lakukan selanjutnya.." Jalal menatap Maham dengan tajam. Maham balas menatap jalal dan mengucapkan selamat tinggal.

Jalal semakin binggun. DI satu sisi, dia tidak bisa membiarkan ketidak adilan terjadi pada zaheer, di sisi lain dia tak tahu apakah harus menghukum Bairam Khan atas perbuatannya padahal dia sudah menganggap Bairam seperti ayahnya sendiri. DI sisi lain, nasehat maham padanya sangat mengena. Semua keputusan itu tidak mudah, dan hanya Allah saja yang tahu, apa yang akan Jalal lakukan. Hingga tiba waktu sholat. Setelah sholat dan berdoa, jalal teringat Ruqayah, dan hanya berpikir kalau hanya Ruqayah yang bisa membantunya. Dan malam itu juga, jalal memutuskan pulang ke Agra untuk menemui Ruqayah.

Sebelum pergi, jalal bertemu Sharifuddin dan bertanya, "di mana kau saat kejadian itu terjadi pada Zaheer?" Sharifuddin menjawab, "kami sedang pergi mencarimu. AKu baru pulang setelah mendengar kabar kedatanganmu. Bolehkan aku bertanya padamu yang Mulia?" Jalal mengangguk, "silahkan!" Sharifuddin bertanya kemana jalal pergi, "aku telah menyisiri hutan, kau tidak pergi berburu. Boleh aku tahu, di mana kau selama 3 hari itu?" Jalal tersneyujm, "bagaimana jika aku katakan aku pergi ke Amer? Apakah kau akan percaya padaku?" Sharifuddin kaget, "Amer? Untuk apa yang mulia?" jalal menjawab, "untuk Amer dan tuan puterinya..." Sharifuffin menyarankan jalal agar menyerang Amer sekarang juga. jalal menolak, "tidak sekarang, .. aku harus menemui orang yang kucintai dulu. Kita haus kembali ke Agra malam ini..." SInopsis Jodha Akbar episode 13

Bagikan :
Back To Top