Sinopsis Jodha Akbar episode 190 by Meysha Lestari. Hari pertama menjalankan kewajibannya sebagai kepala Harem di habiskan Jodha untuk belajar dan mengetahui tugas-tugasnya. Diantaranya adalah bagaimana membagikan uang pada pelayan. Jodha melihat petugas administrasi harem mengatur semua itu, dia bertanya, "beritahu aku bagaimana mengatur keuangan di harem ini?" Pegawai harem menjelaskan, "Yang Mulia ratu, setiap ratu dan pelayannya di harem ini di berikan gaji tetap setiap bulannya berdasarkan status dan jabatannya. Jika mereka membutuhkan biaya tambahan, mereka harus meminta terlebih dahulu. ~pegawai menunjukan sebuah kertas pada Jodha~ Ini daftar para ratu dan pelayannya. Dan di sini juga di sebutkan jumlah uang yang mereka terima. Ini sudah menjadi ketentuan turun temurun berdasarkan jabatan mereka. Kau juga harus membuat pengeluaran lain di harem ini. Kau juga harus mengawasi dana yang ada dan pengeluarannya juga." Mendengar penjelasan pegawai herem itu, Jodha berkata dalam hati, "oh Ambe Ma, ternyata ini lebih rumit dari yang kupikirkan."
Jodha kemudian menanyakan permasalah dari dua orang ratu yang menghadapnya, "katakan padaku apa masalahmu?" Jalal masuk keruangan itu, dan tersenyum mmelihat kesibukan Jodha. Jodha dengan serius mendengarkan pengaduan si ratu, "yang mulia, Nafisa menyimpan kain sutera yang di kirim untukku dari Multan. Dan sekarang dia menolak untuk mengembalikannya." Yang di sebut Nafisa menyangkal, "tidak yang Mulia, kain itu di berikan untukku. Dan dia mengambilmya dari si pengantar itu." Ratu yang lain mengeluh kalau dia butuh uang tambahan bulan ini, karena ingin memberikan uang tips untuk para pelayan. Moti melihat Jalal yang berdiri di belakang mereka. Dia memanggil Jodha hendak memberitahu kedatangan Jalal, tapi Jodha menyuruhnya diam, "diam, Moti. Biarkan aku dengarkan dulu keluhan mereka." Lalu Jodha kembali fokus mendengarkan masalah para ratu. Melihat itu Jalal tersenyum, menatap dengan kagum, lalu melangkah keluar.
Di pintu dia melihat berpapasan dengan Maham. Maham tertawa dan memberi salam. Jalal membalas salam maham. Maham berkata, "Ratu Jodha sepertinya sedang sibuk dengan tugasnya di harem." Jalal menatap Jodha dari jauh sambil menyahut, "sepertinya begitu, Badi Ami." Maham berkata, "ratu Ruqaiya juga biasanya mengatur harem. Tapi aku tidak ingat, kau pernah menunggu untuk bertemu dengannya. Bagaimanapun, Kaisar itu harus lebih di utamakan di banding keluhan di harem. Tak apa, ratu Jodha masih baru dalam hal ini. Aku akan kesana dan memberitahu dia jika kau ada di sini." Jalal dengan sedikit gugup melarang Maham melakukan itu, "tidak, Badi ami. Kau tidak perlu melakukan itu, aku tidak ingin kau memanggil dia. ~Maham sudah bersiap melangkah, dengan heran mengurungkan niatnya.~ aku bisa mengerti jika ini adalah hari pertamanya, pelan-pelan dia akan terbiasa dengan ini. Sejujurnya, aku senang melihat dia tidak memyerahkan tugasnya ini kepada orang lain. Aku sangat menghormati orang yang mementingkan pekerjaanya. Lihat, setelah memenangkan pemilihannya, dia bahkan tidak merayakannya, dia langsung mulai bekerja. Jadi aku tak ingin mengganggu dia." Maham tertawa dan berkata, "sejujunya, Jalal. Aku bisa melihat kau juga sudah berubah." Jalal tertawa setengah tersipu dan menjawab, "semuanya berubah seiring waktu, Badi ami. Waktu memberikanmu pelajaran-pelajaran yang baru. Aku mau pergi dulu. Aku akan menemui ratu Jodha nanti saja." Maham mengantar kepergian Jalal sambil tertawa. Tapi begitu Jalal lenyap, wajah jahatnya kembali terlihat.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Ruq terlihat bosan berdiam diri di kamar dan tidak melakukan apapun. Ruq berkata, "dulu aku yang mengurus harem. Aku tidak biasa duduk bermalas-malasan. Aku tidak tahu harus melakukan apa." Tiba-tiba muncul Hoshiyar, "salam ratu spesial," Ruq tertawa senang menyambut kedatangan Hosiyar, "kau tahu, sekarang aku merasa bosan sekali. Dan kau tidak ada di sini saat aku ingin mengatakan rasa frustasiku padamu." Hoshiyar menyahut, "tapi ratu, kaulah orang yang menginginkan ratu Jodha agar menjadi sibuk, agar kau bisa menghabiskan waktu bersama Yang Mulia, iyakan?" Ruq tertawa dan menjawab, "benar." Hoshiyar melanjutkan, "lalu kenapa kau masih ada di sini? Yang mulia baru saja mau menemui ratu Jodha. Tapi dia kembali lagi saat melihat Ratu Jodha sedang sibuk. Aku rasa kau harus menemui raja sekarang." Ruq tertawa mendengar saran Hoshiyar dan memujinya, "bagus sekali Hoshiyar, bagus sekali. Untuk pertama kalinya dalam hidupmu, kau melakukan sesuatu yang sangat luar biasa. Aku sangat bahagia hari ini." Ruq segera bergegas duduk di depan cermin, dan merapikan rambutnya. Hoshiyar bertanya, "apa yang akan kau lakukan? Ya allah, kau kelihatan beda sekali hari ini." Ruq menyahut, "tidak Hoshiyar. Aku tidak berubah sama sekali. Aku masih tetap seperti dulu. Aku hanya merubah kebiasaanku saja. ~Ruq tertawa~ Lupakan semua ini. Aku harap Ratu Jodha tidak curiga jika aku mengirimmu sebagai mata-mataku." Hoshiyar menjawab, "tidak, ratu. Ratu Jodha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dan tidak punya waktu untuk mencurigai orang." Ruq menyahut, "bagus sekali. Ratu jodha sibuk dengan pekerjaannya di harem. Dan aku punya banyak waktu. Sekarang aku akan menghabiskan waktuku bersama Jalal. Ngomong-ngomong, kau boleh kembali ke pekerjaanmu. kapanpun kau ada waktu, bawakan berita untukku." Ruq segera bangkit dan bergegas pergi. Hoshiyar memanggilnya, "kau mau kemana, yang mulia? Biarkan aku menyisirkan rambutmu dulu." Ruq tersenyum dan menolak, "tidak Hoshiyar. Hari ini, Jalal yang akan membantu merapikan rambutku. Aku tidak akan membiarkan dia sendirian."
Ruq pergi menemu Jalal. Saat itu Jalal sedang duduk di sofa membelakangi pintu. Jalal mendengar langkah kaki, dia menyapa, "selamat datang, Ratu." Ruq langsung menghentikan langkahnya dan tertegun. Jalal melanjutkan, "aku tau kenapa kau datang kesini." Mendengar itu senyum Ruq langsung mengembang, dia duduk di belakang Jalal dan bertanya, "Jalal, darimana kau tahu kalau aku yang datang?" Dengan sedikit bingung ~sepertinya Jalal menduga kalau Jodha yang datang~ Jalal menjawab, "aku mendengar langkah kakimu." Ruq memuji Jalal, "wow, ternyata kau punya bakat itu juga. ~lalu dengan nada protes~ Katakan padaku, jika kau punya waktu kenapa kau tidak datang padaku? Sekarang, aku tidak punya tugas ataupun tanggungjawab." Jalal menyahut, "itu benar. Aku penasaran kenapa kau memilih ratu Jodha. Dan bertanya-tanya apa alasanmu melakukan itu? Tapi sekarang aku tahu, kenapa kau melakukan itu." Ruq dengan nada menantang, "benarkah? Kalau begitu katakan padaku, kenapa aku melakukan itu?" Jalal dengan terus terang menjawab, "kau melakukan itu agar kau punya banyak waktu dan ratu Jodha tetap sibuk. Benarkan?" lalu dengan wajah murung Ruq berkata, "Jalal, aku sangat sedih mengetahui kalau kau sudah salah paham padaku. Aku hanya berusaha bersikap baik. Aku merasa jika semua orang menginginkan ratu Jodha yang mengatur harem. Dia harus mendapatkan kesempatan itu. Aku hanya berusaha menjaga martabat sebagai istri utama seperti yang kau sarankan. Aku hanya berusaha bersikap baik saja. Dan kau..salah paham padaku!" Jalal menyahut, "tidak, bukan begitu. AKu senang kau akhirnya mendengarkan saranku." Ruq mengangguk, "aku mengerti. Kau pikir aku ini keras kepala. Dan aku ini tidak pernah mendengarkanmu. Tapi sejujurnya, aku tidak pernah merendahkan nasihatmu itu. Tidak ada yanag lebih penting selain kau, Jalal. Tidak jabatanku ataupun kekuatanku." Jalal menyambut ucapan Ruq dengan nada datar, "aku senang mendengarnya, jika aku ini orang yang terpenting dalam kehidupanmu. Dan kau ingin menghabiskan waktu bersamaku. ~Ruq menyandarkan kepalanya di punggung Jalal dengan mesra~ Tapi ini sangat ironis. Kau punya waktu, kau sudah terbebas dari tugasmu tapi aku masih menjadi raja kerajaan ini." Ruq berkata kalu dia tidak ingin mendengar ada alasan, "kau harus menghabiskan waktumu bersamaku. Jalal, apa kau tidak bisa melakukan ini untuk istri utamamu?" Jalal berjanji, "baiklah, setelah perayaan besok, aku akan berusaha menghabiskan waktuku bersamamu." Ruq terlihat gembira, "benarkah?" Jalal mengangguk membenarkan. Ruq kemudian membuat rencana, "baiklah, kalau begitu, pertama kita akan bermain chaugan, lalu kita akan pergi beburu. Kita sudah lama tidak pergi berburu." Jalal menyahut, 'itu ide yang sangat bagus." Ruq memeluk pinggang Jalal dan menempelkan kepalanya di punggung Jalal dengan bahagia, "harus aku akui, Jalal. Aku senang bisa dekat denganmu."
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Sujamal sedang berjalan di pasar Agra, ketika dia mendengar percakapan dua orang pria tentang pesta yang akan di adakan Jalal. Mendengar itu Sujamal mendekati kedua orang itu dan bertanya perayaan apa? Salah satu dari lelaki itu memberitahu Sujamal tentang janji jalal yang akan mengadakan pesta bersama semua rakyatnya jika Jodha sembuh setelah minum racun untuk menyelamatkan Jalal. Sepeninggal lelaki itu, Sujamal terlihat sangat bahagia dan berkata dalam hati, "aku senang mendengarnya, Jodha. Semua orang sangat mencintaimu. Sebelum semua orang mengenaliku, aku harus pergi dari sini." Sujamal berniat akan pergi, tetapi tentara Mughal datang, mereka semua di perintahkan untuk mengontrol keamanan dan memeriksa setiap orang yang datang dan pergi dari agra. Semua itu di lakukan demi keamanan pesta terbuka yang akan di adakan Jalal.
Jodha terlihat panik saat Moti memberitahunya kalau jalal tadi datang menemuinya, "...kenapa kau tidak memberitahu aku, moti?" Moti menyahut, "aku sudah berusaha, tapi kau menyuruhku diam. Dan dari gerak-geriknya, Kaisar juga memberitahu aku dan meminta untuk tidak mengganggumu. Apa yang harus aku lakukan kalau begitu?" Jodha dengan nada penuh sesal berkata, "aku pikir kau ingin mengatakan yang lainnya. Aku tidak tahu jika kau akan mengatakan padaku tentang kedatangan yang mulia. Raja datang tanpa ada pemberitahuan. Aku yakin dia pasti berpikir, kalau aku tidak punya waktu untuknya. Dia pasti merasa sangat kecewa." Moti menenangkan, "aku yakin dia tidak akan merasa sekecewa seperti yang kau pikirkan itu. Saat itu dia tersenyum dan dari gerak tubuhnya, dia mengatakan kalau akan menemuimu lagi nanti." Jodha terlihat menyesal dan di liputi rasa bersalah, "tidak, aku harus minta maaf kepadanya. Aku tidak bisa menundanya." tanpa menunggu sahutan Moti, Jodha bergegas pergi.
Jalal sedang latihan pedang ketika Jodha menemuinya. Seperti biasa, setiap kali Jalal berlatih, dan setiap kali Jodha muncul secara tiba-tiba maka yang akan menyapanya adalah pedang Jalal yang terhunus. Untung Jalal sangat piawi mengontrol laju pedang, kalau tidak, entah sudah jadi apa Jodha sekarang.
Merasa bersalah karena menghunus pedang di depan wajah Jodha, dengan sedikit cemas, Jalal meminta maaf, "maafkan aku! ~Jalal terlihat salah tingkah~ Katakan padaku, kenapa kau kesini?" Jodha menjawab, "aku kesini untuk meminta maaf padamu. Kau datang menemuiku tapi saat itu aku sedang sibuk. Moti terlambat memberitahuku. Kenapa kau memberikan tanda agar dia tetap diam? Kau harus memberitahuku tentang kedatanganmu." Jalal tersenyum dan menyahut, "aku ingin memberitahumu, tapi saat aku tahu kau sedang sibuk dan tidak akan memperdulikan aku. Kau bahkan tidak akan memperhatikan jika ada malaikat." Jodha menyela, "tidak begitu. Hari ini hari pertama aku bekerja. Untuk pertama kali aku tidak mengerti tentang semuanya, aku sama sekali tidak tahu. Sejujurnya, aku harus memuji Ratu RUqaiya, dia sudah lama sekali mengatur harem dan tidak pernah mengeluh. Dia sudah bekerja keras tanpa lelah bahkan aku saja lelah di hari pertama...Yang Mulia!" Jalal segera memotong ucapan Jodha, "cukup..cukup..! Aku hanya bercanda, Ratu Jodha. Sejujurnya, aku suka melihat kau sibuk dengan pekerjaanmu itu." Jodha menyahut, "ya. itu benar, tapi...aku bahkan tidak bisa bertemu denganmu, itu tidak benar." Jalal berkata, "sejujurnya, kalau kau mengabaikan pekerjaanmu itu, aku tidak akan menyukainya." Jodha tercengang, "apa?" Jalal melanjutkan, "sejujurnya aku tidak suka dengan orang yang tidak bekerja dengan serius. Biar kuberitahu, walaupun kau sibuk dengan pekerjaanmu, kau tetap terlihat cantik." Jodha tersipu dan tertunduk malu, Jalal menatapnya sambil tersenyum mesra. Jodha terdiam sesaat lalu berkata, "kau sepertinya sedikit berbeda saat kau ada di ruang sidang." Jalal menyahut cepat, "ya. Itu karena aku seorang kaisar. Tapi di sini...disini aku adalah teman dan suamimu.." Jodha kembali tercengang, keduanya saling beradu tatap. Lalu dengan sedikit jengah Jodha berkata, "kalau begitu, aku punya permintaan padamu sebagai teman, jika kau menemuiku lain kali, aku mohon jangan pergi secara diam-diam. Temui aku dulu sebelum kau pergi." Jalal berkata dia akan mengusahakannya, "tapi aku tidak enak hati jika harus menggangu pekerjaanmu..." Jodha dengan cepat menyela, "apa katamu? Hati? Tapi bukankah kau bilang kalau kau tidak punya hati?" Jalal tersenyum dan mengelak, "Ratu Jodha, sebaiknya kita putuskan saja nanti apa aku ini punya hati atau tidak. Sekarang, kau punya banyak tanggung jawab, jadi kau harus kembali ke pekerjaanmu." Jodha tertawa, "baiklah..!" Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, Jodha membalikan badan dan pergi meninggalkan Jalal yang menatap kepergiannya sambil tersenyum.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Jodha sedang menjalankan tugasnya di harem. Dia memanggil petugas harem dan meminta mereka mengecek semua fasilitas yang ada di harem dan memanfaatkannya untuk memfasilitasi semua orang, "..temui pegawai lain dan bicarakan masalah ini dengan mereka. Fasilitas yang sudah berjalan dengan baik jangan di ganggu, tapi yang tidak pada tempatnya, perbaiki. Kalau ada masalah tolong beritahu aku secepatnya." Tiba-tiba seorang pengawal wanita menyeret pelayan ke hadapan Jodha. Pengawal dan pelayan itu memberi salam. Jodha menatap pelayan yang di bawah pengawal itu, dia menangis. Melihat itu Jodha bertanya, "ada apa? kenapa dia menangis?" Pengawal mengadu kalau pelayan itu tidak melakukan kerjanya dengan baik. Dia mencuri-curi waktu untuk istirahat dan mengabaikan pekerjaanya. Si pelayan menjawab kalau dia sedang sakit dan meminta maaf. Pengawal mengatakan kalau pelayan itu berbohong dan meminta Jodha agar menghukumnya, kalau tidak pelayan-pelayan lain akan ikut-ikutan seperti dia. Jodha segera berdiri mendekati pelayan itu, menyentuh kening dan lehernya lalu dengan tegas berkata, "orang sakit harus di berikan perawatan, bukan hukuman. Bawa dia ke tabib dan berikan perawatan." Pengawal mencoba menolak, "aku minta maaf, nyonya. AKu mohon jangan memberikan toleransi kepada pelayan seperti ini. Kalau Ratu Ruqaiya di sini dia pasti akan baik-baik saja." Jodha menjawab dengan tegas, "sekarang Ratu Ruqaiya tidak mengurus harem lagi. kau tidak bisa memaksa orang yang sedang sakit untuk bekerja. Lakukan apa yang sudah di perintahkan padamu." Pengawal segera membawa pelayan itu pergi. Lalu Hoshiyar berkomentar, "begitulah seharusnya budak di perlakuan, Yang Mulia. Biasanya, mereka di paksa untuk bekerja sampai mereka mati, lalu baru di gantikan dengan orang lain." Mendengar kata-kata Hoshiyar, Jodha terlihat sangat prihatin. Lalu pada pegawai Harem, Jodha berkata, "suruh semua pelayan di harem untuk berkumpul."
Tiba-tiba Ruq muncul sambil bertepuk tangan dan tersenyum lebar, "bagus, ratu Jodha, sangat bagus. Kau sudah mulai mengelola harem." Jodha segera berdiri, dan memberi salam pada Ruqaiya sambil bertanya, "..ada apa kau kesini?" para pegawai Harem segera pergi meninggalkan mereka, tinggal Moti dan Hoshiyar saja. Ruq berkata, "tidak ada alasan bagiku untuk melihat apa harem ini di kelola dengan baik atau tidak." Jodha menyahut, kalau dia baru mulai belajar, "sejujurnya, di hari pertama ini, aku semakim mengagumimu. Bagaimana kau bisa mengatur banyak hal yang ada di harem ini dan masih punya waktu untuk diri sendiri? Kau pantas untuk di puji." Ruq dengan bangga mejawab, "terima kasih. Inilah kenapa aku memilihmu. Kau mengatakan kalau aku sudah salah mengelola Harem. Jadi aku ingin kau tahu kalau tidak mudah mengurusnya. Dan alasan lain lagi, karena aku ingin terbebas dari tanggung jawabku atas harem agar aku bisa menghabiskan waktu bersama Jalal. ~Jodha tersenyum tipis~ Karena aku sangat sibuk mengelola harem, Jalal semakin menjauh dariku....ada ratu yang mengambil keuntungan dari situasi ini. Dan akan memisahkan Jalal denganku selamanya. ~Jodha tercenung merasa tersindir~ Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi." Lalu dengan perasaan tidak enak, Jodha menyahut, "kau tidak perlu khawatir, ratu Ruqaiya. Kaisar bukan anak kecil, dia bisa menilai orang. Tidak ada yang bisa mengendalikannya."
Ruq tersenyum dan berkata, "ngomong-ngomong, lupakan saja. Sebenarnya, aku sudah merencanakan untuk pergi keluar dengan Jalal. Tadinya aku memutuskan untuk mengajakmu bersama kami, tapi kau pasti sibuk dengan pekerjaanmu ini, iyakan? Sebenarnya aku berencana akan bermain Chaugan dalam beberapa hari lalu akan pergi berburu, tadinya aku memutuskan untuk mengajakmu. Jika kau ikut itu akan sangat menyenangkan bagi kita. Sejak kau menerima pekerjaan ini, aku bebas menghabiskan waktuku bersama Jalal. Dan aku tidak akan di ganggu kali ini. Baiklah, aku harus pergi sekarang. Aku harus membuat persiapan untuk besok." Ruq melirik Hoshiyar, dan tanpa menunggu sahutan Jodha, dia segera beranjak pergi.
Sinopsis Jodha Akbar episode 190. Para pelayan telah berkumpul sesuai dengan perintah Jodha. Jodha menemui dan berbicara di depan mereka semua. Kata Jodha, "katakan padaku, apa kalian senang bekerja di harem?" Seorang pelayan menjawab, "ya nyonya." Pelayan lain mengatakan kalau sebagian besar mereka sudah bekerja cukup lama dan sepanjang waktu, tanpa libur dan lain-lain. Dengan prihatin jodha berkata, "dengar, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian. Aku tidak menerima tanggung jawab gundik ini untuk mendapatkan kekuasaan. Aku menerima tanggung jawab ini untuk menolong para pegawai yang ada di harem. Agar merasa puas, seseorang haus bekerja dengan niat yang tulus, bukan karena di paksa." Pegawai harem menyela, "maafkan aku yang mulia Ratu. Tapi mereka ini adalah budak. Mereka tidak punya hak atas hidup mereka sendiri. Sangat beruntung sekali mereka bisa menghabiskan masa hidupnya dengan memberikan pelayanan di harem. Itu adalah hukum di harem." Jodha menyahut, "dulu memang begitu. Tapi sekarang tidak. Jika ada yang tidak ingin bekerja di harem, atau terpaksa bekerja di sini. Dan jika kalian ingin kembali ke kehidupan kalian lagi. Aku akan hargai keinginan itu dan kalian di izinkan untuk melakukannya" Maham tiba-tiba muncul dan mengawasi pertemuan itu dengan penasaran. Jodha melanjutkan, "jadi beritahu aku, siapa diantara kalian yang ingin berhenti bekerja dari sini?" Mendengar kata-kata Jodha, Maham dengan lantang menyela, "Ratu Jodha..! ~Jodha menatap Maham~ Ini sangat bertentangan dengan peraturan kerajaan. Para budak ini sudah melayani kerajaan Mughal selama bertahun-tahun." Jodha dengan tenang mejawab, "sekarang mereka tidak akan seperti itu. Aku tidak akan memaksa mereka bekerja kalau mereka tidak mau. Mereka juga manusia." Maham berkata, "mereka tidak di paksa, mereka bekerja atas kemauan sendiri." Jodha menyahut, "baiklah, kebenaran akan terlihat, dan siapapun yang tidak bekerja di sini dengan niat tulus, aku akan langsung membebaskan orang itu." Maham mengatakan kalau itu sudah menjadi aturan kerajaan mughal dan Jodha tidak berhak merubahnya. Jodha menyahut, "baiklah. Tapi sekarang akulah yang memegang tanggung jawab itu." Lalu pada para pelayan Jodha bertanya, "katakan padaku, siapa yang mau bekerja di harem dan siapa yang tidak mau bekerja di sini?"
Suasana hening sejenak. Lalu seorang pelayan mengatakan kalau dia ingin bebas. lalu di ikuti beberapa pelayan yang lain. bahkan sebagian dari mereka ingin bebas. Pada Maham Jodha berkata, "kau baru saja bilang jika mereka bekerja di sini tanpa paksaan. Kalau begitu apa permasalahannya, maham anga?" Maham anga terdiam. Jodha melanjutkan, "bekerja di harem memiliki harga diri dan martabat. Orang yang bekerja di sini terhormat. Dan jika ada orang yang tidak ingin bekerja di sini, aku akan langsung membebaskan orang itu." Maham berteriak, "Tidak!" Jodha menatap maham. Maham pun balas menatapnya..Sinopsis Jodha Akbar episode 191