Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 154 by Meysha lestari

Sinopsis Jodha Akbar episode 154 by Meysha lestari. Jalal masuk kekamar Mirza. Mirza sedang tidur. jalal menatapnya dengan sedih dan prihatin. Dia menghampiri Mirza dan menyentuh bantalnya yang basaj oleh airmata. Lalu jalal mengelus rambutnya, dan membantu melepas sepatunya. Jalal meminta pelayan mengambilkan selimut untuk Mirza. Jodha datang sambil memeluk selimut. 

Jalal mengambil selimut di ulurkan Jodha dan menyelimutkan ke tubuh Mirza. Lalu tanpa berkata apapun, Jalal bergegas pergi. Jodha mengejar dan memanggilnya, "yang Mulia..!" Jalal menghentikan langkah. Jodha melangkah mendekat. Jalal kembali melanjutkan langkahnya. Jodha memanggilnya lagi. Kali ini Jalal benar-benar berhenti. 

Jalal menghampiri jalal dan menatapnay dari samping, "yang Mulia, aku kesini bukan untuk berterima kasih karena kau membebaskan ayahku dan menyuruhnya pulang ke AMer. Juga bukan untuk bertanya mengapa kau lakukan itu. Aku hanya ingin tau mengapa kau tidak menghukumku? Tidak menghinaku? Aku tidak tahan kalau kau diam saja..." Jodha tersedu. Jalal hanya berdiri diam. Jodha tahu kalau Shivani telah menyakiti hati Mirza. Dia ingin jalal memarahi dan menghukumnya karena kecerobohannya itu, "tapi jangan diam saja, perilakumu ini membunuhku yang Mulia!"

Jalal menghadap Jodha dan berkata, "kau benar Ratu Jodha. Diam bisa menghancurkan seseorang dari dalam. Tahukan kau kalau Mirza selalu diam saat dia menunggu Shivani? Dia juga diam saat dia tahu Shivani kabur dengan kekasihnya..." Jalal memegang tangan Jodha dan berkata kalau dirinya tak butuh izin siapapun untuk menghukum Jodha, tapi dia ingin menghukum penjahat sebenarnya yaitu Shivani dan Tejwan, dia telah mengirim pasukan untuk mencari keduanya dan mereka tidak akanbisa sembunyi dari jalal, bahkan di kerajaan Mughal yang sangat besar ini. Jodha ingin menyela, tapi Jalam menyuruhnya diam. Jalal menatap Jodha dan ingat perkataan Mirza bahwa jika seseorang mencinta, maka tidak akan tega melihat orang yang dicintai sengsara. Jalal mengingtakan Jodha kalau diam itu membunuh seseorang. Setelah berkata begitu Jalal melangkah pergi di ikuti tatapan Jodha.

Informan Sharif datang ke penjara dan memberitahu Sharif siapa orang suruhan Abu mali yang ada di Agra. Sharif gembira mendengarnya dan segera menulis surat. Dia menyuruh Informan itu mengirimkan Surat itu pada ratu Jodha. Setelah Informan peri, Sharif menyebut nama Benazir dan mengucapkan terima kasih. Dia lalu tertawa terbahak-bahak.

Zakira tegang karena ular berbisa untuk Benazir habis dan dia tidak tahu bagaimana cara memberitahu Benazir, karena dia bisa marah dan membunuhnya. Benazir sedang kepayahan. Mulutnya mengeluarkan air hijau yang berisa. Dia tersnegal-sengal. Zakira kaget melihat kondisinya dan meminta benazir tidak mengeluarkan racunnya karena mereka kehabisan ular. Benazir kaget. Dia memarahi Zakira dan menyuruhnya peri mencarikan ular, karena dia sudah ketagihan dan butuh asupan racun secara berkala. benazir berkata kalau sampai dia gagal membunuh Jalal, maka Abul mali akan membunuhnya. Sementara Jodha tidak memberinya kesempatan untuk mendekati jalal. Benazir kehabisan cara. Zakira menyuruh Benazir memelankan suaranya karena takut ada yang mendengar. 

Jodha sedang lewat di sekitar kamar benazir, ketika dia mendengar teriakan aneh dan coba mengintip dari kisi-kisi jendela. tapi sebelum niat melihat dengan seksama, Moto datang memanggil, "Jodha.." Jodha menoleh. Moti memberitau Jodha kalau ada surat dari Sharif , "Sharif ingin bertemu denganmu, dia tahu siapa yang ingin melukai kaisar.." Jodha ingin pergi menemui Sharig. Moti mencegah, karena sudah malam dan takut kalau itu jebakan. Jodha berkeras, "aku harus pergi meski ini jebakan karena aku berkewajiban menyelamatkan nyawa yang Mulia..." Jodha bergegas pergi.

Ruq meneumi Maham dan bertanya mengapa Jalal membebaskan raja Bharmal? Maham membeirtahu Ruq kalau jalal telah merubah hukumnya. Selama ini dia telah menghukum orang yang bersalah, tak perduli siapapun dia, seperi Adham, Sharif ataupun Bakshi bano. Tapi Jalal malah membebaskan Bharmal dan mengizinkannya pulang ke amer, "jodha telah mencuri jalal darimu.." Maham menyarankan Ruq agar merebut kembali Jodha. Ruq bertanya caranya. maham menyebut nama Benazir.

Resham membeiritahu Maham kalau pelayan hindu ingin bertemu dengannya. Maham menolak menemui. Tapi Ruqayah menyuruh mereka masuk. Maham protes. Ruq mengingatkan kalau mereka adalah pelayan Jodha. Maham tak punya pilihan lain. Resham mempersilahkan para pelayan masuk. Mereka menghadap maham untuk minta izin cuiti karena Jodha telah mengundang mereka untuk melakukan puja. Maham tidak memberi mereka izin dan mengusir mereka. para pelayan tak punya pilihan lain selain menuruti perintah Maham. Maham ingat kutukan pelayan bahwa kelak Maham akan memberi hormat pada ratu Hindu. Maham dengan keji bertekad menghancurkan kekuatan Ratu Jodha.

Jodha menemui Sharif dipenjara. Dia menyuruh Sharif memnberikan informasi pada orang lain karena dia tak ada waktu untuk mendengarkan omong kosongnya. Karena kalau sampai jalal tahu, dia akan menghukumnya. Sharif memberitau Jodha kalau yang di suruh membunuh jalal adalah seorang pelayan. Jdoah kaget, "siapapelayan itu?" Sharif berkat akalau pelayan itu sekarang menjadi pelayan istimewa jalal, "dia di kirim dari istana Abul mali sebagai hadiah, tapi dia membawa misi. Mali biasa menggunakan dia untuk membunuh banyak raja, dan sekarang giliran jalal." Jodha cemasa dan bergegas pergi. Sharif menatap kepergian Jodha sambil membatin, "kau pergi tanpa mendengarkan isi hatiku, ratu Jodha..."

Jdoah mengajak moti pergi dia merasa tidak tenang sejak mendegar kabar dari Sharif. Moti mengingatkan Jodha agar tidak menemui Sarif lagi, karena Jalal bisa marah kalau tahu tentang itu. Jodha tak punya pilihan lain, "sharif memberitahuku tentang rencana abul mali dan Mirza serta yang Mulia telah membenarkannya. benazir datang ke istana ini dengan satu tujuan. Dia berusaha mendekati jalal dan tidak ada pengawal saat mereka berdua...." Pelayan datang untuk memberitahu Jodha kalau Jalal ingin semua orang berkumpul karena akan ada peperangan. Jodha kaget, "perang?" pelayan mengangguk. Jodha dan Moti bergegas ke halaman istana.

DI halaman Istana telah berkumpul prajurit Mughal, serta para pembesar dan panglima perang. Ada Mirza dan Maan Singh yang berdiri mengampit jalal. Jalal memberikan pengarahan dan menyemangai prajurit tentang peperangan yang akan terjadi. yaitu karena musuh telah menyusup ke wialayah Mughal. Jalal ingin penyususp itu di tangkap dan di lukai. Untuk itu, jalal menunjuk Mirza hakim sebagai panglima perang dan maan Singh yang menemaninya. Adham merasa kesal karena bukan dirinya yang di tunjuk sebagai penglima perang, tapi Mirza yang masih kecil dan tidak pengalaman. Jalal ingin Maan Singh membuktikan kesetiaanya pada Mughal. Maan SIngh berjanji tidak akan mengecewakan jalal, tapi sebelum pergi dia ingin meminta restu dari Jodha. jalal mengizinkan.

Maan Singh menyentuh kaki Jodha dan meminta resntunya. Jodha meminta Maan SIngh agar tidak mengecewakan jalal dan mengikuti jejak ayahnya yang berjuang untuk melindungi jalal. Maan mengangguk. Jodha mendoakan Maan agar selalu dilindungi dewa dan kembali dengan kemenangan.

Atgah khan memuji kebiajakn jalal, "Mirza seperti bayanganmu.." Jalal setuju, "dai adikku. Dna kau yakin dia akan menang."

Jodha kecewa karena tdiak mendapat kesmepatan untuk memberitahu jalal tentang Benazir. Moti menyuruh Jodha mengatakannya nanti. 

Adham yang kesal karena di abaikan, bergegas pergi. Maham menatapnya dengan khawatir.

Hamida bicara empat mata dengan Jalal. Dia berkata kalau dirinya tidak ingin ikut campur dalam masalah politik, tapi menurut hematnya, jalal telah memberikan tanggungjawab yang sangat besar pada Mirza, "apakah dia bisa memenuhi tanggungjawab itu?" Jalal bertanya, "mengapa ibu?" Hamida mengingatkan jalal kalau Mirza sedang berduka karena gagal menikahi Shivani, "kau berpikir dengan otakmu, tapi Mirza lebih mendengarkan kata hati.." Jalal tahu apa yang dimaksud hamdia, "aku tahu kami memang berbeda. tapi kami sama-sama Mughal. Dan Mughal selalu berpikir untuk meraih kemenangan. Dia adikku, aku mengirimnya ke medan perang agar dia bisa keluar daridukanya. Karena aku yang menyetujui perjodohan ini dan aku merasa bertanggung jawab..."  Jalal yakin kalau Mirza akan memenuhi harapannya.. Sinopsis Jodha Akbar episode 155
Bagikan :
Back To Top