Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha AKbar episode 231 bag 2 by Mesyha Lestari

Sinopsis Jodha AKbar episode 231 bag 2. Atgah menengur prajuritnya, meminta mereka lain kali hati-hati. Karena bukan sedang perang, tapi cuma latihan.  Atgah menyuruh para prajurot itu pergi. Lalu Atgah mengobati luka Jalal.

Jalal memberitahu Atgah kalau semua itu bukan salah prajurit tapi karena Jalal hilang fokus. Jalal berjata bahwa penderitaan terbesarnya adalah karena Jodha menolak untuk pulang ke Agra bersama dirinya.

Jalal senang dirinya terluka dalam latihan, setidaknya hal it mengingatkan dirinya akan ratu Jodha. "Kalau Ratu Jodha ada di sini, dia yang akan merawat lukaku." 

Lalu Jalal tersadar kalau dirinya sudah curhat pada Atgah. Dengan salah tingkah Jalal bertanya apa keperluan Atgah Khan?

Atgah tahu kalau sekarang bukan waktu yang tepat untuk Atgah melapor. Tapi ini hal penting dan butuh perhatian dari jalal. 

"Masalah apakah itu?" tanya Jalal.

Atgah memberitahu Jalal tentang masalah keuangan dan pajak. Atgah sudah menyelidiki tentang hal itu. 

"Ada perbedaan di dalam akun keuangannya. Ada banyak kesalahan di dalam jumlah yang dikumpulkan dan didepositokan. dan kami juga punya komplaim tentang masalah lain dari perdagangannya." jelas Atgah.

Jalal menanyakan saran Atgah menyangkut hal ini.

Atgah berkata, "yang Mulia, kami membutuhkan seseorang untuk menyelesaikan masalah ini dan dia harus loyal, bisa di percaya dan berpengalaman. Aku menyarankan Hakim Mirza untuk posisi ini."

Jalal menggeleng, "tidak Atgah khan. Sekarang Mirza akan mengurus Kabul."

"Lalu siapa yang harus kita tunjuk untuk tanggung jawab ini?"

Jalal teringat Todar Mal dan managemen keuangannya yang menganggumkan. Jalal berniat mengutus Todar Mal untuk mengurus perihal itu.

Atgah mengingatkan Jalal kalau Todar Mal adalah orang kepercayaan Sher Shah Suri.

"Tapi Sher Shah Suri sudah meninggal. Tidar Mal adalah pria berprinsip. dia tidak akan pernah berkhianat. Tidak peduli siapapun majikannya,"jelas jalal.

Todar Mal juga pernah menolong ayahnya Jalal dan menolong Jalal 2 kali. Jalal yakin, Todar Mal adalah solusi untuk masalah yang di hadapi kerajaan Mughal saaat ini.

Jalal menyuruh Atgah mengirim pesan pada Todar Mal menyuruhnya datang ke Agra secepat mungkin. Atgah menyanggupi perintah Jalal.

Sepeninggal Atgah, Jalal ternampak pohon Tulsi lagi. Wajahnya kembali terlihat murung. Lalu dia mendekati pohon tulsi yang daunya terlihat layu.

Jalal berkata, "daun kemanginya layu didalam ketidak hadiranmu, ratu Jodha. Kalau bukan untuk diriku, kembalilah untuk mereka."

Jalal menoleh ke arah pelayan dan menegur merekakarena membiarkan daun kemangi layu. Jalal menyuruh mereka mengambil air.

Moti datang membawakan kendi berisi air. Dia mengulurkan kendi itu pada Jalal sambil mengucapkan salam. 

Jalal mengambil kendi itu dan menyiramkan airnya ke ke dalam pot tanaman tulsi. Lalu dia membaca gayatri Mantra sambil menyatukan tangan di depan dada. Moti mengawasi Jalal dengan seksama. 

Jalal lupa bunyi mantra di pertengaha, Untung ada Rahim yang mengajari Jalal. Jalal mengulang mantranya. Setelah membaca mantra Jalal berdoa memohon agar Jodha kembali padanya.

Selesai berdoa, Jalal jongkok di depan Rahim dan memujinya karena hapal Gayatri Mantra. Rahim berkata kalau Jodha mengajarinya.

Jalal bertanya, "Apalagi yang di ajarkan ibu kecil padamu?"

"Banyak," jawab rahim.

Jalal meraih tubuh mungil Rahim dan mengendongya, "apa saja?"

Jalal mendudukan Rahim bangku taman. Jalal duduk disampingnya.

Rahim menyebutkan satu persatu yang diajarkan Jodha. Ada Ramayana, Mahabharata, kisah Arrjuna dan kisah Bheem dan kisah Karna.

"Siapa mereka?" tanya Jalal.

Rahim menatap Jalal dengan heran, "kau tidak tahu siapa mereka?"

Jalal menggeleng.

"Kau sudah tua, tapi tidak tahu siapa mereka. MEreka adalah karakter dari Mahabharata. Cerita dari Pandawa dan Kurawa. Aku mengajarkan ayat dari Quran Sharif kepada ibu Jodha. Dan dia menceritakan kisah ini kepadaku."

Rahim bercerita kalau Jodha juga mengajarinya Bhagawan Gita.

Jalal tersenyum. "Apa lagi yang doa ajarkan padamu?"

"kebaikan akan di balas dengan kebaikan."

"Itu terdengar sangat berirama. Tapi apa artinya?" tanya Jalal.

Rahim menjawab, "itu artinya lakukan saja pekerjaanmu dan jangan khawatir. Karena kita akan mendapat balasan atau hukuman atas setiap perbuatan kita. Apa yang di tabur, itu yang di tuai."

Jalal memuji Rahim. "Rahim, kau lebih berpengalaman daripada bocah seusiamu."

Rahim memberitahu Jalal bahwa jika Jodha pulang, dia akan meminta Jodha bercerita tentang Mahabharata pada Jalal.

Jalal mengaminkan keinginan Rahim. "Aku berharap doamu akan didengar." 

Lalu Rahim pamit pada Jalal, dia mau bermain. Jalal mengangguk. Rahim berlari meninggalkan Jalal dengan gembira.

Sepeninggal Rahim, jalal kembbali melo. Dia membenarkan Jodha bahwa dirinya kini sedang mendapatkan apa yang layak dia dapatkan. Menuai apa yang dia tanam.

"Aku melakukan kesalahan dengan meragukanmu, karena itu aku dihukum," ucap Jalal dengan hati pedih.

***

Maham sedang termenung di kamarnya. Jiji Anga datang dan mengucapkan salam. Maham menyamut salam Jiji Anga dan bertanya apakah Jiji Anga datang untuk melihat kesedihan Maham. "Ayau kau keisni untuk melihat kalaus ekarang statusku ada di bawahmu?"

Jiji Anga menyayangkan cara berpikirnya Maham. Semua terjadi karena cara berpikirnya Maham.

Maham menyangkal, "tidak, jiji anga! todak ada yng salah dengan cara berpikirku. ini semua adalah salah ratu jodha. Ratu Jodha telah merusak hubunganku dengan Jalal. Aku pengasuh Jalal. Aku yang membesarkan dia. Aku melindungi daidari musuh-musuhnya. ratu Jodha baru saja masuk ke dalam kehidupannya. Beraninya dia merampas  hak ku dari diriku? Mengapa?"

Jiji ANga menatap Maham dengan tatapan tak percaya mendengaar kata-katanya.

"Jadi, ini bukalah salahku, melainkan salah ratu Jodha," kata Maham lagi.

Jiji berkata kalau dari dulu Maham selalu ingin lebih hebat dari orang lain. "itu yang menghancurkan cara berpikirmu dan kamu menghancurkan martabatmu!"

Jiji Anga mengingatkan Maham, dulu maham menginginkan sesuatu dan mendapatkannya. Lalu Maham ingin jadi orang paling penting, lalu sekarang kehilangan semuanya.

Di ejek begitu Maham geram. "aku tidak kehilkangan apapun karena cara berpikirku. Apapun yang hilang dariku harti ini, aku tidak bertanggung jawab atas hal itu tapi suamimu yang bertanggung jawab, JijiAnga!"

Jiji Anga kaget dengan tuduhan Maham. Diacoba emnjelaskan pada Maham bahwa suaminya hanya menjalankan tugas. Kesalahannya tetap ada pada Maham.

Maham menanyakan niat Jiji Anga menemuinya, apa itu cara Jiji Anga menunjukan rasa simpati?

Maham berkata kalau dia tidak butuh simpati atau penghiburan dari siapapun. Terutama dari Jiji ANga. Maham menyuruh Jiji Anga pergi dari depannya.

Jiji ANga tertawa sinis. "Siapa yang mau simpati padamu? Aku hanya mau bilang, ketika seorang pengasuh mengasuh seorang anak, anak itu mengangpapnya sebagai ibu. Jika ratu Jodha memaafkanmu, kau pasti akan mendapatkan semua hak mu kembali. Pergi dan minta maaflah padanya. belum terlambat.."

Maham kalap mendengar usul itu. Maham berkat akalau dia lebih memilih jadi pengemis daripada meminta maaf dari Jodha. "lebih baik akumati dan bunuh diri daripada menerima seorangRajput menjadi ratu."

Untuk kedua kali Maham mengusir Jiji Anga.

Sebelum pergi JijiANga sempat berkata bahwa suatu hari kelak, Maham akan hancur karena sikap keras kepalanya dan harga dirinyayang terlalu tinggi...

Bagikan :
Back To Top