Sinopsis Jodha Akbar episode 42 by Meysha Lestari. Raja Bharmal dan keluarga tiba di Agra. Jalal dan keluarga serta pembesar kerajaan menyambut mereka di istana. hamdia menyambut mereka dengan ramah dan mengucapkan selamat datang. Raja Bharmal terharu dengan sambutan Jalal. Raja Bharmal punya satu permiantaan. Jalal menyuruhnya mengatakan apapun tanpa sungkan, karena mereka adalah keluarga istrinya.
Raja Bharmal memberitahu mereka kalau sesuai tradisi, ibu pengantin tak boleh ikut ambil bagian dalam ritual, tapi mainawati ingin bertemu Jodha, "apakah dia boleh bertemu dengannya?" Hamdia yang menyahut, "Anda tidak perlu meminta, dia punya hak untuk bertemu puterinya kapan saja..." lalu Maham menyuruh pelayan mengantarklan mainawati ke kamarnya. Tapi Jalal melarang, "tidak, ibu. Ini pertama kalinya yang Mulia Ratu datang ke Agra, aku sendiri yang akan menemani dia ke kamarnya ratu Jodha..." Maham terkesima mendengarnya. Hamdia tersenyum bahagia. lalu jalal mengajak mainawati ikut dengannya.
Jalal membawa mainawati ke kamar Jodha. Ibu dan anak itu sangat gembira bisa bertemu. Jodha menyentuh kakiibunya, lalu keduanya berpelukan bahagia. Jalal menatapnya sambil menyerigai tipis. Saat Jalal ingin pamit, Mainawati menahannya, "Yang Mulia, Jodha tidak tahu sama sekali tentang adat dan budayamu, jika membuat kesalahan.." Jalal tersneyum, "kenapa Anda berpikir dia tidak tahu dengan budayaku? Puteri sangat bijak Yang Mulia Ratu, dia belajar dengan cepat.." Jodha heran dengan mulut manis Jalal, lalu dia ingat kesepakatan keduanya di tempat mandi hari itu.
mainawati tersenyum senang, "benarkah?" Jalal mengungkin kejadian malam itu. Jodha menatapnya dengan cemas. Jalal meminta persetujuan pada Jodha, Jodah binggung dan mencari alasan dengan menegur jalal yang memakai sepatu saat masuk ke kamarnya, "ada patung dewa..." Dengan sopan Jalal minta maaf, "aku lupa. Padahal semalam dia sudah mengingatkan aku...." Lalu jalal bertanya tentang luka di tangan Jodha. mainwati cemas. Jodha menutup lukanya. jalal mengejeknya, "kau menapatkan luka itu semalam kan?" Jodha kesal karena Jalal tidak membuang waktu untuk mempermalukannya. Dalam hati jalal menyahut, "aku bisa mengatakan apa yang sebenarnya kapanpun aku mau Jodha..." lalu dengan sopan Jalal berpamitan.
Mainawati menanyakan keadaan Jodha dan memberitahunya kalau selama ini dia sangat cemas, tapi melihat perlakuan KJalal pada Jodha, dia merasa lega. Jodha tidak membuang kesmepatan dengan memuji Jalal, bahwa dia pria yang baik dan telah memutuskan untuk merawat Maan Singh di Agra dan akan melatihnya. mainawati sangat gembira, "benarkah?? Ayahmu pasti senang mendengarnya.." lalu mainawati bergega skeluar.
Lalu ritual setelah pernikahan pun berlangsung. Bharmal memberikan banyak hadiah pada menantunya yang di terima jalal secara simbolis. lalu salah seorang menteri menghadap jalal dan memberitahu kabar kalau keadaan Di Jodhapur tidak bagus karena ada pemberontakan. jalal berkata kalau dai akan memikrkannya, lalu menyuruh menteri duduk. Raja Bharmal memberi hadiah sebuah pedang pada jalal. jalal menerimanya dengan senang hati. lalu jalal berkata kalau dia akan membuat pengumuman.
Jalal berkata kalau dai telah menobatkan Raja Bharmal sebagai Iamn Sabdar dinasti Mughal. Semua orang kaget. jalal menyuruh menteri membacakan keputusannya. Sebagai Iman Sabdar, raja Bharmal harus memiliki 338 kuda dan 100 gajah, 80 unta, 20 bagal dan 160 kereta kuda. Sebagai perawatannya raja Bharmal akan mendapatkan 3000 koin setiap bulannya dari harta kerajaan. Sebagai balasan, setiap kali raja memanggil, dia harus datang bersama pasukannya dan berperang untuk Mughal. Bharmal terlihat bingung.
Jalal bertanya keputusan raja Bharmal. Raja Bharmal menatap Jodha dan menerima pengangkatan itu. Jalal lalu mengajak raja Bharmal makan malam bersamanya. tapi Raja Bharmal menolak, karena sesuai tradisi, orang tua wanita tidak boleh makan dan minum di istana menantu. Raja Bharmal minta maaf, karena dia harus pulang hari itu juga. Jalal melirik Jodha dan tertawa, "terlalu banyak tradisi dan adat. Aku mengundangmu makan malam agar aku bisa dapat kesempatan untuk merasakan makanan yang di buat oleh puterimu..."
Bhagwandas meminta Jalal agar tidak khawatir, karena Jodha adalah juru masak yang hebat. Jalal yakin Jodha punya banyak keahlian. Jalal sangat ingin merasakan masakan yang ingin di buat Jodha. Jodha menyesalkan Bhagwandas yang memuji keahliannya memasak, "sekarang kaisar akan dapat satu kesempatan lagi untuk mempermalukan aku..."
Demi memenuhi keinginan Jalal, Jodha turun kedapur. Dia melihat dan mengawasi sendiri aktivitas pelayan yang membantunya memasak. Sementara racikan dan segalanya, Jodha yang menentukan. Dia ingin membuat masakan yang lezat agar sesuai dengan yang di harapkan Jalal. Karena Jodha tak ingin memberi satu lagi kesempatan pada Jalal untuk mempermalukan dirinya, "jika ada yang salah dengan masakan yang kubuat ini, dia pasti akan mengkritikku di depan banyak orang.."
Moti menyapa Jodha yang melamun, "apa yang kau pikirkan?" Jodha menyahut, "tidak apa-apa. Aku hanya kesal saja, harus memasak untuk seseorang yang begitu aku benci.." Moti menenangkan Jodha, "jangan berpikir seperti itu. kau jangan melakukan semua itu untuk kaisar, tapi lakukanlah untuk orangtuamu." Jodha menambahkan bumbu dan mengaduk masakannya.
Maham datang untuk memberitahu Jodha bahwa ada peraturan, "sebelum masakan di sajikan pada Yang Mulia, orang yang membuat masakan itu harus mencobanya terlebih dahulu. Walaupun kau yang memasak, kau harus tetap mengikuti peraturannya. Ini hanya untuk melindungi yang Mulia." Johda mengangguk mengeri. Lalu dia mencicipi masakan itu dengan penuh percaya diri, ".. lihatlah, aku sudah mencicipinya.." Maham ikut mencicipi dan memuji, "tentu saja, masakan ini sangat lezat..." Lalu Jodha dan moti pergi. Maham memberi isyarat pada Resham. Resham menyuruh pelayan menambahkan bubuk cabe kedalam. Pelayan menurut, dia menambahkan bubuk cabe sedikit, resham tidak sabar dan menumpagkan seisi mangkok serbuk cabe kedalam nya. Maham tersenyum puas.