Sinopsis Jodha Akbar episode 186 by Meysha Lestari. Jodha kembali kekamar dan menangis sejadi-jadinya. Air mata yang di tahannya sejak tadi, pecah bak air bah. Moti yang melihat Jodha menangis tersedu-sedu, segera menghampirinya dan bertanya ada apa. Jodha menceritakan semua yang dikatakan Jalal tentang Sujamal pada Moti. Bahwa jalal akan menghukum Sujamal Baisa karena telah membunuh prajuritnya secara sadis. Kata Jodha, "yang mulia akan menghukum mati Sujamal dan dia tidak akan mengubah keputusannya...Aku harus berbuat apa sekarang?" Moti meminta Jodha agar tidak terlalu khawatir, karena jalal pasti tahu apa yang harus di lakukannya, "setelah dia tenang, kita bisa memohon pengampunan untuk Sujamal pada Yang Mulia." Jodha menyahut, "tidak moti, yang mulia tidak akan mengubah keputusannya. Karena dia pikir kalau para prajurit itu di bunuh dengan cara curang." Moti berkata kalau Rajvanshi tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Jodha berkata kalau dia menjelaskan semua itu atas nama Sujamal, Jalal pasti berpikir kalau dirinya berpihak pada Suja. Jodha berkata, "memang benar, kalau sujamal melakukan itu, dia harus di hukum. Tapi aku tak menginginkannya karena dia kakakku, tapi sebagai istri yang mulia aku tak bisa menentangnya. Aku hanya bisa menangis. Aku tak tahu harus melakukan apa untuk mencegah keputusan itu. Sujamal telah membunuh prajurit mughal dengan kejam. Yang mulia tidak mungkin memaafkannya," Jodha menarik nafas dengan berat, "sekarang aku hanya bisa berdoa saja, Moti. Bagaimana kalau Sujamal benar-benar di hukum mati?" Jodha merasa sangat putus asa, moti juga tak tahu harus berbuat apa, akhirnya yang bisa mereka berdua lakukan adalah bertangisan.
Adham menemui seorang pria yang ternyata adalah para perampok yang selama ini meresahkan warga. Pada perampok itu, adham memberi perintah agar mulai hari ini mereka berhenti melakukan perampokan, pencurian dan sejenisnya. Dan jika mereka masih melakukan itu, Adham mengancam akan membunuh mereka. Sebagai kompensasi Adham memberi sekantong uang pada perampok itu. Si perampok berkata kalau uang segitu hanya bisa bertahan beberapa waktu saja. Adham berkata, "tunggu saja perintah dariku, jangan lakukan apa-apa tanpa ada perintah dariku. Kau mengerti?" Si perampok mengangguk lalu pergi. Setelah kepergian orang itu, Adham berkata, "awasi dia. Jika dia bertindak bodoh, bunuh saja!" Baru saja adham hendak pergi dari tempat itu, tiba-tiba Sharifudin muncul, dan menatap adham dengan tatapan penuh selidik. Adham tertawa mengejek melihatnya. Sahrifu berkata, "aku dengar, jabatanmu telah di tarik kembali, Adham." Adham bertanya, "lalu apa urusannya denganmu?" Sharif dengan selamba menjawab, "aku hanya menyayangkan bahwa jabatan itu tidak lagi menjadi milikmu." Adham dengan angkuh mengatakan kalau dia bisa mendapatkan jabatan itu kembali dengan mudah kalau dia mau, "kau lihat saja nanti! Dan saat waktunya tiba, kau akan merasakan pembalasan dariku. Kau mengerti? Aku pergi dulu." Adham membalikan badannya dan melangkah pergi, tapi Sharifudin menahannya, "tunggu dulu, aku rasa posisimu sebagai komadan perang sedang terancam, kau tahu itu bukan?" Adham dengan emosi membentak Sharif, "diam! Tidak ada yang bisa menyingkirkan aku." Lalu dengan wajah dan nada pura-pura takut shartif berkata, "aku mengerti, tuan! Maafkan aku, aku lupa kalau saat ini kau sedang dalam keadaan tertekan..." Sharif kemudian terkekeh geli, dan dengan nada mengejek dia melanjutkan, "dengar, Adham. Kau akan merasakan pembalasan atas perbuatanmu padaku. Kau akan merasakan pembalasanku dengan cara yang sangat menyakitkan." Adham menatap Sharif dengan geram, sharif menatap Adham dengan menyerigai. Lama keduanya saling adu tatap, sampai akhirnya sharif membalikan badan dan pergi meninggalkan Adham.
Sinopsis Jodha Akbar episode 186. Jodha duduk di teras taman di kelilingi para pelayan. Wajahnya terlihat tegang dan sedih. Hosiyar yang melihat itu segera mencoba untuk menghiburnya, dia tak ingin melihat Jodha sedih. Hoshiyar berkata, "aku beserta para ratu mendukungmu, nyonya." Lalu dengan cepat Hoshiyar berbalik pergi dan kembali dengan membawa hookah. Jodha menatapnya dengan heran. Moti menegur Hoshiyar, "Kenapa kau membawa itu, Hoshiyar?" Hoshiyar berkata kalau itu hookah yang akan membuat Jodha bersemangat, "aku ingin yang mulia ratu selalu bergembira." Jodha dan moti tertawa. Hoshiyar bertanya, "kau merasa senang, bukan?" Jodha menatap hoshiyar dan dengan tulus berkata, "aku berterima kasih atas dukunganmu, hoshiyar. Aku merasa sangat bahagia kalian semua mendukungku." Hoshiyar dengan jelas dan gamblang tanpa kenal takut berkata kalau dirinya sama sekali tidak mendukung ratu Ruqaiya, tapi lebih senang mendukung Jodha. Moti tersenyum mendengarnya tapi kemudian dia melarang Hoshiyar mengatakan hal seperti itu lagi. Hoshiyar kembali menegaskan kalau dirinya memang tidak menyukai Ratu Ruqaiya. Moti dan Jodha tidak mengomentarinya lagi, hanya tertawa saja.
Serombongan ratu dan pelayan muncul memberi salam pada Jodha. Jodha membalas salam mereka dan mempersilahkan mereka datang. Para ratu itu berkata kalau mereka ingin mengucapkan terima kasih pada Jodha, "atas tindakanmu memperotes aturan yang di putuskan oleh ruqaiya. Kami semua mendukung mu dan akan selalu membantumu." Hoshiyar dengan pura-pura heran berkata, "ya tuhan, kenapa semua ini terjadi?" Moti bertanya, "apa maksudmu, Hoshiyar?" Hoshiyar berkata, "bagaimana mungkin ada orang yang tidak menyukai orang sebaik Ratu Jodha? AKu benar-benar tidak mengerti dengan keadaan ini. Padahal semua orang tahu, Ratu Jodha selalu bersikap adil atas masalah ini." Mendengar kata-kata Hoshiyar, para ratu dan moti tersenyum. Jodha menyahut, "aku berterima kasih atas kepercayaan kalian. Aku hanya tak ingin melihat orang di perlakukan dengan adil. Aku rasa semua orang juga menginginkan hal itu."
Jalal datang, semua orang memberi salam kecuali Jodha. Jalal membalas salam mereka dengan menganggukkan kepala. Tanpa di perintah, semua pelayan dan ratu segera pergi meninggalkan Jodha dan jalal. Jodha menatap jalal dan memberi salam. Jalal tidak membalas salam Jodha, dia hanya menatapnya. Jalal kemudian melangkah menuju sofa dan duduk disana. Jodha berdiri tegang menatapnya. Melihat itu Jalal menegur, "kenapa hari ini aku tidak melihat senyuman di wajahmu, Ratu Jodha? Biasanya kau tersenyum kalau melihat aku ( gr). Kenapa hari ini kau tidak tersenyum? Aku datang kesini berharap untuk melihat senyum di wajahmu. AKu tidak ingin kau gelisah karena memikirkan tentang keputusan yang telah aku buat tentang Sujamal." Jodha duduk di depan Jalal dan mengatakan, "bukan begitu. Kau hanya melakukan tugasmu." Jalal menatap Jodha dan berkata, "...perang hanya akan di menangkan kalau kau bisa mengalahkan musuhmu. Dan kau pasti mengerti itu, karena kau juga sedang berperang sekarang." Jodha menyahut, "ini bukan perang hanya sebuah kompetisi untuk menjadi kepala harem." Jalal berguman lirih, "itu lebih buruk dari perang manapun.." Jodha yang tidak mendengar dengan jelas apa yang di katakan Jodha bertanya, "apa yang kau katakan tadi?" Jalal tidak menyahut, tapi dia bertanya, "bagaimana kalau kau berhasil mengalahkan ratu Ruqaiya dalam kompetisi ini?" Jodha menjawab kalau itu artinya dia akan mengurus harem. Jalal mengatakan, "itu berarti kau harus mengatur semua persiapan untukku, seperti memutuskan dimana aku bermalam dan dengan siapa.. kau harus melakukan semua itu." Jodha bekata kalau dia tidak akan melakukan itu. Jalal bertanya, "kenapa? Itu semua akan menjadi tanggung jawabmu. Seperti kalau ada 2 ratu bertengkar karena diriku, kau harus memutuskan ratu yang mana yang akan pergi denganku." Jodha dengan ketus berkata kalau dia tidak mengambil posisi itu untuk menyenangkan Jalal, "aku tak akan melakukan itu." Jalal berkata kalau Jodha harus melakukannya, karena itu sudah tugasnya, "dan lagi, kupikir kau pasti akan melakukannya dengan baik..." Jalal menginggatkan Jodha betapa dia sangat terkesan dengan apa yang di lakukan Jodha saat berurusan dengan masalah Benazir dulu. Jodha menatap Jalal dengan sengit, Jalal tersenyum.... melihat upayanya menggoda Jodha berhasil...
Sinopsis Jodha Akbar episode 186. Jalal meninjau pasukan Mughal yang akan pergi menyerang Malwa. Pir muhammad berkata kalau pasukannya telah siap semua. Jalal bediri didepan Adham dan Pir Muhammad, lalu berkata, "aku ingin kalian menyerang Malwa dan mengalahkan Baz bahadur..." Pada Adham Jalal berkata kalau dia ingin Adham mendukung Pir Muhammad dan memimpin pasukan untuk menyerang Malwa. Adham menerima perintah itu meski dengan wajah tidak senang. Maham berbisik pada Adham, "Adham ini saatnya kau menunjukan kemampuanmu pada yang mulia. Tapi kau harus berhati-hati di medan pernag. Kau harus menang dan membuat jalal bangga padamu. Aku yakin padamu, Adham. Kau bisa di andalkan." Adham menyahut, "jangan khawatir, ibu! Aku akan bisa mengalahkan pasukan Malwa." Lalu Jalal memanggil Pir Muhammad dan Adham dan menyuruh mereka segera berangkat ke medan perang. Tanpa membuang waktu lagi, pasukan mughal di bawah pimpinan Adham dan Pir Muhammad berangkat ke Malwa. Maham melihat kepergian Adham dengan harap dan cemas. Jalal berkata pada Atgah, "aku ingin Pir Muhammad bisa mengalahkan Malwa dan membawa Sujamal dalam keadaan hidup ataupun mati. Kau bisa melakukan itu?" Atgah menjawab kalau dia akan melaksanakann perintah Jalal. Maham yang mendengar perintah Jalal pada Atgah terlihat berpikir keras.
Malam telah larut. Istana agra sudah sepi. Seseorang dengan langkah tergesa-gesa memasuki kamar Ruq. Ruq sedang tidur. Merasakan kehadiran seseorang, mata Ruq terbuka dan berteriak kaget. Tapi sebuah tangan sudah lebih dulu membekap mulutnya. Setelah mengetahui tangan siapa, Ruq terlihat tenang. Tenyata itu tangan Hoshiyar. Ruq tersenyum gembira menyambut Hoshiyar dan berkata, "kau mengagetkan aku, Hoshiyar. Ada apa kau kekamarku?" Hoshiyar berkata kalau dia ingin melaporkan hal yang rahasia. Ruq bertanya berita apa yang di bawanya. Hoshiyar memberitahu Ruq kalau 15 orang di harem telah memihak Jodha. Hoshiyar khawatir kalau sampai Ruq kalah dan kehilangan posisinya. Ruq meminta Hoshiyar agar tidak khawatir, dia akan melakukan sesuatu yang membuat semua orang menentang Jodha dan berbalik berpihak padanya. Ruq menyuruh Hoshiyar mendengarkan rencananya baik-baik. Ruq kemudian memberitahu Haoshiyar apa yang harus di lakukan. Hoishiyar mengangguk mengerti danmemuji Ruq, "kau memang cerdas, yang mulia. Aku yakin semua orang akan berbalik melawan Ratu Jodha." Hoshiyar tanpa sadar mengikik keras. Ruq segera menyuruhnya diam dan memelankan suaranya, karena dia tidak ingin rencananya berantakan kalau sampai ada yang tahu Hoshiyar menemui dirinya. Ruq kemudian menyuruh Hoshiyar pergi secara diam-diam. Hoshiyar menurut. Setelah Hoshiyar pergi, Ruq tertawa sendiri dan berkata, "kau akan melihat kehebatan dari ratu Ruqaiya. Aku akan menghancurkan mu, ratu Jodha!"
Di Amer, Raja Bharmal sedang merencanakan penyerangan ke Mewad secepatnya dan mengalahkan mereka. Menteri berkata kalau mereka harus menyiapkan strategi perang yang tangguh, "kita harus melakukan penyerangan besar-besaran. Aku sudah mengatur posisi semua pasukan." Bharmal mengangguk setuju. Seorang pengawal datang menghadap dan memberi tahu Bharmal kalau Sujamal telah berhasil memukul mundur pasukan Mughal di Mewad. Dengan geram Bharmal berdiri dari duduknya dan dengan semangat berapi-api dia berkata, "Sujamal tidak bisa di biarkan. Kita harus mengirimkan pasukan untuk membantu kerajaan Mughal. Kita harus bisa membantu pasukan Mughal untuk mengalahkannya. Kita harus bisa memenangkan peperangan ini. Kita harus bisa menghancurkan pasukan mereka."
Hari sudah pagi, di Agra. Jodha berdoa di depan Kanha dengan menyanyikan Bhajan "Hey Mann Moham" dengan mata berkaca-kaca.
Para pelayan hindu menemukan murti di kamar mereka. Mereka sangat senang dan menyangka kalau Jodha yang telah memberikan murti itu pada mereka. Semuanya mengucapkan doa syukur. Karena selama ini mereka sangat kesulitan untuk berdoa, karena membawa murti ke istana adalah terlarang, dan hanya Jodha yang di izinkan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 186. Maham sedang sembahyang ketika Resham datang menemuinya. Resham menunggu sampai Maham selesai berdoa lalu memberitahunya kalau ada banyak patung dewa di istana. Maham terkejut dan menatap Resham dengan terbelalak. Maham berteriak pada Resham, "apa yang baru saja kau katakan? Kau tahu itu sangat di larang ditempat ini?" Resham dengan ketakutan menjawab kalau bukan dia pelakunya. Maham bertanya, "siapa yang berani melakukan itu? siapa pelakunya? Itu sangat di larang di harem ini. Jika yang mulia tahu hal ini, dia pasti sangat murka. Siapa yang berani melakukan hal seperti itu? Kita harus mencari tahu masalah ini. Ayo!" Maham dan Resham bergegas pergi meninggalkan kamar.
Kabar tentang pelayan hindu yang mendapat murti menyebar di istana. Para ratu dan pelayan sedang membicarakannya. Sebagian besar dari mereka menuduh Jodha yang melakukan hal tersebut. Seorang ratu berkata, "apakah kalian tahu apa yang telah di lakukan ratu Jodha?" Ratu lain menyahut, "iya, dia telah melakukan pelanggaran besar di istana ini. Dia telah melakukan hal yang sangat di larang di harem ini." Mereka semua berpendapat kalau Jalal pasti akan sangat marah pada ratu Jodha. Ruq yang mendengarkan pembicaraan itu sangat senang dan berkata dalam hati, "kau lihat itu, mereka sudah beralih melawanmu, ratu Jodha. Mereka akan segera berpindah pihak yang awalnya memihak padamu jadi melawan dirimu. Aku sangat kasihan padamu, ratu Jodha. Semua telah meninggalkan dirimu." Ruq tersenyum licik sesaat sebelum kemudian dia menata wajahnya dan mengatur air mukanya agar tampak berwibawa seperti biasanya....Sinopsis Jodha Akbar episode 187