Sinopsis Jodha Akbar episode 181 by Jonathan bay. Seorang pelayan datang hendak menemui jalal untuk menyampaikan pesan dari ratu khas (khas Begum). Tapi Shabuddin mengatakan kalau yang mulia sedang sibuk dan tidak dapat di ganggu. Maham angga yang memang sudah mengincar pesan yang di bawa pelayan tersebut segera menghampiri. Shabuddin dan pelayan memberi Maham salam. Maham membalasnya dan bertanya, "apa yang terjadi?" Shabuddin memberitahu Maham kalau pelayan ingin bertemu dengan kaisar, tapi kaisar sedang sibuk. Maham menatap pelayan dengan tatapan tertarik dan berkata, "pesanmu adalah dari kepala permaisuri untuk kaisar, bukan?" Dengan sopan pelayan menjawab, "ya, perdana menteri." Maham lelu berkata kalau pelayan itu dapat menitipkan pesannya pada menteri, "menteri akan melaporkannya kepada kaisar segera setelah kaisar menyelesaikan pertemuannya." Pelayan kemudian menitipkan pesan pada Shabuddin dengan berkata, "kepala permaisuri ingin pergi berperahu dengan kaisar malam ini. Beliau akan menunggu yang mulia di pingir sungai Agrasen." Lalu pelayan pamitan.
Shabuddin berkata kalau dia akan menyampaikan pesan itu pada kaisar. Maham anga dengan licik mengaburkan
pemikiran Shabuddin dengan mengatakan, "pesan itu dari khas begum, permaisuri kepala, Ratu Jodha. Dia menjadi kepala permaisuri setelah dia menyelamatkan nyawa kaisar. Belakangan ini, dia telah mengirimkan begitu banyak pesan." Shabbudin menyahut, "Benar, Perdana menteri. Ratu Jodha memang pantas menjadi kepala permaisuri. Karena dia telah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan nyawa kaisar." Maham setuju. Sambil tersenyum licik, dia meninggalkan Shabbudin setelah sebelumnya memastikan kalau shabuddin akan mengatakan kalau ratu Jodha mengirim pesan pada Kaisar. Shabbudin memberi hormat.
Setelah maham pergi, Jalal datang. Shabuddin segera menyampaikan pesan pelayan tadi pada Jalal bahwa ada pesan dari kepala permaisuri. Mendengar kata-kata Khas begum/kepala permaisuri, dia langsung teringat ketika Rahim menyebut Jodha dengan sebutan Khas begum/kepala permaisuri. Jalal bertanya apa isi pesannya? Shabuddin mengatakan kalau ratu Jodha ingin berjalan-jalan dalam perahu bersamanya, "dia akan menuggu anda di tepi sungai Agrasen." Jalal tersenyum. Lalu dia memanggil pengawal untuk menyampaikan balasan pesan tersebut bahwa dirinya akan menunggunya dalam perahu untuk berlayar malam ini. Maham mengintip semua kejadian itu dari balik tirai sambil nyengir dan berkata dalam hati, "yang harus aku lakukan hanyalah menguatkan diriku di ranah politik."
Sinopsis Jodha Akbar episode 181. Jodha yang menerima pesan dari Jalal terlihat senang walaupun tidak mengungkapkannya secara berlebihan. Dia sedang duduk di sofa dengan buku terbuka di tangannya. Moti yang melihat itu tidak melewatkan kesempatan untuk mengodanya. Moti berkata, "Apa yang terjadi, Jodha? Kaisar Jalal ingin berlayar denganmu di bawah sinar rembulan malam ini. " Jodha dengan pura-pura sengit protes, "belakangan ini, kau mulai berani bicara melewati batas, moti. ~Moti langsung menunduk, pura-pura takut~ Berhentilah bicara omong kosong. Aku harus pergi karena itu perintah Kaisar. Dan aku juga sudah pernah berlayar dengan dia sebelumnya. Ini bukanlah sesuatu yang luar biasa." Moti dengan senyum di kulum menyahut, "kau benar, ini bukanlah sesuatu yang besar. Yang perlu di perhatikan adalah kaisar sendiri yang mengirimkan pesan itu. Akan sangat menyenangkan melihat kalian berdua dalam satu perahu."
Jodha melirik Moti dan berkata, "berhentilah bahagia seperti itu. Dia pasti memanggilku untuk suatu pekerjaan." Moti tidak setuju, "jika dia memiliki pekerjaan untukmu, dia pasti sudah memanggilmu untuk mendiskusikannya di ruang pertemuan. Dia tidak akan mengundangmu dalam perahu pada malam hari." Jodha dengan pura-pura cuek berkata, "aku tidak tahu mengapa dia memanggilku." Moti mengejarnya dengan pernyataan, "tapi aku tahu kenapa dia memanggilmu. Karena dia ingin berduaan denganmu. Dia terus mencari segala cara untuk menghabiskan waktunya berdua denganmu. Dia mengajakmu untuk ziarah dan sekarang mengundangmu untuk berperahu. Dan kau masih belum mengerti mengapa dia melakukan hal itu." Jodha menoleh kearah moti dan menodongnya, "oh jadi kau mengerti alasannya, moti? Sekarang, biarkan aku membaca buku dan tinggalkan aku sendiri." Moti menyahut, "baiklah... Jodha." lalu moti meninggalkan Jodha sendirian. Sepeninggal Moti Jodha terlihat gembira sampai senyum-senyum sendiri dan berkata, "kaisar mengundangku naik perahu bersamanya."
aku senang kau mendengarnya. Tolong pilih pakaian untuk malam ini." Jodha masih berkeras kalau dia ingin mempersembahkan dirinya secara apa adanya di hadapan kaisar dan tidak ingin dandan berlebihan. Moti membujuk dengan berkata kalau kaisar pasti akan menyukainya. Jodha tetap menolak. Moti membujuknya lagi, "demi tuhan, beritahu aku, tidakkah kau ingin terlihat spesial malam ini?" Jodha menatap moti, terpana sesaat, lalu keduanya tertawa. Jodha berkata, "Moti, kau jadi nakal belakangan ini. Kau tidak akan membiarkan aku kecuali kau merias diriku kan?" Moti mengangguk. Jodha kemudian mendekati moti dan memilih pakaian yang akan di kenakannya. Moti mencocokan pakaian ketubuh Jodha. Setelah menemukan pakaian yang tepat, Moti mulai merias Jodha secantik-cantiknya.
DI kamarnya, jalal juga sedang menghias diri dengan sangat excited. Jalal memuaskan diri sendiri dengan berkata, "ini terlihat bagus." Pelayan menyahut, "benar, yang mulia. ~dia lalu mengeluarkan botol parfun dari saku bajunya dan memberikannya pada Jalal~ Yang mulia, ini wewangian dari Bukhara. Kata orang, wewangian ini dapat menarik wanita mendekati pemakainya." Tanpa ragu-ragu Jalal kemudian mengoleskan parfum itu kebelakang telinganya dan kebeberapa bagian tubuh yang lain.
Jodha duduk di dalam tandu dalam perjalanan menuju tepi sungai Agrasen. Dalam hati Jodha berdoa, "aku harap aku tidak terlambat dan kaisar tidak marah
karenanya." Lalu Jodha memanggil Moti dan berkata, "Moti, tidaklah benar kalau sampai membuat kaisar menungguku." Moti dengan santai menyahut, "dia pasti menunggumu. Dia tahu kalau kepala permaisurinya pasti akan menghabiskan waktu yang lama untuk berdandan, benarkan?" Jodha mengeluh pada Moti kalau sampai dia terlambat, itu pasti karena dirinya, "kau menghiasku seperti boneka dan membuatku kehilangan banyak waktu." Moti tertawa mendengar keluhan Jodha.
Maham menemui Ruq yang masih ada di kamarnya dan bertanya kenapa Ruq belum berangkat? Maham mengatakan tidak baik membuat jalal menunggu. Ruq berkata kalau dirinya akan segera berangkat. lalu mengucapkan selamat tinggal pada Maham. Maham berkata dalam hati kalau dia senang Ruq mengikuti sarannya sehingga Jodha bisa berangkat lebih dahulu. Maham yakin Ruq malam ini pasti akan kembali dengan kecewa.
Jalal tiba di sungai terlebih dahulu. Dia turun dari kudanya menuju ke perahu. Jalal menyempatkan diri melihat kesekeliling dan melihat begitu banyak pengawal berjaga di tempat itu. Jalal bertanya pada pengawalnya kenapa begitu banyak prajurit? Pengawal berkata untuk melindungi Jalal. Jalal berkata, "kenapa? apakah aku tidak bisa melindungi diriku sendiri?" Pengawal menjawab tentu saja dia bisa, tapi ini perintah dari perdana menteri agar tidak meninggalkan Jalal sendirian. Jalal tidak bisa berkata apa-apa atas perhatian maham.
Di kamarnya, maham dan resham tertawa terbahak-bahak. Resham memuji maham yang sangat pintar. Resham bertanya apa yang akan terjadi selanjutnya? Maham menyuruh Resham menggunakan otaknya. Resham berkata kalau Ruq pasti akan mengusir Jodha dan dia yang akan pergi dengan Jalal. Maham mencela Resham karena terlalu bodoh. Maham yakin Jodha yang akan pergi dengan Jalal. Pertanyaanya adalah apakah Ruq akan membuat keributan di sana atau pergi dengan diam-diam. Maham merasa kasihan pada Ruq, tapi ini adalah hukuman dari Maham karena pernah mempermalukan dirinya di hadapan Jodha. Sekarang Ruq akan menanggung malu karena telah mempermalukannya.
Adham datang melihat maham dan Resham tertawa-tawa, dia menegur, "Hebat ibu, kau membuat dirimu sibuk. Sementara putramu di permalukan di hadapan semua orang." Maham bertanya apa yang membuatnya di permalukan. Adham berkata kalau jalal telah mencopot jabatannya sebagai komandan di Malwa dan memberikannya pada Peer Muhammad. Mahamter belalak tak percaya. Adham memberi tahu Maham kalau dirinya kini bekerja sebagai bawahan Peer Muhammad. Adham berkata kalau ibunya perdana menteri tapi tidak melakukan apapun untuk membantunya. Maham berkata kalau itu semua salah adham sendiri. Jalal sudah memyuruhnya untuk pergi ke Malwa, tapi adham tidak mau meninggalkan Agra. Maham kemudian memberi beberapa arahan pada Adham tentang bagaimana merebut kembali posisi itu dari Peer Muhammad. Sisanya nanti maham yang urus. Maham juga bepesan agar Adham belajar untuk mengendalikan emosinya sebab kalau tidak itu dapat menyebabkan masalah unuk dirinya di suatu hari. Dan jika itu sampai terjadi, maka Maham tidak akan berdaya untuk menolongnya.
Tandu Ruqaaiya masih dalam perjalanan. Ruq bertanya pada Hoshiyar apakah mereka sudah berada di dekat sungai? Hoshiyar mengatakan mereka akan segera tiba di sana. Ruq terlihat resah. Tiba-tiba dia melihat tandu Jodha di tepi sungai. Ruq bertanya-tanya, "apa yang di lakukan tandu kerajaan di sini? Siapa lagi yang datang kemari?"
Di tepi sungai, Jalal mengulurkan tanganya. Jodha dengan ragu-ragu menyambut uluran tangan itu. Jalan menuntunya naik ke parahu.
Ruqaiya sampai di tepi sungai. Dia bergegsa turun dari tandunya. Dengan penasaran dia memandang wanita yang duduk bersama Jalal di perahu. Saat dia menyadari kalau wanita itu adalah Jodha, Ruq terbelalak tak percaya dan berkata dalam hati, "apa yang di lakukan Ratu Jodha di sini?" Sinopsis Jodha Akbar episode 182